Cerita 4 tahun lalu. Saat Jokowi tawarkan kursi menteri pertahanan, Prabowo bingung. Jika mau masuk kabinet Jokowi, apa kata dunia? Apa kata pendukungnya? Apa kata pentolan 212?
Pendukung Prabowo kecewa jika Prabowo mau bergabung dengan Jokowi. Namun pada akhirnya, Prabowo luluh dan bergabung dengan Jokowi. Alasan pun dimodifikasi sedemikian rupa, demi persatuan bangsa dan negara.
Tawarkan Jokowi tentu saja menggiurkan. Selain bisa mencicipi kursi menteri pertahanan, menempa pengalaman di pemerintahan, kesempatan mengorbitkan diri melalui prestasi, Prabowo mendapat tawaran spektakuler. Apa itu? Jokowi mengatakan "sesudah saya, jatah anda".
Ya, sesudah saya, jatah anda. Saat ini, anda perlu mendukung saya. Dan nanti, kursi nomor 1 RI menjadi jatah anda. Saya akan mendukung anda. Itulah sebabnya, Jokowi pernah kseleo lidah di muka umum dengan mengatakan: "Sesudah saya, jatahnya Pak Prabowo", kata Jokowi saat keduannya hadir pada ulang tahun Perindo, 7 November 2022 lalu.
Prabowo pun secara "brutal" memastikan dukungan publik kepadanya. Kali ini, ia tidak boleh kalah lagi. Gibran, putra Jokowi dirayu agar menjadi cawapresnya. Kaesang, didorong mengambil alih PSI dan merapat kepadanya. Kini, status Gibran itu menunggu hasil keputusan judical review dari MK terkait usia cawapres.
Apakah Jokowi mendukung Prabowo? Ya. Apakah Jokowi salah mendukung Prabowo? Tidak. Karena dari awal ada deal-deal mereka. Lalu bagaimana dengan Ganjar Prabowo?
Dari segi historisnya, Jokowi duluan memberi dukungan kepada Prabowo ketimbang Ganjar. Saat Prabowo merapat di kabinet Jokowi, saat itu, posisi Ganjar sebagai capres belum menguat apalagi diputuskan seperti saat ini oleh PDIP.
Apakah Jokowi mendukung Ganjar sebagai capres? Ya. Sebagai anak kandung ideologis PDIP, dibesarkan oleh PDIP, Jokowi taat pada keputusan partai. Jokowi tentu saja mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Jadi dua-duanya didukung.
Lalu bagaimana dengan pendukung Jokowi? Apakah mendukung Prabowo atau mendukung Ganjar? Terserah pemilih. Keputusan siapa yang dipilih, dikembalikan kepada masyarakat itu sendiri.
Silakan memilih Prabowo, jika mau. Silakan juga memilih Ganjar jika cocok. Namun jangan memilih yang satu itu. Itu bisa membuat program pembangunan berbalik 360 derajat. Baik Prabowo dan Ganjar sudah bertekad akan meneruskan pembangunan IKN sebagai legacy terbesar Jokowi untuk bangsa ini.
Terobosan Politik
Bisa jadi (walaupun kecil kemungkinan), PDIP berubah haluan, Ganjar menjadi cawapres Prabowo. Jika hal ini terjadi, maka Pilpres hanya satu putaran. Prabowo-Ganjar dengan mudah menekuk Anies- Muhaimin. Namun sangat besar kemungkinan 2 putaran jika ada tiga capres. Capres yang berpotensi masuk putaran kedua adalah Prabowo dan Ganjar. Anies akan dipastikan tersingkir.
Masalahnya jika pilpres 2 putaran, besar kemungkinan Prabowo menang. Pendukung Anies secara mayoritas mengalihkan dukungan mereka kepada Prabowo. Kecuali jika yang masuk dua putaran adalah Anies dan Ganjar, maka pendukung Prabowo akan berbalik mendukung Ganjar. Namun hal ini sangat tipis kemungkinannya.
Kalkulasi politik ini masuk dalam insting Megawati. Namun besar kemungkinan Megawati tetap mendukung Ganjar tetap capres tersendiri dan maju tak gentar. Megawati tidak mau menjadikan Ganjar sebagai cawapres Prabowo. Mau ditaruh kemana muka ini. Padahal sebetulnya, jauh di bawah hati nurani Jokowi, Prabowo-Ganjar lebih baik bersatu.
Noda hitam Prabowo pada masa lalu dan mungkin nasibnya yang selalu kalah, bisa jadi pemicu Ganjar memilih menjadi capres dan berkata No pada cawapres Prabowo. Tentu peluang Ganjar untuk menang Pilpres juga besar. Maka menarik untuk melihat percaturan selanjutnya.
Dalam beberapa hari ke depan, kita menunggu kontestasi dan konstelasi perpolitik di tanah air. Pertama, keputusan MK soal batas usia capres dan cawapres, kedua: siapa pasangan wakil masing-masing dari Prabowo, Ganjar. Anies sudah jelas, Muhaimin Iskandar.
Jika sudah jelas capres dan cawapres yang mendaftar di KPU, maka tensi perpolitikan di tanah air akan panas membara. Baku hantam lewat opini dan koment semakin sedap. Begitulah towitowi.
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H