Papan nama 'Taman kota Waduk Pluit' yang ditata dengan rapi (dokpri)
Sabtu (7/11/2015) saya meluangkan waktu berhenti sejenak di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, hampir setiap hari saya melewati pinggiran Waduk ini. Namun belum pernah berhenti walau sejenak karena kesibukan saya mengejar waktu. Namun kemarin, saya berhenti untuk mengenang histori Waduk ini sambil mengambil beberapa foto.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06103-jpg-563f12be929373af07a98553.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Bagi saya yang setiap hari melewati pinggiran Waduk Pluit selama kurang lebih 12 tahun, waduk itu penuh dengan nostalagia. Bayangan waduk Pluit sebelum dibenahi pada zaman Sutiyoso dan Fauzi Bowo masih terekam jelas di benak saya. Bertahun-tahun saya menyaksikan bantaran Waduk Pluit yang kotor penuh sampah, ditumbuhi encek gondok dengan hiasan rumah warga yang sangat kumuh di bantarannya. Waktu itu saya memprediksi bahwa Waduk Pluit akan berubah menjadi area perumahan.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/waduk-pluit-kotor-563f2295379373bb074e929f.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Â
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06057-jpg-563f0f59117b611907d6e14a.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Di sisi barat waduk ini, semak-semak belukar tumbuh dengan liar dengan hiasan alat-alat berat, truk, mobil tua yang diparkir liar. Jika saya melihat jauh ke tengah waduk, tak tampak air karena ditutupi encek gondok bercampur dengan gundukan sampah. Tiap tahun Waduk Pluit semakin hari-semakin sempit karena diserbu oleh rumah warga yang baru dibangun, aliran lumpur yang tersendat dan sampah yang berserakan di sana-sini. Ketika hujan lebat, Waduk Pluit cepat sekali penuh yang membuat Pluit beberapa kali dilanda banjir besar setinggi dua meter.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06068-jpg-563f102c147f613a079627a6.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Pemandangan rumah warga di bantaran Waduk Pluit sangat kontras dengan perumahan mewah warga Pluit di sisi barat waduk ini. Di sisi baratnya ada tiga mall bergengsi berdiri, mall Emporium, Pluit Village dan Bay Walk. Beberapa rumah sakit ternama seperti rumah sakit Pluit, Atmajaya, Ibu dan Anak dan sejumlah apartemen mewah berdiri di sana. Maka keberadaan waduk Pluit yang serba kotor dengan perumahan warga miskin di bantarannya adalah gambaran pembangunan Jakarta yang timpang.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06082-jpg-563f10a3aa23bd0a09b6b395.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Ketika Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Jokowi dan wakilnya Ahok, mulailah reklamasi waduk Pluit secara besar-besaran. Pada awal-awal penggusuran, tiap hari saya menyaksikan perseturuan di sana. Masih terlintas di benak saya bagaimana warga memberi perlawanan, bagaimana polisi, Satpol PP dan tentara bertindak tegas mengawal penggusuran rumah warga yang tidak mau direlokasi. Saya masih ingat bagaimana Ahok melontarkan kata ‘komunis’ kepada warga yang meminta uang ganti bangunan. Saya tersenyum kecut bila mengingat kembali bagaimana Ahok berseteru dengan Komnas HAM yang membela warga di bantaran Waduk Pluit.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06084-jpg-563f10fa4023bdb9067da0da.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Perjuangan Jokowi dan Ahok untuk mengubah penampilan Waduk Pluit luar biasa berat. Sebuah perubahan yang tidak mudah dan butuh banyak pengorbanan. Banyak sekali tekanan dan perlawanan yang dialami. Mulai dari orang-orang yang bermain di daerah tersebut sampai warga yang terjerat permainan orang-orang tersebut. Bahkan Jokowi-Ahok diserang dengan kumpulan orang yang mengaku menyumbang untuk kampanyenya. Tetapi karena tekad yang kuat dan tidak mau dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan yang ada, Jokowi-Ahok berhasil mengatasi itu semua. Setiap permasalahan mulai diselesaikan dan perubahan telah terlihat.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06088-jpg-563f115f117b617506d6e14b.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Ketegasan Jokowi- Ahok dua tahun lalu itu, sekarang berbuah manis. Kini gambaran waduk Pluit yang kotor, dangkal dan semakin sempit, tinggal kenangan. Sisi barat waduk telah disulap dengan taman yang cantik. Waduk Pluit telah diperlebar, digali lebih dalam dan dibersihkan dari encek gondok dan sampah. Penataan sisi timur Waduk Pluit, tinggal menunggu waktu sambil menunggu pembangunan rumah susun sebagai tempat relokasi warga.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06096-jpg-563f11b4117b616507d6e14b.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Sisi barat waduk Pluit sekarang telah menjelma menjadi idola warga sekitar untuk berolah raga, santai atau sekedar menghirup udara segar yang sekarang tidak lagi bau. Beberapa pohon rindang jenis anggur laut, rumput, dan bangku taman juga menjadi daya tarik pengunjung untuk sekadar berteduh atau duduk santai. Waduk Pluit sekarang menjadi taman rekreasi warga, taman bermain anak-anak dan juga menjadi taman seni budaya.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06111-jpg-563f1234117b612f07d6e14d.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Mimpi Ahok menjadikan Jakarta World Class City
Ahok berulang kali menyatakan bahwa ia akan menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia. Bagi Ahok, a world class city adalah kota yang memiliki karakter, vibrancy, kelayakan huni, kecerdasan melayani warganya dengan taraf yang sama dengan kota-kota berpredikat kelas dunia lainnya.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06110-jpg-563f135b1eafbd38078cf326.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Awalnya banyak warga Jakarta yang menertawakannya. Bagaimana bisa Jakarta menjadi kota kelas dunia kalau Waduk Pluit dan Rio-rio sangat kumuh? Namun sekarang ledekan itu mungkin berubah menjadi pujian. Waduk Pluit sisi baratnya telah berhasil diubah sama dengan waduk Rio-rio yang telah semakin dipercantik.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06097-jpg-563f13b11eafbd43078cf327.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Dasar-dasar untuk menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia sedang menuju ke arah sana. Sekarang jalan-jalan di Jakarta dicor dengan beton dengan ketahanan di atas 20 tahun. Sungai-sungai dibersihkan, digali terus-menerus. Pinggir sungai dibeton dengan kuat. Got-got di pinggir jalan digali lebih lebar, trotoar dipercantik yang dihiasi dengan pohon-pohon rindang. Alat transportasi massal seperti MRT, jalur kereta api dari pusat kota menuju bandara Soekarno Hatta sedang dan akan dibangun.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/dsc06113-jpg-563f13ff117b612107d6e14a.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Bersamaan dengan itu, pelayanan aparat pemerintahan kepada masyarakat semakin mudah dan cepat. Sekarang kalau mengurus berbagai macam administrasi sudah jauh lebih cepat, dilayani dengan ramah tanpa sogokan duit. Jakarta sudah mulai berubah. Mental birokrat pelan-pelan berubah seiring dengan keberhasilan lelang jabatan. Para aparat pemerintahan DKI sudah lebih melayani daripada dilayani. Mungkin dalam waktu lima tahun mendatang, Jakarta sudah semakin maju. Impian Ahok untuk menjadikan Jakarta menjadi kota kelas dunia bukan lagi hanya impossible tetapi possible.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/11/08/jakarta-pada-sore-hari-563f2451147f613c079627a6.jpg?v=600&t=o?t=o&v=770)
Â
Salam Kompasiana,
Asaaro Lahagu
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI