"Ahh iyaa lancar. Alhamdulillah."
  "Baguslah, kamu juga semangat kuliah."
  Tak lama setelah itu Kak Mumut dan Kak Oza masuk ke kamar dan aku merasa tidak enak jika harus menelpon laki-laki di jam ini. Hingga aku memutuskan untuk mengakhiri panggilan telpon kami.
  "Hmm Bang. Maaf ya, sepertinya itu sudah mulai larut. Mungkin besok bisa dilanjutkan di WhatsApp saja jika ada yang perlu dibicarakan."
  "Oh Oke. Selamat malam."
  Ia pun memutuskan panggilan. Sejak malam itu aku kan ia terus menjalin komunikasi hingga memasuki minggu ketiga ia hilang tanpa kabar. Aku tak tahu harus bagaimana, nomer WhatsApp-nya sudah tidak bisa kuhubungi hingga kuputuskan menunggu ia saja yang menghubungi.
  Hari ini adalah hari perpisahan di asrama dan tepat dua minggu aku kehilangan kabar tentang dirinya. Aku memutuskan untuk kembali menghubungi namun tidak melalui WhatsApp tetapi hanya sebatas pesan biasa (sms).
  "Assalamualaikum Abang.
  Sudah dua minggu ini tidak ada kabar. Kuharap kamu baik-baik saja.
  Aku tahu tidak mudah untuk kamu saat ini. Aku hanya bisa memberikans semangat
  Hanya melalui pesan ini. Aku yakin kamu bisa melaluinya.Â