Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

(Review Buku) Mata dan Nyala Api Purba, Menjelajah Kemungkinan Tanpa Batas

9 September 2024   21:53 Diperbarui: 10 September 2024   14:00 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengetahui penemuan tersebut, Dewa, Kepala Sekolah Semesta segera melaporkan kepada presiden dan para ilmuwan. Presiden pun memberikan instruksi agar Bibikus diteliti dan dikembangbiakan. Namun, bibikus yang tumbuh besar dengan cepat dan kini dipindahkan ke hutan purba, menyeret Matara, Binar, Dewa, dan para ilmuwan terjebak masuk ke dalam lorong waktu zaman purbakala. 

Detik jam pun berhenti saat mereka melintasi lorong waktu zaman purba. 

Hal yang Menarik dan Pesan Moral

Harus diakui ide cerita dari serial Mata terakhir ini sangat cemerlang. Okki Madasari mengajak pembaca berimajinasi ke masa depan yang dalam kesehariannya dipenuhi dengan teknologi digital. Namun di waktu bersamaan, pembaca juga diajak mengembara kembali ke zaman purbakala. Bertemu dengan manusia-manusia purba yang bertubuh besar seperti Homo erectus dan yang lebih besar lagi Meganthropus serta binatang raksasa owa yang menyerupai Tyrannosaurus. 

Meskipun Matara sebagai pemeran utama dalam serial Mata telah beranjak dewasa, namun Okki Madasari menghadirkan sosok gadis kecil lain yang merupakan murid dari Sekolah Semesta, yaitu Binar. Binar yang hebat bisa menciptakan bibikus namun tetap lugu dan tidak memikirikan sejauh mana efek penemuannya sangat menggambarkan karakter anak-anak pada umumnya. Dengan begitu, konteks yang kompleks dalam serial terakhir ini tetap sesuai dibaca untuk anak-anak.

Hal baik dari sosok Binar, bocah pintar yang bisa menciptakan rekayasa genetika perlu didukung agar temuannya dapat memberikan manfaat pada dunia. Serta keberaniannya juga patut dicontoh anak-anak sebayanya untuk bisa mengeksplorasi pengetahuan dan wawasannya dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia. 

Sekali lagi, perihal pendidikan selalu menjadi fokus utama seorang Okki Madasari. Gambaran pendidikan di masa depan berupa sekolah yang menggunakan media digital dan sistem pembelajaran yang canggih ditunjukkan melalui Sekolah Semesta. Bagaimanapun, kecanggihan teknologi dalam proses pembelajaran tetap membutuhkan peran guru dalam mendampingi murid belajar. 

Berikutnya yang tidak kalah menarik dari cerita ini tentunya sentilan kritik khas Okki Madasari tentang hutan purba yang menjadi obsesi sekaligus misteri negeri ini. Bahwasanya tidak ada yang segila presiden sekarang ini, yang terus menggali dan mencari. Walaupun tak jelas apa yang dicari. Semata-mata pencariannya ditujukkan untuk menjadikan hutan purba sebagai pusat peradaban dunia. 

Di samping itu, Okki Madasari juga menyisipkan kekhawatirannya pada kemajuan pembangunan yang serba digital memberikan dampak yang kurang baik pada alam. Tanaman tak lagi tumbuh secara alami. Adapun pepohonan hijau di pinggiran jalan kota merupakan tanaman buatan dari plastik yang tentu tidak mampu memasok kebutuhan oksigen bagi manusia. Pesan tersembunyi yang bisa diambil adalah seharusnya kita menjaga dan melestarikan hutan besar di Indonesia yang menjadi paru-paru dunia ini.

Secara penulisan cerita, alurnya dibuat begitu cepat sehingga pembaca (setidaknya saya sendiri) tidak rela untuk berhenti membaca sebelum cerita berakhir. Penuturan yang detail mengenai lokasi, bentuk, deskripsi, dan ilustrasi mampu membuat pembaca memfilmkan cerita dengan jelas di dalam pikirannya. 

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun