Masyarakat yang menghormati hukum dan norma-norma sosial menciptakan suasana yang mendukung kesejahteraan bersama.
6. Inovasi dan Teknologi
Inovasi dan penggunaan teknologi dalam berbagai sektor, termasuk pertanian dan industri, berkontribusi pada peningkatan efisiensi dan produktivitas, sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Era Katatidha
menurut Ranggawarsita, merupakan fase kritis dalam perjalanan sejarah yang menggambarkan transisi dari kemakmuran (Kalasuba) menuju keadaan yang penuh dengan ketidakadilan dan penyimpangan moral. Fase ini memiliki beberapa penyebab utama yang saling terkait, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ketidakpuasan Sosial
Ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi sosial dan politik yang ada adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya Katatidha. Rakyat mulai merasakan ketidakadilan akibat perbedaan perlakuan antara kelompok penguasa dan masyarakat biasa. Penyebab ketidakpuasan ini dapat beragam, mulai dari kebijakan publik yang tidak pro-rakyat, sampai pada ketidakmampuan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
- Perbedaan Kelas: Munculnya kesenjangan ekonomi yang mencolok antara elit dan rakyat biasa menambah rasa frustrasi. Ketidakpuasan ini mendorong masyarakat untuk mempertanyakan legitimasi dan integritas para pemimpin mereka.
2. Penyalahgunaan Kekuasaan
Penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat dan penguasa menjadi semakin nyata pada era Katatidha. Para penguasa, yang seharusnya bertugas untuk melayani masyarakat, mulai menggunakan posisi mereka untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Tindakan ini menciptakan suasana di mana hukum tidak ditegakkan secara adil, dan impunitas bagi pelanggar menjadi hal yang umum.
- Korupsi dan Kolusi: Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme meningkat, menciptakan budaya di mana kejujuran dan integritas dipandang sebelah mata. Hal ini membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap sistem pemerintahan.