Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Batas Suci Hati

27 Juni 2022   10:16 Diperbarui: 27 Juni 2022   10:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest/We Heart It

Oleh ; Intafiah

"Kita terlahir dalam kedaan suci hanya saja perilaku bodoh kitalah yang kerap kali membuat diri ini menjadi kotor. Mari, milikilah prinsip hidup agar kitab bisa menjaga diri sendiri dari kebodohan yang bisa merusak diri sendiri".

Aku pernah membaca sebuah buku yang berjudul "Ubah Patah Hati Menjadi Prestasi" karya Dwi Suwikyo. Pada salah satu bab di awal buku dikisahkan ada sebuah sekolah yang digegerkan dengan sebuah kabar. 

Seorang siswi tiba-tiba saja berpamitan ke teman-temannya. Sehari sebelumnya, Ia juga sudah berpamitan kepada guru-guru. Dan dua hari sebelumnya ia juga sudah bertemu kepala sekolah. Ada masalah apa sebenarnya? Itulah rata-rata pertanyaan yang santer dibicarakan.

"Apa kamu yakin?" tanya kepala sekolah itu. Siswi tadi hanya diam saja. Si ibunya menjawab, "Kami juga sudah memastikan bapak, anak kami tetap yakin ingin pindah sekolah".

"Bagi kami sangat disayangkan kalau kamu pindah, sebab kamu termasuk siswi berprestasi" kata kepala sekolah."

Setelah pertemuan itu akhirnya siswi tersebut pindah. Kabar burungpun mulai tersebar, ia pindah lantaran satu alasan yang menurut teman-temannya sangat konyol. Banyak pro-kontra di antara pendapat-pendapat mereka. Sampai pada saat hari Senin   pagipun masih sempat disinggung oleh kepala sekolah ketika memberikan pidato. Beliau mengimbau "Bergaullah secara wajar di sekolah ini. Fokuslah belajar. Jangan sampai membuat tidak nyaman orang lain".

Kabar terakhir, Si Siswi tersebut pindah ke asrama putri, sebuah boarding school yang hanya menerima siswi muslimah saja. Beberapa teman dari sekolah lamanya masih sempat bertemu lagi dengannya saat lomba kejuaraan akutansi se-provinsi. Dan dia menjadi juara pertamanya.

Begitulah setiap orang memiliki tingkat kenyamanan atau privasinya sendiri-sendiri. Setiap orang berhak untuk menjalani hidup dengan ihsan versi masing-masing.

Tentu kalian pernahkan melihat peringatan "Jangan injak rumput ini!" pada sebuah taman kota atau di tempat lain. Hal tersebut dimaksudkan sebagai imbauan sekaligus larangan. Setelah sudah diberikan imbauan tersebut apakah peringatan itu cukup efektif untuk mencegah orang-orang untuk tidak menginjak rumput yang ada di sana? Ouh tentu tidak. 

Meski sudah ada peringatan nyatanya tetap ada saja yang dengan sengaja atau tidak menginjaknya. Itu hanya sebuah ilusi saja. Sudah jelas ada peringatan tetap saja dilanggar. Begitu juga dengan hati kita. Sering kali kita sudah memberikan peringatan dan batasan  tapi tetap saja ada yang menorobosnya.

Hai kawan! Tahukah kamu awal mula sakit hati itu karena sejak awal kita tidak tegas terhadap diri kita sendiri. Membiarkan setiap orang menjajaki tanpa filterilassi. Lalu kalau sudah tersakiti kita mau menyalahkan siapa lagi? Diri kita sendirilah yang patut kita tegasi.

Mohon maaf nih, ibarat toilet umum, semua orang boleh masuk kapan saja dia menginginkannya. Setelah selesai hajatnya dia keluar begitu saja!

Maka satu-satunya cara untuk mencegah sakit hati ya kita sendiri. Apakah kita mau berkomitmen untuk tidak mempersilahkan siapapun masuk kedalam hati kita? Terlebih untuk mereka yang pandai merangkai kata. Obral janji pada setiap Wanita. 

Hal ini bukan tentang kita yang terlalu menjaga dalam bersosial. Tapi semata-mata hanya untuk menjaga hati kita agar tidak tertusuk oleh mereka yang tak bertanggung jawab.

Ingat! Dilantai masjid aja ada batas sucinya. Bagaimana dengan hati kita? So, mari kita jaga hati kita dengan sebaik-baiknya penjagaan hingga tepat pada waktunya kita saling dipertemukan dengan insan yang telah ditetapkan menjadi jodoh kita oleh Tuhan.

Magetan, 14 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun