Mohon tunggu...
Laela Ayu Dewanti
Laela Ayu Dewanti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Telah diterima di Universitas Airlangga Ilmu Hukum

Hobi saya adalah membaca serta mengamati sekitar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Acara Pertelevisian Indonesia Jarang Diminati Anak Muda dan Lebih Menikmati Tayangan Pertelevisian Luar Negeri

18 Juni 2024   06:04 Diperbarui: 18 Juni 2024   06:17 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa flatfrom streaming pengganti acara TV lokal (Sumber: Pinterest)

Di era digital ini, preferensi tontonan anak muda Indonesia semakin bergeser. Dahulu, televisi menjadi sumber hiburan utama. Namun, kini banyak anak muda lebih memilih tayangan pertelevisian luar negeri dibandingkan acara lokal. Menurut Data Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penonton acara televisi di Indonesia mengalami penurunan sekitar 93,21% pada tahun 2018 menjadi sekitar 89,96% pada tahun 2021. Mengapa demikian? Mari kita telusuri beberapa alasan utama di balik fenomena ini.

Kualitas Produksi 

Salah satu faktor utama dari fenomena ini adalah kualitas produksi. Tayangan pertelevisian luar negeri, seperti drama Korea, drama Cina, serial Amerika, dan film-film Eropa, dikenal memiliki standar produksi tinggi. Dari segi sinematografi, skenario, hingga akting, semuanya disajikan dengan sangat profesional. Sebagai perbandingan, banyak acara televisi lokal yang masih terjebak dalam formulasi lama, kurang inovatif, dan akting yang kurang profesional. Kebanyakan acara televisi lokal seperti sinetron mengandung plot klise dan monoton, belum lagi jumlah episode yang semakin diperpanjang dan melenceng dari alur cerita ditambah lagi sisipan iklan yang begitu banyak tidak hanya saat penayangan iklan saja tetapi juga ditengah-tengah penayangan sinetron. Tayangan acara lokal hanya memberikan kesan bosan pada menikmatnya. Mengakibatkan kurangnya daya tarik penonton anak muda yang mencari sesuatu yang segar dan berkualitas.

Konten yang Disajikan Lebih Beragam dan Relevan

Tayangan luar negeri menawarkan konten yang lebih beragam dan seringkali relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tayangan yang mereka sajikan memiliki beberapa genre mulai dari drama, komedi, fiksi ilmiah, hingga dokumenter, yang serinng kali mengangkat isu-su sosial dan budaya yang berkembang di masyarakat. Sementara itu, acara televisi Indonesia cenderung didominasi oleh sinetron dengan plot yang berulang dan minim variasi, serta kurangnya pembahasan topik yang mendalam dan bermakna yang mengandung pesan moral.

Pengaruh Media Sosial dan Platform Streaming

Kehadiran platfrom streaming seperti Netflix, Disney+, Amazon Prime, dan lain-lain telah mengubah cara konsumsi konten. Kehadiran platfrom streaming ini memudahkan para penikmat konten hiburan menonton kapanpun dan dimanapun, sehingga anak muda kini lebih suka menonton sesuai dengan waktu dan keinginan mereka, tanpa harus terikat dengan jadwal tayangan televisi. Platform ini juga memberikan akses kemudahan ke berbagai tayangan internasional dengan subtitle bahasa Indonesia, membuatnya lebih menarik dibandingkan dengan acara televisi lokal.

Perbedaan Nilai Budaya dan Perspektif

Tayangan luar negeri sering kali menawarkan prespektif yang berbeda dan membuka wawasan penontonnya tentang budaya dan kehidupan di negara lain. Hal ini memberikan pengalam baru dan berbeda yang jarang ditemukan di tayangan lokal. Anak muda yang cenderung penasaran dan terbuka terhadap hal-hal baru lebih tertarik dengan tayangan yang menawarkan sudut pandang global ini.

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Asing

Tayang luar negeri biasanya digunakan oleh beberapa orang sebagai media pembelajaran bahasa asing. Apalagi banyak anak muda sekarang suka mempelajari bahasa asing dan tayangan luar negeri merupakan media pembelajaran asing yang murah dan mudah didapatkan. Sehingga tayangan asing tidak hanya memberikan plot cerita yang menarik tetapi sebagai sarana pembelajaran bahasa asing. Hal ini merupakan sesuatu pengalaman yang tidak bisa dirasakan jika menonton tayangan lokal.

Stigma Terhadap Acara Lokal

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwasannya terdapat stigma yang berkembang pada tayangan pertelevisian Indonesia yaitu isi tayangan pertelevisian yang kurang bermutu dan monoton. Hal ini diperkuat dengan banyaknya kritik terhadap sinetron yang dianggap memiliki plot klise dan kurang mendidik, bahkan episode sinetron yang terus diperpanjang hingga melenceng dari alur cerita. Tidak hanya kritik yang datang dari sinetron tetapi juga acara reality show yang sebenarnya sudah diatur skenarionya bahkan bisa bertahan bertahun-tahun, menghiasi televisi dari pagi hingga malam. Tayangan-tayangan lokal hanya diisi oleh acara penuh dengan sensi, keanehan, dan skenario buatan yang tidak masuk akal. Stigma ini membuat anak muda cenderung menghindari acara lokal dan mencari alternatif yang dianggap lebih berkualitas serta memberikan pengalaman dan ilmu baru dengan menonton tayangan luar negeri.

Perubahan preferensi tontonan anak muda Indonesia dari acara pertelevisian lokal ke luar negeri merupakan fenomena yang dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari kualitas produksi, keberagaman konten, hingga pengaruh media sosial. Maka dari itu, untuk menarik kembali minat anak muda dalam menonton tayangan pertelevisian lokal, industri pertelevisian Indonesia harus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produksinya, serta menawarkan konten yang lebih relevan dan beragam. Dengan demikian acara pertelevisian lokal dapat kembali bersaing dan menjadi pilihan utama bagi penonton muda di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun