Banyak kunjungan siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa dan berbagai komunitas. Tujuannya, agar masyarakat bisa belajar proses pengembangan dan produksi anggrek, dan budidaya anggrek. "Namun, dalam kenyataannya, banyak yang datang untuk berbelanja. Selain itu banyak pula yang datang untuk berfoto-foto," paparnya.
Berbagai informasi terkait Kampoeng Anggrek ini bisa disimak di www.kampoenganggrek.com dan halaman facebook : Kampoeng Anggrek Kelud.
Jurnalis itu langsung menyebut nama 'Kampung Anggrek' di lereng gunung Kelud. Sejak itu, nama Kampoeng Anggrek disematkan. "Jadi, yang memberi nama bukan saya," tukasnya.
Kampoeng Anggrek menyebar di media sosial. selain itu, Kampoeng Anggrek juga menjadi bahan peliputan media nasional. Semuanya ini baru awal. Kampoeng Anggrek memiliki visi besar. Produksi 1 juta tanaman anggrek/tahun yang akan direalisasikan melalui teknologi kultur jaringan. Tak hanya dalam negeri, Kampoeng Anggrek bahkan mengincar pasar ekspor. Berbagai fasilitas wisata juga akan terus dibangun di atas lahan seluas 5 hektar. (*)