Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Terlalu Cepat Memutuskan

22 April 2020   02:02 Diperbarui: 22 April 2020   02:09 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dosa apa nak?" terdengar suara lemah lembut ibu Dito.

"Dito tidak bisa menjelaskannya di telephone bu. Dito harus bertemu ibu, bapak, sama adik-adik secara langsung."ucap Dito dengan hati-hati.

"Maafin Dito tidak bisa menjelaskannya sekarang. Dito akan pulang secepatnya bu. Ibu jaga kesehatan ya, bapak sama adik-adik juga. Maaf jika nanti kalian tahu yang sebenarnya, kalian akan merasa sangat kecewa. Tapi tolong jangan pernah jauhin Dito ya." Ungkap Dito kepada ibunya.

"Iya nak, inshallah. Dito jangan lupa makan ya terus jangan lupa bawa air putih kemana. Sholatnya juga terus di jaga ya nak." Pesan yang selalu ibu Dito katakan saat anak-anaknya tidak ada dijangkauan matanya.

"Iya bu akan Dito ingat. Dito tutup dulu ya telphonenya. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam"

 Setelah itu, Dito langsung meminta izin kepada bosnya agar bisa mendapatkan cuti selama beberapa hari. Untung saja bosnya ini sudah menganggap Dito sebagai pegawai yang tealadan dan jarang sekali mengambil jatah cutinya. Dito memutuskan untuk cuti kerja selama 5 hari ia berharap dalam waktu yang singkat itu masalahnya dapat terselesaikan.

 Waktu keberangkatannya pun tiba. Dito sudah merasa siap untuk menghadapi keluarganya. Selain itu, selama menunggu jadwal keberangkatannya ini, ia sudah mulai bertobat dan memperdalam lagi ajaran agama yang ditinggalkannya. Dibantu dengan Ahmed, ia berhasil melakukannya. Dito berharap setelah semuanya terungkap maka hatinya akan merasa tenang kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun