Nuansa indah melukis kisah.
Uraikan rasa yang tak sempat terungkap.
Relakan diri melawan terjalnya badai masa depan.
Lalu, sejenak ku termenung.
Akankah ada masa dimana aku bersamamu?
Iya... Itulah tanyaku.
Lalu, sejenak ku berfikir dengan keras.
Akankah kau benar-benar ada di masa depanku?
Tanyaku dalam angan penuh harap.
Untukmu, seseorang yang selalu ada di setiap bait doaku.
Laksana mentari menerangi jalanmu untuk bertemu denganku.
Muhammad,, dan entahlah siapa namamu?
Ucapku, yang tengah teriang tentangnya.
Ferdinand de Saussure, Itulah bapak Linguistik Modern.
Iya, kini ku mulai mengerti makna kisah ini.
Dirimulah, ya dirimu duhai sang pelipur laraku.
Arti bahwa kamulah yang pantas menjadi ayah dari anak-anakku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H