Baiklah, saya putuskan untuk diving sore hari ini saja di Iboih. Meskipun itu berarti harus membatalkan penginapan yang sudah saya pesan. Yah, sedikit rugi tapi tidak apa. Begini serunya solo traveling, mau berganti agenda, tidak sesuai rencana, tidak mengapa.
NB: Di kawasan timur Pulau Weh ini banyak berdiri banteng-benteng bersejarah peninggalan Jepang dulu. Jika Sobat Kompas punya waktu lebih bolehlah meniliknya.Â
Inilah gambaran rute perjalanan Pantai Sumur Tiga-Iboih. Tidak terlalu jauh ya sepertinya, tapi agak ngeri-ngeri sedap saat melintas jalanan sepi, yang berkelok, yang mana sebelah kiri tebing dan sisi kanannya jurang.Â
Pada saat-saat seperti inilah, kekhawatiran dan pikiran-pikiran buruk datang. Membayangkan berbagai kemungkinan yang menakutkan. Selain fokus, kiranya harus banyak memanjatkan doa-doa. Di jalan yang panjang ini, jarang sekali kujumpai manusia.Â
Desa Wisata Iboih
Ketegangan sedikit mengendur, tatkala memasuki Desa Wisata Iboih yang nampak makmur. Senyum melebar semakin tidak sabar.Â
Bergegas menyapa si empunya penginapan dan segera menyimpan barang-barang. Di penginapan Iboih Bungalow saya akan bermalam. Dari berandanya di lantai tiga, Pulau Rubiah nampak jelas tertangkap netra.Â
Iboih Diving Centre saya akan memulai petualangan baru, menyelami bahari Pulau Sabang yang kecantikannya tersohor para pelancong di penjuru negeri.Â
Deretan penginapan, kedai-kedai kupi, pedagang penganan, dan para wisatawan meramaikan hari yang semakin sore. DiUntuk penyelam pemula, Iboih Diving Centre mematok harga Rp 600.000 dengan fasilitas full set alat scuba, instruktur, boat menyeberang ke tepian Pulau Rupiah, wetsuit, dan dokumentasi penyelaman selama kurang lebih dua jam.