Sore itu, hanya ada saya dan tiga pengunjung lainnya yang akan menyelam. Maklum hari sudah beranjak senja. Satu meter, dua meter, lama-lama saya pun menikmati penyelaman pertama ini. Bang Adison di depan saya, memimpin dan menunjukkan arah penyelaman. Beragam jenis ikan muncul, memamerkan motif tubuhnya yang tidak teratur. Di depan segerombolan ikan-ikan lain menyambut, seolah tahu kedatangan tamu yang nyalinya cukup ciut. Sesekali nafas ini tak beraturan, panik, tapi Bang Adison menenangkan.Â
Arus di bawah semakin deras, manakala penyelaman semakin dalam. Bang Adison menarik saya untuk sedikit lebih cepat. Tiba-tiba, hal tak terduga mengganggu penyelaman. Saya memberikan kode kepada Bang Adison, ketika Bang Adison mempersilakan, barulah saya mempraktikkan. Bukan diving mask yang berkabut, bukan pula tenggorokan kering, tapi dahak membendung di pangkal tenggorokan. Sedikit ragu untuk membuang, tapi jika tidak dilakukan, pasti akan mengganggu pernafasan. Berhasil! Saya berhasil melepas snorkel sebentar untuk membuang dahak yang kurang ajar.Â
Lanjut menyelam, Bang Adison membawa saya semakin dalam. Semakin banyak rupa-rupa binatang laut bermunculan. Agak buram memang, lantaran pasir di dasar ikut terbawa derasnya gelombang. Bintang laut terselip di antara terumbu karang, ikan nemo yang selalu dinanti, semacam belut besar yang bersembunyi, dan masih banyak lagi komplotan ikan yang berenang dengan lincah ke sana kemari.
Telinga terasa sakit, tekanan air semakin menekan. Beberapa kali saya memberikan kode kepada Bang Adison. Aman teratasi. Sepertinya dia melihat kesanggupan saya untuk menyelam lebih jauh. Hingga sampailah di sini.Â
Berbagai gaya saya coba, tak terlewatkan yoga yang menjadi andalan. Meskipun tidak sejernih hasil foto-foto yang lain, tidak mengapa. Pengalaman menyelam ini sangat menyenangkan. Siapa sangka, saya yang pemula mampu menembus kedalaman Pulau Iboih sejauh 9,1 meter selama 65 menit. Benar-benar terkejut, ketika kembali ke permukaan dan Bang Adison menunjukkan pencapaian tak terduga ini. Terima kasih Bang Adison, lain kali saya akan coba lagi.Â
Lelah menyelam, kami kembali ke daratan. Indomie rebus dan kupi aceh sudah menanti. Mari istirahat merebahkan badan agar energi kembali fit dan siap meneruskan misi ke titik Nol Kilometer di ujung Pulau Sabang.
To be continue...