Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Menang di MKD, PKS Berkhianat, Kejaksaan Agung Mulai Bergerak, Setya Novanto Stres

2 Desember 2015   08:26 Diperbarui: 2 Desember 2015   14:09 12593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketakutan Setya Novanto itu juga semakin beralasan ketika rekaman lengkap kasus catut itu beredar di tengah masyarakat. Hal yang mengejutkan adalah suara di dalam rekaman yang mengatakan bahwa: “Jika Jokowi nekat stop Freeport, jatuh dia”, akan semakin membuat rakyat marah dan juga Presiden Jokowi. Di dalam rekaman juga disebut nama Luhut 66 kali, lebih banyak disebut empat kali lipat dari rekaman sebelumnya yang hanya 16 kali. Namun demikian kendatipun namanya paling banyak disebut, Luhut tetap pelit berkomentar.

Diamnya Presiden Jokowi dan pernyataannya yang percaya penuh kepada MKD, sebetulnya hanya meminimalisir kegaduhan di tengah masyarakat. Pasalnya ada sinyal kuat bahwa Jokowi secara diam-diam telah memerintahkan Kejaksaan Agung, KPK dan Kepolisian untuk mengumpulkan bukti-bukti permufakatan jahat  Novanto yang bisa melanggar hukum pidana. Hal itu semakin terlihat ketika Kapolri, Badrodin Haiti, menyatakan  bahwa kasus catut Setya Novanto itu bisa dijerat dengan tiga pelanggaran pidana, yakni pencemaran nama baik yang melanggar Pasal 310 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 378 tentang Penipuan, dan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi.

Melihat hasil sidang MKD kemarin (1/12) yang memutuskan untuk melanjutkan sidang pelanggaran Novanto, maka peluang Novanto untuk lolos kali ini semakin menipis. Manufer-manufer Golkar untuk menyelamatkan Novanto juga semakin tidak karuan dan bahkan terlihat sebagai aksi ‘bunuh diri’. Maka dapat disimpulkan untuk sementara bahwa  lanjutnya sidang kode MKD itu dimaknai sebagai bentuk kemenangan sementara Jokowi, memaksa PKS berkhianat  dan membuat Setya Novanto stress yang berimbas pada kinerja DPR yang ikut stres, jalan di tempat dan hanya makan gaji buta dari pajak rakyat.

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun