Tayang luar negeri biasanya digunakan oleh beberapa orang sebagai media pembelajaran bahasa asing. Apalagi banyak anak muda sekarang suka mempelajari bahasa asing dan tayangan luar negeri merupakan media pembelajaran asing yang murah dan mudah didapatkan. Sehingga tayangan asing tidak hanya memberikan plot cerita yang menarik tetapi sebagai sarana pembelajaran bahasa asing. Hal ini merupakan sesuatu pengalaman yang tidak bisa dirasakan jika menonton tayangan lokal.
Stigma Terhadap Acara Lokal
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwasannya terdapat stigma yang berkembang pada tayangan pertelevisian Indonesia yaitu isi tayangan pertelevisian yang kurang bermutu dan monoton. Hal ini diperkuat dengan banyaknya kritik terhadap sinetron yang dianggap memiliki plot klise dan kurang mendidik, bahkan episode sinetron yang terus diperpanjang hingga melenceng dari alur cerita. Tidak hanya kritik yang datang dari sinetron tetapi juga acara reality show yang sebenarnya sudah diatur skenarionya bahkan bisa bertahan bertahun-tahun, menghiasi televisi dari pagi hingga malam. Tayangan-tayangan lokal hanya diisi oleh acara penuh dengan sensi, keanehan, dan skenario buatan yang tidak masuk akal. Stigma ini membuat anak muda cenderung menghindari acara lokal dan mencari alternatif yang dianggap lebih berkualitas serta memberikan pengalaman dan ilmu baru dengan menonton tayangan luar negeri.
Perubahan preferensi tontonan anak muda Indonesia dari acara pertelevisian lokal ke luar negeri merupakan fenomena yang dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari kualitas produksi, keberagaman konten, hingga pengaruh media sosial. Maka dari itu, untuk menarik kembali minat anak muda dalam menonton tayangan pertelevisian lokal, industri pertelevisian Indonesia harus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produksinya, serta menawarkan konten yang lebih relevan dan beragam. Dengan demikian acara pertelevisian lokal dapat kembali bersaing dan menjadi pilihan utama bagi penonton muda di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H