PLTD Apung
Bayangkan, betapa dahsyatnya gelombang Tsunami Aceh yang menggetarkan dunia kala itu. Kapal seberat 5 ton terdampar sejauh 3-5 km dari laut ke tengah Kota Banda Aceh. Bukti dan saksi bisu pembangkit tenaga diesel ini sudah tidak dapat berfungsi lagi dan kini dijadikan sebagai pengingat dan wahana edukasi. Pengunjung dipersilakan untuk memberikan sumbangan seikhlasnya untuk biaya perawatan.
Seperti halnya di Sumur Doa, di sini juga terdapat sebuah monumen yang bertuliskan puluhan ribu nama-nama korban Tsunami.Â
Di lantai atas deck kapal, teropong yang dapat digunakan pengunjung untuk memandang luas dan indahnya Kota Aceh dengan memasukkan koin uang logam lima ratusan. Sayang sekali, saat itu saya tidak membawanya.
Masjid Baiturrahman
Destinasi pamungkas di Seuramo Mekkah ini tentunya Masjid Raya Baiturrahman yang megah. Selain menjadi pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan, masjid ini juga menjadi saksi kejayaan Kerajaan Aceh dan benteng pertahanan rakyat melawan Belanda. Masjid raya dengan lima kubah dan satu menara di depannya, menjadi bukti kebesaran Tuhan saat gelombang Tsunami menerjang. Salah satu bangunan yang tetap kokoh berdiri di antara serpihan dan reruntuhan bangunan lainnya.
Memasuki bagian dalam masjid yang menyerupai Taj Mahal ini, rasanya sejuk menenangkan. Tiang-tiang penyangga, lantai marmer yang dingin, dan warna putih yang mendominasi, membuat masjid terlihat lapang. Di luar halaman, beberapa pohon kurma tumbuh dan ada yang sudah berbuah. Beberapa fotografer dan videografer lokal menawarkan jasanya untuk mengabadikan momen baik ini. Tentu saya tidak melewatkannya.