Mohon tunggu...
Laeli Nuraj
Laeli Nuraj Mohon Tunggu... Lainnya - Basic Education Research Team

Suka baca, ngopi, jalan pagi, dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Solo Traveling: Singgah ke Serambi Mekkah yang Megah

21 Juli 2024   01:44 Diperbarui: 12 Agustus 2024   09:01 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam harinya, saya menyempatkan mampir ke salah satu cafe @moordencoffee yang menyuguhkan nirapresso, paduan kopi arabika dengan nira (je jok) dan buah nira (boh jok). Segar dan unik rasanya. Salman yang baik, dipinjamkannya motor pribadinya untuk keliling kota. Dengan senang hati, saya iyakan. Berbekal petunjuk dari Salman, saya mampir ke salah satu pusat oleh-oleh. Membeli beberapa buah tangan untuk orang-orang tersayang. Berbagai tas, dompet, dengan anyaman khasnya, gantungan kunci dan replika senjata tradisional rencong, kupiah meukeutop, dan beragam jenis panganan tersedia. Saya mengambil sebungkus kue karah (keukarah), jajanan khas yang manis dan renyah terbuat dari tepung ketan dan bentuknya menyerupai bongkahan bihun kering.

Pusaka Souvenir/Dok Pribadi
Pusaka Souvenir/Dok Pribadi

Museum Tsunami

Hari ketiga mengembara di daerah istimewa, tujuan pertama adalah Museum Tsunami, musem yang dibangun pada tahun 2009 lalu oleh perancang hebat Ridwan Kamil. Menegangkan ketika memasuki lorong dengan jembatan panjang bergoyang, bergemuruh, dan rintikan palsu air hujan, mengingatkan pada bencana besar yang melanda pada Senin pagi, 26 Desember 2006 silam. Sisa puing-puing dan foto korban berjatuhan ditampilkan di sisi-sisi dinding. Tsunami akbar yang melahap hampir seluruh Kota Banda Aceh, begitu menyesakkan. Video rekaman diputarkan, pilu, kesedihan terasa di lubuk hati yang dalam. 

Museum Tsunami/Dok Pribadi
Museum Tsunami/Dok Pribadi

Ramai pengunjung hari itu, lebih banyak dari negeri seberang. Beberapa mengamati gambaran kota sebelum dan sesudah terjadinya Tsunami. Sebagian memanjatkan doa, pada Sumur Doa (Space of Sorrow) yang di seluruh dindingnya tertulis nama-nama korban. 

Sumur Doa/Dok Pribadi
Sumur Doa/Dok Pribadi

Museum ini didesain tidak hanya untuk mengingatkan, tetapi juga tempat penyelamatan, jika terjadi lagi, bencana yang tidak dapat dielakkan.

Museum Tsunami/Dok Pribadi
Museum Tsunami/Dok Pribadi

Satu gambar yang menarik, tentang smong, yang berarti hempasan gelombang air laut. Masyarakat Simoulue menuturkan cerita smong secara turun temurun. Agar anak cucunya waspada dan sanggup membaca pertanda, ketika gelombang besar terjadi, harap segera menyelamatkan diri berlindung di tempat yang lebih tinggi. 

Museum Tsunami/Dok Pribadi
Museum Tsunami/Dok Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun