Dengan tangan bergetar, aku menggeser pesan email itu ke bawah dan membaca kalimat akhirnya.
      Saat pertama kali melihatnya kamu mungkin tidak menyangka. Tapi aku punya semua bukti kuat, pun dengan alasanku diusir oleh Ibu ke London. Jika kamu benar-benar ingin tahu datanglah ke London.Â
Hati-hati di sana
From: Kahill Sabastian, Kakakmu yang mungkin saat ini kau benci.
      "Aaa ..." Leherku seperti tercekik. Jantungku pilu teriris. Napas ini serasa akan benar-benar berhenti. Benar, darah telah mengalir keluar dari tubuhku. Aku menoleh ke kanan dan hanya wajah ibu yang kulihat.
"Ka..kauu...ber..boo, berbohong, Ibuu!" Aku melihat ke bawah. Sebuah pisau telah tertanam dari arah belakang menembus perutku.
***
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H