Suatu hari Kobayashi mengundang seorang petani ladang di lingkungan sekitar untuk mengajar pertanian. Meskipun tidak bergelar dan tidak memiliki ijazah guru, tetapi petani itu ahli di bidangnya. Ilmu bercocok tanamnya diajarkan kepada anak-anak Tomoe Gakoen. Menyenangkan sekali belajar dan praktik langsung dengan pakarnya. Sejak hari itu, anak-anak lebih menghormati guru petani.
Dewasa kini, semakin banyak kegiatan kerelawanan seperti Kelas Inspirasi dan 1000 guru yang mengajak para profesional di bidangnya masing-masing untuk mengajar mengenalkan tentang profesinya, detail yang dilakukannya, dan cara untuk menjadi profesi itu.
Santapan dari Laut dan Pegunungan
Setiap siang, di Tomoe Gakuen selalu diselenggarakan makan bersama. Anak-anak duduk melingkar membawa bekalnya masing-masing. Sebelum makan, Kobayashi memastikan menu makan anak-anak lengkap dengan sesuatu dari laut yang artinya lauk seperti ikan atau udang, dan sesuatu dari pegunungan yang berarti sayuran atau daging-dagingan.
Ketentuan dua kategori makan siang itu memudahkan setiap orang tua dalam menyiapkan bekal. Dengan begitu mereka tidak pusing memikirkan menu bekal siang anaknya. Komposisi ini juga untuk menyeimbangkan kandungan gizi bekal makan anak.
Nah, dengan demikian tidak ada kesempatan ajang pamer menu makan siang anak yang kerap secara sengaja dilakukan oleh para orang tua. Juga tidak ada rasa malu karena lauk yang dianggap lebih sederhana.
Berlanjut di sini ya...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI