Mohon tunggu...
Laelatul Kamelia
Laelatul Kamelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelisik Sejarah Situs Biting

22 Desember 2023   18:20 Diperbarui: 22 Desember 2023   18:27 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sisa dari serangan itu adalah Benteng, perumahan, dan makam. Ada 12 makam, salah satunya yang menjadi pesohor adalah Sayyid Abdurrahman Assaiban. Beliau pendatang dari luar yang menjadi penasihat spiritual Arya Wiraraja. Tetapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa makam itu berisi barang kerajaan yang dipendam dan adapula yang mengatakan bahwa hanya sebuah petilasan.

Bagaimana awal ditemukan makam? Dulu ada sesepuh yang biasa dipanggil Mbah Alam Jati, saat di Biting masih berupa alas atau hutan, ada burung yang selalu lewat daerah situ tetapi selalu jatuh. Karena penasaran sesepuh itu mendatangi tempat itu, saat didatangi ternyata ada Maesan, tidak lama tempat tersebut jadi pemakaman umum.

Namun, sekarang benteng sudah mulai hancur, kerajaan sudah tidak rata karna kurang lebih kerajaan tersebut sudah 800 tahun silam berdiri. Sehingga, ada beberapa keramik yang ditemukan oleh warga sekitar ketika bekerja di ladangnya. Banyak yang mengatakan siapapun yang mengambil ataupun membawa penemuan bekas bangunan kerajaan tersebut banyak kejadian aneh yang terjadi. Sehingga, sampai sekarang seorangpun tidak ada yang berani untuk membawa barang bekas bangunan kerajaan tersebut.

Narasumber mengatakan bahwa, tidak boleh sembarangan mengambil batu merah, meskipun warga asli Biting. Pernah ada kejadian pamannya narasumber, mengalami pengalaman yang tidak mengenakan karena mengambil salah satu batu dari Biting, beliau merasakan seperti ditembak meriam, ada yang sakit, bahkan sampai meninggal.

Selain Arya Wiraraja, Situs Binting juga memiliki makam Syech Abdurahman Assyaibani. Syech Abdurahman Assyaibani adalah seorang ulama dari Timur Tengah yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di wilayah Jawa pada masa itu. Makamnya menjadi tempat suci bagi umat Muslim yang datang untuk berziarah dan menghormatinya.

Reruntuhan Binting mencerminkan kejayaan kerajaan Majapahit dan pernah menjadi pusat kegiatan politik, sosial dan budaya sehingga memiliki nilai sejarah yang tak ternilai harganya. Selain itu, situs ini juga merupakan sumber pengetahuan  penting bagi kajian sejarah Jawa dan peradaban Majapahit.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melestarikan dan mengembangkan tempat ini agar menjadi bagian dari warisan budaya kita yang berharga dan dapat membawa kebahagiaan bagi generasi mendatang.

Makam tak dikenal yang terletak di Situs Biting Lumajang merupakan salah satu misteri yang masih menyimpan banyak pertanyaan. Terletak di sebelah kanan makam atau petilasan Raja Arya Wiraraja, makam ini menarik perhatian pengunjung dengan ciri-ciri yang unik. Lingkungan sekitar makam ini dikelilingi oleh bebatuan merah yang memberikan nuansa mistis dan sejarah.

Salah satu aspek yang menarik adalah nisan makam yang terbuat dari batu karang. Batu karang ini memiliki kaitan erat dengan orang Madura, sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Jawa. Keberadaan batu karang ini memberikan indikasi bahwa pemilik makam atau orang yang dimakamkan di sini memiliki keterkaitan dengan kebudayaan Madura.

Namun, yang menjadi teka-teki adalah identitas sebenarnya dari pemilik makam tersebut. Meskipun telah ada sejak abad ke-14, informasi mengenai siapa yang dimakamkan di sini masih belum terungkap. Tidak ada catatan sejarah yang jelas atau sumber yang dapat memberikan petunjuk mengenai identitasnya. Beberapa teori dan spekulasi muncul dari masyarakat sekitar, namun tidak ada jawaban pasti yang dapat memecahkan misteri ini.

Keberadaan makam tak dikenal ini menambah daya tarik Situs Biting Lumajang sebagai destinasi bersejarah. Para pengunjung tertarik untuk mempelajari dan menggali lebih dalam mengenai sejarah makam ini. Misteri di balik identitas pemilik makam menambah nuansa misteri dan keunikan tempat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun