Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahok, Waduk Pluit, dan Impian Jakarta World Class City

8 November 2015   16:23 Diperbarui: 8 November 2015   18:03 4909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Papan nama 'Taman kota Waduk Pluit' yang ditata dengan rapi (dokpri)

Sabtu (7/11/2015) saya meluangkan waktu berhenti sejenak di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, hampir setiap hari saya melewati pinggiran Waduk ini. Namun belum pernah berhenti walau sejenak karena kesibukan saya mengejar waktu. Namun kemarin, saya berhenti untuk mengenang histori Waduk ini sambil mengambil beberapa foto.

Area jogging yang nyaman dibangun di Taman Waduk Pluit untuk warga dari mana saja (dokpri)

Bagi saya yang setiap hari melewati pinggiran Waduk Pluit selama kurang lebih 12 tahun, waduk itu penuh dengan nostalagia. Bayangan waduk Pluit sebelum dibenahi pada zaman Sutiyoso dan Fauzi Bowo masih terekam jelas di benak saya. Bertahun-tahun saya menyaksikan bantaran Waduk Pluit yang kotor penuh sampah, ditumbuhi encek gondok dengan hiasan rumah warga yang sangat kumuh di bantarannya. Waktu itu saya memprediksi bahwa Waduk Pluit akan berubah menjadi area perumahan.

Waduk Pluit sebelum ditata, penuh dengan encek gondok dan lautan sampah (photo antaranews)

 

Permukaan waduk Pluit (7/11/2015) yang bersih, jernih dan berkilau dihiasi awan mendung di atas Jakarta (dokpri)

Di sisi barat waduk ini, semak-semak belukar tumbuh dengan liar dengan hiasan alat-alat berat, truk, mobil tua yang diparkir liar. Jika saya melihat jauh ke tengah waduk, tak tampak air karena ditutupi encek gondok bercampur dengan gundukan sampah. Tiap tahun Waduk Pluit semakin hari-semakin sempit karena diserbu oleh rumah warga yang baru dibangun, aliran lumpur yang tersendat dan sampah yang berserakan di sana-sini. Ketika hujan lebat, Waduk Pluit cepat sekali penuh yang membuat Pluit beberapa kali dilanda banjir besar setinggi dua meter.

Penataan taman Waduk Pluit yang berkelas (dokpri)

Pemandangan rumah warga di bantaran Waduk Pluit sangat kontras dengan perumahan mewah warga Pluit di sisi barat waduk ini. Di sisi baratnya ada tiga mall bergengsi berdiri, mall Emporium, Pluit Village dan Bay Walk. Beberapa rumah sakit ternama seperti rumah sakit Pluit, Atmajaya, Ibu dan Anak dan sejumlah apartemen mewah berdiri di sana. Maka keberadaan waduk Pluit yang serba kotor dengan perumahan warga miskin di bantarannya adalah gambaran pembangunan Jakarta yang timpang.

Desain taman berkelas dunia menambah indah Waduk Pluit (dokpri)

Ketika Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Jokowi dan wakilnya Ahok, mulailah reklamasi waduk Pluit secara besar-besaran. Pada awal-awal penggusuran, tiap hari saya menyaksikan perseturuan di sana. Masih terlintas di benak saya bagaimana warga memberi perlawanan, bagaimana polisi, Satpol PP dan tentara bertindak tegas mengawal penggusuran rumah warga yang tidak mau direlokasi. Saya masih ingat bagaimana Ahok melontarkan kata ‘komunis’ kepada warga yang meminta uang ganti bangunan. Saya tersenyum kecut bila mengingat kembali bagaimana Ahok berseteru dengan Komnas HAM yang membela warga di bantaran Waduk Pluit.

Penanaman pohon pilihan, menambah daya tarik warga untuk berteduh di Taman Waduk (dokpri)

Perjuangan Jokowi dan Ahok untuk mengubah penampilan Waduk Pluit luar biasa berat. Sebuah perubahan yang tidak mudah dan butuh banyak pengorbanan. Banyak sekali tekanan dan perlawanan yang dialami. Mulai dari orang-orang yang bermain di daerah tersebut sampai warga yang terjerat permainan orang-orang tersebut. Bahkan Jokowi-Ahok diserang dengan kumpulan orang yang mengaku menyumbang untuk kampanyenya. Tetapi karena tekad yang kuat dan tidak mau dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan yang ada, Jokowi-Ahok berhasil mengatasi itu semua. Setiap permasalahan mulai diselesaikan dan perubahan telah terlihat.

Jembatan yang melintasi jalan inspeksi dibangun dengan cantik (dokpri)

Ketegasan Jokowi- Ahok dua tahun lalu itu, sekarang berbuah manis. Kini gambaran waduk Pluit yang kotor, dangkal dan semakin sempit, tinggal kenangan. Sisi barat waduk telah disulap dengan taman yang cantik. Waduk Pluit telah diperlebar, digali lebih dalam dan dibersihkan dari encek gondok dan sampah. Penataan sisi timur Waduk Pluit, tinggal menunggu waktu sambil menunggu pembangunan rumah susun sebagai tempat relokasi warga.

Jalan inspeksi dibangun dengan dicor beton di tengah taman Waduk Pluit (dokpri)

Sisi barat waduk Pluit sekarang telah menjelma menjadi idola warga sekitar untuk berolah raga, santai atau sekedar menghirup udara segar yang sekarang tidak lagi bau. Beberapa pohon rindang jenis anggur laut, rumput, dan bangku taman juga menjadi daya tarik pengunjung untuk sekadar berteduh atau duduk santai. Waduk Pluit sekarang menjadi taman rekreasi warga, taman bermain anak-anak dan juga menjadi taman seni budaya.

Berbagai sarana olahraga dibangun dan dapat dipergunakan warga secara gratis (dokpri)

Mimpi Ahok menjadikan Jakarta World Class City

Ahok berulang kali menyatakan bahwa ia akan menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia. Bagi Ahok, a world class city adalah kota yang memiliki karakter, vibrancy, kelayakan huni, kecerdasan melayani warganya dengan taraf yang sama dengan kota-kota berpredikat kelas dunia lainnya.

Trotoar dan got di depan Taman Waduk Pluit dibangun dengan kuat (dokpri)

Awalnya banyak warga Jakarta yang menertawakannya. Bagaimana bisa Jakarta menjadi kota kelas dunia kalau Waduk Pluit dan Rio-rio sangat kumuh? Namun sekarang ledekan itu mungkin berubah menjadi pujian. Waduk Pluit sisi baratnya telah berhasil diubah sama dengan waduk Rio-rio yang telah semakin dipercantik.

Aliran sungai di Jakarta diperbaiki dan dibeton dengan kuat (dokpri)

Dasar-dasar untuk menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia sedang menuju ke arah sana. Sekarang jalan-jalan di Jakarta dicor dengan beton dengan ketahanan di atas 20 tahun. Sungai-sungai dibersihkan, digali terus-menerus. Pinggir sungai dibeton dengan kuat. Got-got di pinggir jalan digali lebih lebar, trotoar dipercantik yang dihiasi dengan pohon-pohon rindang. Alat transportasi massal seperti MRT, jalur kereta api dari pusat kota menuju bandara Soekarno Hatta sedang dan akan dibangun.

Sungai-sungai di Jakarta dibersihkan dan dibeton, menuju kota kelas dunia (dokpri)

Bersamaan dengan itu, pelayanan aparat pemerintahan kepada masyarakat semakin mudah dan cepat. Sekarang kalau mengurus berbagai macam administrasi sudah jauh lebih cepat, dilayani dengan ramah tanpa sogokan duit. Jakarta sudah mulai berubah. Mental birokrat pelan-pelan berubah seiring dengan keberhasilan lelang jabatan. Para aparat pemerintahan DKI sudah lebih melayani daripada dilayani. Mungkin dalam waktu lima tahun mendatang, Jakarta sudah semakin maju. Impian Ahok untuk menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia bukan lagi hanya impossible tetapi possible.

View kota Jakarta pada sore hari (bhmpics.com)

 

Salam Kompasiana,

Asaaro Lahagu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun