Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Satu Hari Tanpa Smartphone, Terapkan Day of Mindfulness

11 Agustus 2024   23:52 Diperbarui: 16 Agustus 2024   11:15 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebisingan digital yang disebabkan oleh ribuan notifikasi dari smartphone yang kita miliki semakin lama rasanya semakin mengganggu. 

Kecanggihan teknologi ponsel pintar yang mulanya membantu dan mempermudah hidup nyatanya justru membuat kecanduan dan ketergantungan. 

Kemudahan yang diciptakan semakin melenakan. Kecemasan akan ketertinggalan informasi yang bertebaran kerap membuat kita abai pada hal-hal yang terjadi di sekitar. 

Banyaknya waktu yang digunakan dan kerapnya frekuensi scrolling short video mengakibatkan konsentrasi kerja menurun dan mengurangi waktu istirahat. 

Melelahkan. Tubuh ini seperti membutuhkan jeda untuk rehat dari penggunaan smartphone. Kembali ke dunia nyata, berinteraksi dan bersosialisasi secara tatap muka, tanpa mengkhawatirkan perputaran dunia yang begitu cepat. 

Day of Mindfulness

Kebetulan sekali, pada Februari 2024 lalu, salah seorang teman mengenalkan dan mengajak untuk ikut Day of Mindfulness. Kegiatan penuh kesadaran yang dilakukan selama satu hari. 

Praktik latihan pembiasaan hidup dengan kesadaran penuh ini ditujukan untuk meningkatkan fokus dan perhatian tanpa adanya penilaian maupun evaluasi. 

Day of Mindfulness diselenggarakan di Vihara Borobudur Medan, Buddhayana Dharmasala, pada hari Minggu sekali setiap bulan. Kegiatan dimulai dari pukul 09.30 hingga 16.00 sore. 

Siapapun boleh mengikuti Day of Mindfulness, baik anak-anak maupun lansia dari agama apapun dibolehkan. Hanya saja jumlah peserta dibatasi untuk 50 orang setiap pertemuan. Mengikuti Day of Mindfulness tidak dipungut biaya alias gratis.

Rangkaian kegiatan Day of Mindfulness terdiri dari:

Arahan

Di sebuah ruangan yang luas, berjajar rapi bantal-bantal untuk ditempati. Setiap peserta bebas memilih tempat yang dikehendaki. Bhante atau Biksu yang bertugas akan memberikan arahan, peraturan, dan alur kegiatan Day of Mindfulness.

Meditasi Duduk

Bhante membunyikan lonceng pertanda dimulainya meditasi duduk. Dengan posisi duduk bersila di lantai dengan alas bantal yang sudah disediakan, pastikan badan tegak dan pejamkan mata lalu sadari nafas masuk dan keluar. Bagi yang memiliki sakit atau gangguan duduk di lantai, peserta dibolehkan duduk di kursi yang sudah disiapkan.

Saya tidak mengalami kesulitan dalam melakukan meditasi duduk karena sering berlatih yoga dan kerap melakukannya sendiri pada pagi hari. Namun bagi pemula, tentu hal ini menjadi tantangan. Hanya berdiam dan nafas selama kurang lebih 30 menit.

Selama melakukan meditasi duduk, ada saja gangguan pikiran yang muncul atau rasa pegal pada beberapa bagian tubuh.

Kadangkala juga sesak, hal ini wajar terjadi dan berbeda-beda sensasinya pada setiap orang yang melakukan meditasi. Untuk itu, Bhante akan kembali memandu dan mengingatkan untuk fokus pada nafas masuk dan nafas keluar.

Penting untuk menerima segala macam perasaan dan emosi yang muncul saat meditasi, sadari dan rasakan.

Meditasi Jalan

Lain halnya dengan meditasi duduk, meditasi jalan merupakan jenis meditasi yang pertama kali saya praktikan. Semua peserta diarahkan untuk berbaris di ruangan yang lebih luas. Meditasi jalan dilakukan dengan bernafas sembari berjalan. Pertama, setiap satu nafas untuk satu langkah, kemudian dilanjutkan dengan satu nafas untuk dua-tiga langkah. Meditasi jalan dilakukan untuk dua kali putaran.

Bagi saya, meditasi jalan cukup menantang. Perlu fokus dan perhatian penuh menyesuaikan nafas dengan langkah.

Meditasi Gerak

Meditation | Dok. pribadi via fitbout.io
Meditation | Dok. pribadi via fitbout.io

Masih di ruangan yang sama, setelah meditasi jalan, dilanjutkan dengan meditasi gerak. Gerakan yang dilakukan cukup ringan, seperti halnya peregangan, namun tetap dengan sadari nafas yang masuk dan nafas keluar. 

Meditasi gerak mudah dilakukan, gerakannya disesuaikan agar mudah diikuti semua peserta yang beragam usia. Badan terasa lebih relaks dan otot-otot tidak lagi tegang.

Dharma Talk

Kembali ke ruangan utama, selanjutnya sesi Dharma Talk. Seperti ceramah atau petuah yang disampaikan oleh Biksu tamu. Dharma Talk dilakukan secara hybrid karena Biksu tamu yang diundang kerapnya dari luar kota atau bahkan dari luar negeri. 

Seluruh peserta menyimak dengan seksama berbagai wisdom yang sangat bermakna dari Biksu tamu. Materinya sederhana perihal kehidupan dan bersifat umum.

Makan dengan Kesadaran

Tepat pukul 12.00 siang. Sepertinya sesi ini yang paling dinanti oleh semua peserta. Menu makan vegetarian nan sederhana sudah tersaji. Setiap peserta mengambil dengan antri. 

Bhante mengingatkan, untuk menyisihkan makanan yang sekiranya tidak akan dimakan atau makanan yang perlu dihindari. Peserta tidak boleh menyisakan makanan. Adapun jika dirasa porsinya kurang, peserta dibolehkan mengambil makanan yang disisihkan peserta lain.

Peserta boleh makan jika semua sudah kembali duduk di tempatnya masing-masing. Makan penuh kesadaran artinya makan dengan seksama, menikmati yang tersaji. Selama waktu makan, peserta tidak boleh berbicara ataupun melakukan kegiatan lainnya.

Makan bersama dengan kesadaran dimulai dengan mendengarkan lonceng dan membaca lima renungan sebelum makan. Berikut adalah lima renungan tersebut:

1. Makanan ini adalah pemberian seluruh alam semesta—bumi, langit, dan dari berbagai hasil kerja keras.

2. Semoga kami makan dan hidup dengan penuh kesadaran dan rasa terima kasih, agar kami layak untuk menerimanya

3. Semoga kami dapat mengenali dan mengubah bentuk-bentuk pikiran tidak bajik, terutama keserakahan, dan belajar untuk makan dengan kewajaran

4. Semoga kami dapat menjaga welas asih agar tetap hidup, melalui cara makan sedemikian rupa sehingga mengurangi penderitaan semua makhluk, melestarikan planet ini dan mengurangi efek perubahan iklim

5. Kami terima makanan ini agar dapat merawat hubungan persaudaraan kakak dan adik, memperkuat Sangha, dan memupuk tujuan luhur dalam melayani semua makhluk.

Usai makan, peserta juga belum boleh beranjak hingga sebagian besar peserta telah selesai dan lonceng kembali dibunyikan. Peserta harus mencuci tempat makan yang telah digunakan secara bergantian. Percayalah, makan dengan kesadaran rasanya jauh lebih nikmat. Sembari menunggu semua peserta selesai, peserta bisa menikmati kopi, teh, dan snack yang disediakan.

Meditasi Baring

Selain makan siang, meditasi baring menjadi sesi favorit saya. Semua peserta berbaring dengan rapi, di samping kiri untuk perempuan, di sisi kanan untuk laki-laki. 

Meditasi baring tentunya dilakukan dengan berbaring telentang, kaki dan tangan lurus relaks. Diiringi nyanyian, peserta mulai sadari nafas masuk dan nafas keluar.

Meditasi baring bagi saya lebih mudah dilakukan sendiri dalam keadaan hening. Adanya nyanyian, suara nafas atau dengkuran peserta lain cukup mengganggu konsentrasi. 

Maka perlu latihan rutin meditasi baring. Seperti halnya meditasi duduk, saat meditasi baring juga akan muncul sensasi pegal atau lainnya di beberapa bagian tubuh. Nikmati saja, hingga secara perlahan kita hanyut dałam tidur. Tentu ini bonus, ya. Bisa tidur siang dengan tenang dan nyenyak.

Sharing

Sesi terakhir dari seluruh rangkaian Day of Mindfulness adalah sharing. Peserta kembali dipisahkan secara usia. Masing-masing yang tergolong usia muda (di bawah 40 tahun) dan yang usia lanjut (lebih dari 40 tahun) akan dipandu oleh Bhante. 

Peserta duduk melingkar dan secara bergantian menyampaikan perasaannya dan pengalamannya selama mengikuti Day of Mindfulness.

Saya bersyukur sekali bisa berhenti beberapa jam tanpa smartphone. Meskipun mulanya masih ada perasaan cemas, namun semakin lama malah lupa dan bisa menikmati meditasi ini. 

Saya juga bersyukur, sebagai perempuan muslim diizinkan dan diterima untuk mengikuti kegiatan ini. Jujur, awalnya saya merasa tertekan karena secara tampilan paling berbeda. 

Namun ternyata tidak ada pandangan atau perkataan yang menyinggung. Bahkan, di waktu ibadah siang saya diizinkan untuk melakukannya di ruangan terpisah. 

Demikian, pengalaman saya mengikuti Day of Mindfulness sebagai langkah menjaga kewarasan di tengah gempuran teknologi yang semakin tidak sehat. 

Praktik baik ini tidak berhenti di sini, tentunya menjadi PR untuk senantiasa rutin dilakukan baik sendiri maupun dengan mengikuti Day of Mindfulness di kesempatan berikutnya. 

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba melakukan detoks digital melalui Day of Mindfulness.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun