Mohon tunggu...
Laeli Saadah
Laeli Saadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 19 Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 19 Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ternyata Seperti Ini Kita di Media Sosial! Simak Ini untuk Temuakan Jawabannya lewat "The Social Dilemma"

15 Juli 2021   07:11 Diperbarui: 15 Juli 2021   11:23 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hallo sobat kompasianer bertemu lagi dengan saya Laeli Sa'adah mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Masih dengan pembahasan seputar kemajuan teknologi informasi dan kumunikasi dan juga media sosial. 

Tulisan kali ini saya akan membahas mengenai pengalaman dan pandangan mengenai dampak positif dan negatif dari teknologi informasi dan komunikasi, juga apa saja kekurangan yang masih harus diperbaiki agar teknologi informasi dan komunikasi bisa lebih membawa manfaat untuk banyak orang. 

Dimana sebelumnya saya telah menonton sebuah film yang berjudul "The Social Dilemma" yang mana film ini dapat membuat kita menjadi berpikir keras sebenarnya ada apa dan bagaiamana cara kerja media sosial itu sebenarnya, apakah antara dampak positif lebih besar dari dampak negatif atau sebaliknya, dan juga apakah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini ada untuk kita manffatkan atau justru sebaliknya kita yang dimanfaatkan.

The Social Dilemma merupakan sebuah film perpaduan dokomenter dengan drama Netflix mulai tayang 9 September 2021 berdurasi 1 jam 34 menit, yang di sutradarai oleh Jeff Orlowski yang pernah menggarap film Chasing Ice dan Chasing Coral. 

Film The Social Dilemma ini mengangkat cerita mengenai bagaimana perkembangan sosial media dan juga bagaimana dampaknya di masyarakat dunia dengan menyelusuri bahaya jejaring sosial bagi manusia. 

Film ini dibintangi oleh para ahli teknologi yang memberikan peringatan tentang ciptaan mereka sendiri seperti google, facebook, pinterest dan lain lain. Mereka yang membintangi film ini seperti Skyler Gisondo, Kara Hayward, Vincent Kartheiser dan masih banyak lagi.

The Social Dilemma, film ini menggambarkan bagaimana cara kerja perusahan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi seperti google, facebook dan lain lain. Bagaimana mereka mengeksploitasi data para penggunanya, yang mana menimbulkan suatu kecenderungan yang akhirnya para penggunanya menjadi abai dengan data data diri mereka sendiri tanpa disadari. 

Yang akhirnya dapat terjadi pengendalian data dari data data yang mereka kumpulkan dengan skala global, data itu tidak hanya digunakan untuk kepentingan suatu politik atau golongan serta komersial. Yang mana justru memberikan efek buruk bagi para penggunanya baik dari kesehatan psikologi dan juga kesehatan mental dengan melalui teori teori konspirasi. 

Film ini memberikan gambaran bagaimana peran media sosial di kehidupan kita, namun disisi lain film ini juga memberikan gambaran sisi negatif dari media sosial itu sendiri. Setelah selesai menonton film The Social Dilemma ini para penonton akan merasakan dilema, memang benar itu juga yang saya rasakan.

The Social Dilemma, film yang mengupas bagaimana para pekerja media sosial bekerja dengan mengawasi kita para penggunanya yakni dengan memanipulasi, agar pengguna terus menerus melibatkan media sosial di aktifitas dikehidupan nyatanya. Media sosial membuat kita secara tidak sadar akan kecanduan untuk mengakses secara terus menerus, dengan memunculkan hal-hal yang sesuai dengan apa yang sedang sering kita akses atau pernah lihat pada waktu itu. 

Film ini diperkuat dengan wawancara orang orang penting di balik layar platform media sosial itu sendiri. Orang orang yang menjadi narasumbernya ini lah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi film The Social Dilemma, yang mana dapat disimpulkan kalau apa yang dibicarakan mereka ini memang benar adanya seperti itu. Mereka kebanyakan mantan pegawai dari platform media sosial dengan kata lain informasi yang mereka berikan ini memang nyata tidak hoax. Tidak hanya menjalankan media sosial di balik layar mereka juga tentunya menjadi pengguna dari platform media sosial itu sendiri dan mereka juga menyadari kalau media ini tidak hanya memiliki dampak positif saja media juga memiliki dampak negatif.

Bahkan dampak negatifnya justru dapat menjadi sangat butuk apabila kita pengguna sudah kecanduan dan tidak mampu mengendalikan untuk tidak melibatkan atau melepaskan peran media sosial dikehidupan kita walaupun hanya sebentar saja. 

Dalam film The Social Dilemma walaupun sebagaian besarnya berisi wawancara  saja, film ini juga benar benar mengangkat kejadian yang terjadi belakangan ini seperti penyebaran hoax, perpecahan politik, runtuhnya demokrasi, bullying dan juga perang saudara yang mana semua itu digambarkan dengan adegan rekayasa agar penonton dapat dengan mudah menangkap point penting yang ingin didampaikan dalam film The Social Dilema. 

Tujuan film ini sebenarnya memberikan peringatan kepada kita pengguna platform media sosial agar kita memanfaatkan perubahan kebaikan media sosial ini dengan tepat. Dan memberi peringatan kepada kita untuk berhati hati dalam menggunakannya, karena proses penyampaian informasinya yang cepat ini membuat kita tidak bisa untuk mengontrolnya lagi padahal informasi itu sendiri belum tentu kebenarannya atau hoax. 

Itu lah yang mebuat film The Social Dilemma ini menjadi film yang sangat rekomen untuk ditonton sebagai pengingat kita juga mengenai teknologi manipulatif yang ada di dalam kehidupan sosial kita dan juga memberikan kita peringatan untuk berhati hati dalam menggunakan media sosial atau juga teklogi lain. Kita juga harus ingat semakin banyaknya kemudahan yang ada pada saat ini dalam kita berkehidupan, berhati hati dalam menggunakan media sosial ini sangat terlu dimana semua aktivitas kita di media sosial ini direkam, dilacak dan juga disimpan oleh mereka.  

Penggambaran dalam film The Social Dilemma ditunjukan dengan penggambaran satu keluarga yang didalamnya ada anggota dari keluarga itu yang kecanduan atau sangat terikat dengan media sosial dan tidak mampu untuk mengandalikannya. Anak remaja perempuan yang kecanduan dan tidak dapat jauh dari media sosial tergambarkan pada scene dimana saat makan bersama keluarga ibunya meminta untuk semua anggota keluarga mengumpulkan hp masing masing dengan tujuan makan malam yang hangat tanpa handphone selama satu jam yang dikumpulkan dalam satu wadah beralarm.

 Awalnya memang semua anggota keluarga mengumpulkan handphoen dalam satu wadah itu, namun hal itu tidak bertahan lama. Anak remaja perempuan yang paling kecil tidak lama berpura pura akan melakukan sesuatu yang ternyata justru berusaha mengambil kembali handphone dengan memecahkan wadah, disitulah terjadi perang saudara. 

Kemudian gadis kecil ini pergi kekamar dan menggunakan media sosial untuk mengupload foto selfie dirinya yang menggunakan filter foto. Dari foto itu ia mendapatkan komentar positif dan juga negatif, sayangnya ia lebih memikirkan komentar negatif yang membuat ia menuntut dirinya sendiri untuk selalu sempurna itu tentunya mustahil, akhinya mentalnya lah yang kena.

Dari pecahnya wadah tadi membuat layar handphone saudara laki lakinya kena retak, tapi masih bisa menyala. Ia meminta ibunya untuk mengganti dan ibunya memberi syarat agar ia hidup satu minggu tanpa handphone juga media sosial. Ia pun meyetuji, sayangnya itu hanya bertahan beberapa hari saja. 

Singkatnya sebelum ia menyetujui perjainjian dengan ibunya ia sedang dimanipulasi untuk terikat menggunakan media sosial dengan didekatkan dengan satu wanita, karena perjanjian itu membuat ia tak menggunakan media sosial. Saat itu lah ia dimanipulasi dengan berbagai macam cara agar ia kembali menggunkan media sosial kembali. 

Diakhir cerita saat ia sudah mulai akan kebenaran para pengguna media sosial itu sebenarnya dimanipulasi dia dan kaka perempuannya dibuat tertangkap pada saat kericuan suasana pada demo saat itu. Itu tadi sekilas gambaran mengenai sebenarnya bagaimana media sosial bekerja bagaiamana manipulasi itu berjalan yang tertuju pada uang.

Saat ini kita hidup di era modern, dimana telah terjadi perubahan berupa kemajuan yang dapat memberikan kita kemudahan dalam berkehidupan. 

Sekarang kita dapat dengan mudah melakukan banyak hal seperti belajar, berkabar, update informasi dan bahkan berbelanja sudah dapat kita lakukan dengan online. 

Perubahan perubahan yang ada saat ini sebenarnya memberikan manfaat yang besar bagi kita semua, dengan adanya ini kita dapat menghemat waktu, menghemat budget, jangkauan yang luas dan masih banyak lagi. Jika dilihat dari hasil laporan data terbaru dari agensi marketing We Are Social dan Platform manajemen media sosial Hootsuite, Januari tahun 2021 mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari separuh penduduk Indonesia saat ini telah melek terhadap media sosial. The Latest Insights Into The State of Digital, dalam laporan itu menyebutkan bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, yang telah menggunakan media sosial yaitu 170 juta atau setara dengan 61,8 persen. 

Dengan 10 juta atau sekitar 6,3 persennya sebagai pengguna aktif jika dibandingkan dengan Januari 2020. Dimana saat itu juga dari 27 juta pengguna atau 15,5 persen meningkat menjadi 202,6 juta pengguna internet di Indonesia. Hasil laporan itu juga menunjukan rata rata orang Indonesia dalam sehari menghabiskan 3 jam 14 menit dalam mengakses media sosial. 

Dari 10 daftar negara yang kecanduuan media sosial negara Indonesia berada pad peringkat 9 dari 47 negara yang masuk dalam analisis kali ini. Berikut urutan media sosial yang paling banyak digunakan dari yang paling teratas Youtube, WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan seterusnya.

Saat ini tentunya sudah banyak sekali platform media sosial ditambah dengan banyak juga media sosial baru saat ini, yang mana banyaknya pengguna di suatu media sosial ini bergantung pada apa yang sedang menjadi trend saat itu. 

Beberapa tahun lalu instagram menjadi media sosial yang paling sering saya gunakan, dapat dikatakan 24/7 (24 jam sehari, 7 hari sepekan) atau terus menerus tanpa henti. 

Saya menggunakan instagram untuk kepentingan pribadi, karena saya suka dengan hal hal foto dan juga video jadi saya sering mengikuti content creator yang contentnya berupa apa yang saya suka pada saat itu.

 Tidak hanya mengikuti content creatornya saja saya juga mengikuti tagar yang berisis content yang sama juga, seperti maghdariyadi dengan tagarnya #madewithstories, boy lagi dengan tagarnya #garagarainstagram dan masih banyak lagi. 

Sudah setahun belakangan ini sekarang saya sudah jarang membuka instagram terkadang sehari tidak mengakses sama sekali sekarang paling lama sekiar 3 jam sekarang ini buka instgram hanya untuk melihat stoy beberpa orang saja saya juga sudah jarang membuat postingan baik itu feeds maupun stories. 

Menurut saya intagram kurang dapat mengudate apa yang sedag menjadi trend ini kurang luas dan juga terbatas, kemudahan updatenya hanya di pengguna yang kita follow saja walaupun ada eksplorenya tapi tetap menurut saya kurang luas karena apabila kita saat itu sedang suka dengan satu hal seperti make up maka eksplore kita kebanyakan berisi tentang make up saja hal itu lah yang membuat kita kurang update trend dibidang lain.

TikTok menjadi media sosial pengganti Instagram yang sering saya gunakan sekarang ini 24/7 (24 jam sehari, 7 hari sepekan) atau terus menerus tanpa henti. 

Berbeda dengan Instagram media sosial TikTok ini menurut saya memiliki kemudahan dalam update trend yang mana kita tidak perlu saling follow untuk mendapatkan update content yang beragam di dalam beranda atau dengan kata lain yang masuk dalam fyp kita itu ada makeup, haul, makanan, quotes, agama dan lain lain. 

Konten dalam TikTok juga banyak sekali yang realte dengan apa yang sedang saya rasakan atau apa yang sedang terjadi saat itu. Jika dilihat dari film The Social Dilema yang sudah kita bahas diatas dapat dikatakan ini lah bukti kalau kita para pengguna media sosial sebenarnya sedang dimanipulasi melalui data data content apa yang sedang sering kita tonton dan juga berapa lama durasi saat kita menonton.

Beberapa hari lalu tetangga saya anak perempuan kelas 6 SD kedapatan memiliki video pornografi oleh orang tuanya, hal itu membuat hpnya disita. Hal yang paling menyedeihkannya tidak hanya ada satu video saja bahkan ia memiliki banyak video seperti itu yang katanya ia dapat dari teman temannya yang dikirimkan melalui WhatsApp. Kita diliha dari kasusnya pastinya anak seusia merekaa sudah ada yang tau situsnya, dan mirisnya lagi saat handphonenya disita ia terus menangis dari pagi sampai sore handphonenya dikembalikan.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini memberikan kita banyak kemudahan dalam berbagai dimana kemudahan ini pastinya tidak hanya dapat membawa bebagai dampak positif saja tentunya memberikan dampak negatif juga. Sebagai penggunanya media sosial kita tentunya merasakan dampak positif kemajuan teknologi informasi dan komunikasi diberbagai bidang diantaranya seperti :

  1. Bidang pendidikan. Kemajuan teknologi yang ada saat ini memberikan kita kemudaan dalam proses belajar dimana dulu hanya dapat dilakukan secara offliine saja saat ini dapat juga dilakukan secara online. Terlebih dimasa pandemi seperti ini yang mengharuskan kita mengikuti aturan pemerintah untuk belajar dirumah dengan sistem pembelajaran online. Platform pembelajarannya seperti Zoom, Google Meet, Google Class Room, Ruang Guru, dan masih banyak lagi.
  2. Bidang kesehatan. Adanya layanan periksa online dengan platform Halodoc kita dapat dengan mudah tidak perlu pergi keluar juga bisa dilakukan kapan saja dimana saja dan juga penggunaan kartu pintar pada manajemen rekam medis menjadi sebagian bukti kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
  3. Bidang bisnis. E-commerce atau pusat jual beli onliine yang dapat dilakukan dengan mudah kapan saja dan dimana saja tanpa perlu bertemu langsung secara fisik dan juga memiliki jangkauan yang sangat luas. seperti Shopee, Tokopedia, Lazada dan masih banyak lagi.

Selain memiliki dampak positif tentunya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi juga membawa dampak negatif, diantaranya seperti :

  1. Pornografi. Adanya situs ilegal yang membebaskan siapa saja dapat dengan mudah mengakses tanpa ada syarat dan ketentuan bagi para pengaksesnya. Banyak terjadi kasus penyimpangan seperti contoh kasus yang sudah diceritakan diatas.
  2. Cyber bullying.  Media sosial memberikan kita kebebasan untuk berbuat apa saja seperti mengomentari orang lain yang mana itu akan menjadi bully. Contoh kasusnya seperti seorang remaja wanita pada film The Social Dilemma.
  3. Pelanggaran hak cipta. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini juga banyak disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung, diantara mereka melakukan pembajakan software, pemakaian tanpa izin pembuat. Contohnya saat ini banyak sekali situs nonton film yang ilegal dimana dalam situs itu mereka membagian film film yang seharusnya pada platform aslinya berbayar menjadi gratis, bahkan film bioskop yang sedang tayang di situs itu bahkan sudah ada.

Hal yang haru diperbaiki agar kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang ada saat ini dapat benar benar bermanfaat dan juga sebagai upaya untuk meminimalkan dampak negatif itu sendiri. Perlu adanya peraturan dan juga syarat yang ketat bagi suatu media sosial, platform, dan juga situs dalam siapa saja yang dapat mengaksesnya perlu adanya aturan seperti minimal usia. Dan juga perturan ketat akan hak cipta pembajakan seperti pembajakan film di situs ilegal itu dilaporkan dan juga menghapus situs sejenisnya.

Dan juga perlunya pengawasan bagi para pengguna usia dini yag ketat dengan orang tua membatasi dan juga mengawasi apabila memang terpaksa atau terlanjur memenggunakan media sosial. Dari kita sendiri juga perlu memiliki wawasan yang luas dan juga kesadaran akan dampak yang ada baik itu positif maupun negatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun