Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

RJ Lino Tersangka, Permainan Sofyan Djalil dan Kalla Terkuak, Rizal Ramli Bersorak

26 Desember 2015   08:00 Diperbarui: 27 Desember 2015   12:30 66604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak lagi pengadaan alat-alat lain di Pelindo II. Semuanya menggunakan jaringan Ahmad Kalla. Tidak kebetulan jika salah satu yang mangkrak adalah mobil crane yang sedang ditangani polisi ini. Sejak kedatangannya tahun 2012 belum pernah digunakan. Dalam hal ini, negara rugi Rp 50 miliar. Inilah adalah fakta, polisi sudah tahu permainan itu.

Fakta mengejutkan lain adalah soal permainan Lino, Djalil dan Kalla lewat sebuah perusahaan bernama PT Bukaka Utama. Ternyata, rumor yang selama ini beredar dimana R.J Lino menguasai saham perusahaan tersebut, adalah benar adanya (Referensi baca di sini). Adapun penguasaan saham itu melalui tangan menantunya orang Malaysia bernama Moh Ezra Effendi yang menikahi putri RJ Lino bernama Clarissa. Transaksinya dilakukan pada tahun 2010 melalui perusahaan Armadeus Acquisition dengan akuisi saham PT Bukaka sebesar 46,6%. Walaupun Kalla membantahnya, namun publik sudah curiga (Kalla bantah keluarga RJ Lino punya saham di Bukaka).

Perusahaan Armadeus Acquisition dinahkodai oleh Moh Ezra Effendi. Sedangkan putra putri RJ Lino adalah pemegang saham Armadeus Acqusition. RJ Lino pun menempatkan orang-orang Bukaka di beberapa anak perusahaan PT Pelindo II antara lain adalah Imron Zubaidi eks pegawai PT Bukaka Utama. Dia diangkat RJ Lino sebagai Komisaris Utama PT Pengerukan Indonesia (Persero), yang kini telah menjadi anak perusahaan PT Pelindo II.

Tidak kebetulan juga, ternyata Bukaka ini berafiliasi dengan Kalla Group –bisnis keluarga Wakil Presiden Jusuf Kalla – yang terlibat dalam kegiatan konstruksi dan teknik. Bukaka beserta semua afiliasinya ini mengoperasikan 9 unit bisnis yang produksi menara baja, jembatan baja, jembatan penumpang pesawat, konstruksi jalan, alat minyak gas dan kendaraan tujuan khusus dan bergerak dalam pembangkit listrik, menggembleng dan pemeliharaan dan layanan lepas pantai.  

PT Bukaka sendiri pernah delisting dari Bursa Efek pada tahun 2006 karena performance keuangan yang tidak bagus yakni mengalami aktiva negatif selama 3 tahun berturut turut. Mengejutkan, di kemudian hari Bukaka bisa relisting karena intervensi Sofyan Djalil sebagai Menko Perekonomian waktu itu. Hal lain, waktu Bukaka disuspend pada tahun 2006, Achmad Kalla lah yang membantu dan menalangi semua kewajiban ke pihak ketiga (Referensi baca di sini).

Kembali ke alat-alat ABM mangkrak. Jadi, pembelian ini seperti mainan. Uang negara diputar ke sana kemari yang ujungnya lari ke kantong kongsi bisnis. Beking orang kuat ini pula (JK) yang membuat RJ Lino seperti tak tersentuh walaupun banyak sekali protes dan laporan tentang dia. Seperti fakta tadi dimana Bukaka adalah kongsi utama keluarga Kalla.

Konon banyak proyek pelabuhan jatuh ke grup usaha keluarga Kalla. Menarik lagi temuan bahwa Menantu Lino yg orang Malaysia pemilik 49 % saham Grup Bukaka. Cantelan bisnis dan politik inilah yang belum terungkap. Relasi politik sebenarnya terbuka ketika Lino dengan sangat emosional menelepon Menteri Bappenas Sofyan Djalil. Kok bisa RJ Lino yang hanya Dirut BUMN, berani telpon mantan Menko dengan nada ketus, jika tak punya hubungan khusus dengan boss dari menteri tersebut. Publik tahu dan gamblang, Sofyan Djalil walaupun tak berprestasi, tetap jadi menteri karena ia orang Jusuf Kalla.

Penetapan Tersangka RJ Lino

Tetapi, ternyata bukan kasus yang diusut oleh Bareskrim tersebut yang membuat RJ Lino menjadi tersangka. Rj Lino ditetapkan sebagai tersangka KPK atas kasus dugaan korupsi pengadaan crane. Penetapan status tersangka itu dilakukan berdasarkan dari Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) yang telah diteken sejak 15 Desember kemarin.

Karena pada awal proses pengangkatannya sudah penuh dengan permainan, maka tak heran kalau tekanan kepada RJ Lino luar biasa besarnya. Dimulai dari kepretan Rizal Ramli terakiat dwelling time, lalu penggledahan Bareskrim Polri. Kemudian ada rekomendasi Pansus Pelindo II dari DPR yang menginginkan RJ Lino dipecat. Tekanan kepada RJ Lino itu mencapai klimaksnya ketika ia ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Lalu pada akhirnya, Menteri BUMN, Rini Soemarno, tak kuasa menahan RJ Lino dan terpaksa untuk memberhentikannya sebagai Dirut PT Pelindo II. Rini kemudian meminta kepada Lino agar dapat berkonsentrasi terhadap proses hukum yang sedang melilitnya di KPK. Tersangkanya RJ Lino juga membuat Rini kena getahnya. Rini sendiri telah mengakui bahwa ia sudah tidak nyaman bekerja. Selain Rini yang kena getahnya, Sofyan Djalil dan Jusuf Kalla juga ikut terpojok dengan adanya kasus Lino. Sebaliknya bagi Rizal Ramli, pemecatan RJ Lino membuat programnya terkait pembenahan dwelling time, akan berjalan tanpa hambatan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun