Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Jokowi ‘Gila’ dan Ahok ‘Bajingan’, Skenario Singapura atas Indonesia Gagal

16 Mei 2016   14:37 Diperbarui: 4 April 2017   18:28 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (Kompas.com)

Impian gila Jokowi menjadikan Indonesia negara maju bukan hanya mimpi atau isapan jempol. Pada tahun 2030 mendatang, Indonesia sangat berpeluang menjadi negara tujuh besar kekuatan ekonomi dunia mengalahkan Jerman dan Inggris. Berdasarkan riset the economist 2012, Indonesia diramalkan akan menjadi salah satu negara maju dengan pendapatan perkapita 24 ribu dollar As perkapita pada tahun 2050. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 lalu sebesar 4,8 persen,  menjadi salah satu indikator bahwa negara ini memang sedang tumbuh. Bila Indonesia berhasil membangun infrastruktur jalan darat dan laut, berhasil mengelola sumber daya alam dengan efisien, maka Indonesia di mata dunia adalah masa depan. Sebuah investasi yang menarik dan menguntungkan dan akan berperan sangat besar di kawasan.

Nah inilah yang menakutkan Singapura. Jelas bukan sekarang, tetapi 5-20 tahun lagi. Singapura jelas ketakutan jika kejayaannya hilang sebagai pengendali perekonomian di kawasan ASEAN. Jelas  jika semua telah dimiliki oleh  Indonesia, maka peta penguasaan ekonomi ASEAN bahkan sampai Asia Pasifik akan berada di tangan Indonesia. Maka tak heran jika Singapura mulai berpikir keras bagaimana menina-bobokan Indonesia.

Para agen-agen intelijen Singapura terus sibuk berpikir dan sibuk mengeluarkan dana besar untuk membeli pejabat-pejabat yang bisa dibeli supaya melemahkan pemerintahan yang ada. Mereka juga mempunyai koneksi LSM-LSM lapar di Indonesia yang bisa berteriak keras yang terus menyerang pemerintahannya. Singapura berani untuk melemahkan Indonesia karena negara kecil ini dibekingi oleh sekutunya Amerika dan Inggris. Singapura pun belajar dari Israel  di Timur-Tengah yang mampu mendikte negara-negara tentangganya.

Caranya, Indonesia terus diganggu dengan menghidupkan isu-isu sektarian, teroris dan radikalisme melalui dana-dana yang disalurkan di berbagai LSM dan ormas-ormas. Singapura bekerja sama dengan Barat akan terus  berupaya agar Indonesia terus ribut, berantem, lemah dan kehabisan energi. Dengam begitu Indonesia sulit fokus memajukan perekonomiannya. Indonesia seperti sejarahnya pada masa lalu, sibuk berkelahi, bertengkar dan lupa membangun bangsanya.

Itulah sebabnya pemerintahan Jokowi terus melempar isu bangkitnya PKI. Itulah salah satu cara melawan isu-isu sektarian dan radikalisme yang mungkin ikut dilancarkan oleh bangsa lain. Padahal sebenarnya isu PKI itu hanya taktik pemerintah untuk menghajar ormas-ormas yang berbaju keagamaan. Selama ini pemerintah sulit membubarkan ormas-ormas atau berbagai organisasi itu karena mereka memakai agama sebagai tamengnya. Maka cara menghajarnya adalah melempar isu komunis kepada ormas-ormas itu  sehingga pemerintah punya cara untuk menekuknya atas nama ideologi juga. Jika isu-isu sektarian itu berhasil dipadamkan pemerintahan Jokowi, maka pemerintah akan fokus membangun tanpa gangguan.

Maka ketika saya melihat etos kerja Jokowi dan Ahok yang luar biasa dalam membangun bangsanya 1-2 tahun ini, saya akan berani menyebut keduanya ‘gila’ dan ‘bajingan’,  dalam tanda petik. Jika kedua orang itu sudah ‘gila’ dan ‘bajingan’ dalam membangun bangsa ini, maka kepada yang lain, diharapkan bangun dari tidur. Jangan hanya terus mengutuki kebodohan, kemiskinan, kemelaratan dan kehinaan bangsa ini. Bangunlah dari tidurmu yang panjang, Singapura sedang mengintai bangsa anda.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun