Mohon tunggu...
Laela
Laela Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Rangkuman (Koneksi antar materi) Modul 3.1

24 September 2023   08:04 Diperbarui: 24 September 2023   08:18 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makassar. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Andreawan Tarigan

Assalamualaikum Wr. Wb

Perkenalkan nama saya Laela Imtihani, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Maros. 

Pada tulisan ini saya akan menjabarkn rangkuman antar materi modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan yang sesuai nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Pada koneksi antar materi ini saya melakukan refleksi untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah dilalui dan menggunakan pemahaman baru untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukan.

Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara yang paling terkenal adalah semboyan Pratap Triloka yang berbunyi Ing Ngarso Sangtulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Sebagai guru harus memposisikan diri didepan sebagai teladan, ditengah sebagai pemberi semangat, dan dibelakang memberi dorongan dan semangat kepada murid-muridnya. Pada saat menuntun, murid akan diberikan tuntunan dan arahan agar tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya serta mampu menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.  Dalam hal tersebut, maka guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana dengan menerapkan pengambilan keputusan yang berdasarkan empat paradigma pengambilan keputusan, tiga prinsip penyelesaian dilema, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri akan menentukan cara pandang terhadap situasi atau masalah, prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan, ada tiga prinsip yang dapat diambil yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). ketiga prinsip ini seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran.

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat utamanya bagi kepentingan dan keberpihakan pada murid.

3.Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru dalam mengambil sebuah keputusan dengan baik. Keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, coaching juga dapat membantu pada pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil dirasakan lebih efektif melalui kegiatan coaching, oleh karena dalam kegiatan coaching, seorang pemimpin pembelajaran dapat menggali potensi-potensi yang ada pada coachee dimana keputusan-keputusan yang diambil dalam proses pembelajaran akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi murid.

4.Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan keberpihakan pada anak didik .

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, tentu akan menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Pembahasan studi kasus pada modul ini memberikan contoh-contoh kasus yang biasa terjadi dan mungkin saja pernah dialami oleh sebagian guru. Hal ini adapat dijadikan pembelajaran agar tidak terjebak dalam situasi yang sama dan dapat bertindak secara bijak melalui prinsip, paradigma, dan langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan untuk menyadari perilaku yang benar dan perilaku yang salah dan dapat dipertanggungjawabkan serta berpihak pada murid.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Ada tiga dasar dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, sejalan dengan nilai-nilai kebajikan, dan dapat dipertanggung jawabkan. Melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan tentunya berdampak pada terciptanya sekolah kearah yang lebih baik dengan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil keputusan adalah kesulitan /kendala yang bersumber pada pengambil keputusan, di mana dalam mengambil keputusan tidak melibatkan guru atau warga sekolah lainnya, sering terjadi perbedaan pandangan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan, dan sering dalam pengambilan keputusan tersebut , kita tidak mempunyai pilihan yang lain karena aturan yang ada pada pimpinan/ sekolah,, adanya nilai-nilai kesetiakawanan yang masih kental dalam budaya di lingkungan menimbulkan rasa empati yang lebih dan terakhir keputusan yang diambil masih berlaku jangka pendek.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

 Seperti yang kita ketahui, tujuan akhir dari pendidikan adalah mengantarkan murid merdeka yang mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru berperan penting dalam pengambilan keputusan tepat yang akan berpengaruh dalam mengoptimalkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid di dalam kelas. Untuk potensi murid yang berbeda-beda, guru dapat merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan muridnya (termasuk kesiapan belajar, minta, dan profil belajar murid) dan menghadirkan pembelajaran yang menumbuhkan aspek sosial-emosional. 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Murid akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, bisa diandalkan, dan mampu menggali potensi dan kekuatan mereka.

10. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat diambil dari modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan yang diambil oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan murid sesuai filosofi pemikiran KHD dengan semboyan Pratap Trilokanya dan nilai-nilai kebajikan universal.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan juga dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dilema etika merupakan pengambilan keputusan dimana dimana ada dua nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan.. Sedangkan bujukan moral adalah pengambilan keputusan dimana terdapat dua nilai yang saling bertentangan yaitu nilai benar dan salah.

Secara umum, ada empat kategori paradigma yang ada dalam situasi dilematis yaitu. 

  1. Individu lawan kelompok (individual vs community) Artinya, ada pertentangan antara individu melawan kelompok yang lebih dominan atau mayoritas dalam sebuah perkumpulan yang lebih besar itu. 

  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Pilihannya adalah antara mengikuti aturan "hitam di atas putih" atau melanggar sepenuhnya. 

  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) Terkadang, dalam mengambil keputusan, kita harus memilih antara jujur atau setia kepada orang lain. Kejujuran dan kesetiaan ini acap menjadi pertentangan yang berat. 

  4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Paradigma ini sering dijumpai. Sering kita dihadapkan pada situasi antara mengambil keputusan jangka panjang atau jangka pendek.

3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu: 

  1. Prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) Prinsip Care-Based Thinking cocok digunakan para guru yang memiliki empati tinggi, rasa kasih sayang, dan kepedulian cenderung. 

  2. Prinsip Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Prinsip Rule-Based Thinking cocok digunakan guru yang memiliki sikap jujur dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan. 

  3. Prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Prinsip Ends-Based Thinking cocok digunakan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial tinggi.

9 Langkah Pengambilan Keputusan yaitu

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan

  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut 

  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut 

  4. Pengujian benar atau salah Pengujian yang dilakukan bisa berupa uji legal, uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, dan uji panutan. 

  5. Pengujian paradigma benar lawan benar

  6. Melakukan prinsip resolusi 

  7. Investigasi Opsi Trilema Investigasi 

  8. Buat keputusan 

  9. Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan 

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Pernah. Pada saat itu diperhadapkan pada pengambilan keputusan dengan dua pilihan yang sama-sama penting dan benar. Hal yang membedakan adalah, pada saat kejadian tersebut saya hanya memikirkan dampak kedepannya yang akan terjadi setelah memilih sebuah keputusan. Saya belum menggunakan 9 langkah dalam pengambilan keputusan, prinsip, dan paradigma dilema etika yang sesuai materi pada modul ini.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari konsep pada modul ini, saya memiliki pengetahuan tentang cara pengambilan keputusan yang tepat. Ketika diperhadapkan pada sebuah masalah. Saya bisa mengidentifikasi apakah masalah tersebut masuk dalam dilema etika atau bujukan moral. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan langkah-langkah pengambilan keputusan.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Secara individu, saya bisa mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang saya pegang. Dan sebagai pemimpin, utamanya pemimpin  pelajaran, saya bisa memilih dan mengambil keputusan yang berpihak pada murid dan kebaikan bersama. Sehingga menghasilkan kondisi aman, nyaman, kondusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun