Alurnya mundur maju. Bermula dari Sato Reang yang berhenti pergi ke masjid, tidak lagi melakukan sembahyang, dan menghasut salah satu temannya, Jamal, untuk meninggalkan ibadah. Sato Reang yang saleh menjelma menjadi setan. Kemudian, alurnya mundur menceritakan Sato Reang kecil yang penuh tekanan didikan ayahnya. Dan segala hal yang terjadi yang akhirnya membentuk Sato Reang seperti setan.
Tidak ada pembagian bab untuk memisahkan setiap bagian cerita. Cara penuturan Eka Kurniawan yang khas, sederhana, namun menyimpan banyak makna di baliknya.Â
Jika dibolehkan untuk membaginya, buku ini terdiri dari bagian-bagian berikut:
- Masa kecil tokoh utama, Sato Reang
- Masa setelah kulup Sato Reang dipotong
- Masa pascakematian Ayah Sato Reang
- Masa Sato Reang kembali ke sekolah saat SMA
Kesimpulan
Secara keseluruhan novel ke-5 Eka Kurniawan sangat menarik, seperti karya-karya lainnya yang sarat makna dan menyiratkan kritik sosial.Â
Berbeda dengan ketiga novel yang saya baca sebelumnya Cantik itu Luka, Lelaki Harimau, dan O yang sureal, novel Anjing Mengeong, Kucing Menggonggong ini sangat real.Â
Dikemas secara ringan dan sederhana dengan kalimat-kalimat yang mudah dipahami. Buku bacaan yang habis dibaca sekali duduk.Â
Sebagai pecinta literasi dan pembaca karya Eka Kurniawan, segera beli novel ini. Selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H