Mohon tunggu...
Ladynoel
Ladynoel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Fungsinya Gak Sich Usus Buntu Itu?

22 Maret 2017   00:11 Diperbarui: 22 Maret 2017   00:23 2514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : deherba.com

Siapa tidak kenal dengan organ yang terselip di salah satu sudut kanan bawah usus besar ini. Posisinya yang  memburai dan berada tepat di ujung usus besar, membuatnya terkesan seperti sumbu dari usus besar.

Kadang sedikit membingungkan juga keberadaan usus buntu ini. Sudah posisinya di ujung, sepertinya organ keciil ini tak memiliki fungsi. Yang ada malah menjadi pembawa masalah ketika organ ini mulai terserang infeksi dan mengalami peradangan. Penyakit yang secara medis disebut apendisitis ini memaksa pasien untuk mengangkat organ ini sebelum peradangan menyebar atau usus buntu menyebarkan kuman di dalamnya keseluruh bagian perut.

Dan biasanya dengan enteng dokter akan mengatakan bahwa usus buntu ini sama sekali bukan masalah untuk diangkat. Anda bisa mengangkatnya tanpa menyisakan efek samping dan pengaruh pada kinerja dari usus besar dan seluruh fungsi pencernaan.

 Lach...kalau dengan begitu mudahnya dibuang, kenapa juga usus buntu ini pakai ada dalam tubuh kita? Merepotkan lagi kalau sudah jadi infeksi.  Bagi yang sudah punya pengalaman masalah radang usus buntu, pasti bisa memahami kata merepotkan di sini. Soalnya nyerinya tidak main-main.

Jadi, sebenarnya usus buntu ini ada manfaatnya tidak ya? Ada tidak fungsinya?

Dalam pandangan kesehatan klasik, usus buntu hanya merupakan sisa dari proses evolusi manusia purba kemanusia modern. Atau setidaknya bagi mereka yang tidak percaya keberadaan manusia purba keberadaanya hanya sebagai sisa dari proses adaptasi manusia lampau dengan manusia modern.

Di masa lalu, manusia masih hidup dalam pola sederhana dimana mereka makan tanpa diolah sebelumnya, yang artinya setiap makanan yang dikonsumsi masih dalam kondisi mentah tanpa proses dimasak. Ini menyebabkan sebagian asupan masih rentan mengandung sejumlah kuman dan bakteri yang bisa saja menginfeksi tubuh.

Usus buntu di masa lalu bekerja menampung bakteri dan mikroba berbahaya yang tertelan sehingga tidak menginfeksi tubuh. Pada masanya, sejumlah pakar melihat bahwa fungsi kantung kecil sebagai kantung penarik bakteri dan mematikannya di dalam. Hal inidiperkuat dengan dugaan adanya sistem imunitas pada usus buntu.

Seiring pola hidup manusia modern yang mulai mengenal makanan yang diolah matang, maka kebutuhan tubuh akan sistem perlindungan ini mulai berkurang. Seiring waktu usus buntu mulai tidak berperan dan akhirnya hanya tersisa sebuah ekor kecil memburai di ujung usus besar yang secara umum tidak berfungsi.

Asumsi ini yang menyebabkan sejumlah pakar menarik kesimpulan bahwa membuang usus buntu sama sekali tidak menyisakan efek samping, toh memang tidak ada fungsinya, atau sudah tidak ada fungsinya.

Tapi tampaknya seiring waktu, sejumlah pakar mulai menemukan fakta bahwa organ yang dianggap tak terpakai ini juga memiliki fungsi, hingga sekarang. Disini dijelaskan apa saja fungsi usus buntu yang ternyata cukup relevan terhadap kesehatan tubuh.

Salah satu pusat perkembangan janin

Menurut pandangan seorang pakar fisiologi dari Oklahoma State University, Loren G. Martin, ada peran usus buntu dalam proses perkembangan janin dalam rahim. Terbaca adanya jejak sel endokrin pada usus buntu yang terdapat pada janin berusia 11 minggu dalam kandungan. Sel endokrin ini berperan dalam membentuk sejumlah hormon dan melepas sejumlah asam amino yang berkaitan dengan pertumbuhan janin.

Membantu pengembangan sistem imunitas pada bayi

Pasca bayi dilahirkan sebagaimana kembali dijelaskan oleh Loren G. Martin, dalam usus buntu bayi masih dikembangkan sejumlah sel endokrin yang akan secara langsung mengarah pada penyempurnaan sistem imunitas.

Jaringan limfatik juga ditemukan meninggalkan jejak dalam dinding dalam usus buntu, seolah menjadi sel induk dari jaringan limfatik. Kadarnya akan mulai terbaca pada usus buntu bayi dan mencapai puncaknya seiring waktu hingga dekade ke 3 usia manusia. Namun akan semakin menipis hingga memasuki usia manula.

Pusat pematangan sistem limfasit

Berkenaan dengan temuan dari Dr Loren, kemudian sebuah riset lain yang juga diungkap pada Journal of Clinical and Diagnostic Research tahun 2015 menemukan adanya peran lebih dari usus buntu dalam proses produksi sistem limfasit.

Tubuh kita memiliki dua komponen utama sel limfasit yang bekerja sebagai garda pertahanan tubuh, yakni T cell dan B cell. Sementara T cell bekerja sebagai pasukan fisik yang menyerang sel-sel abnormal dan mikroba. Maka B cell akan menyerang sel abnormal dan mikroba dengan teknik kimiawi. B cell akan melepas senyawa-senyawa khusus yang melemahkan dan mematikan sel-sel asing seperti sel kanker dan sel bakteri.

Rupanya, B cell ini dimatangkan dalam usus buntu ini. Ada peran jaringan limfasit dalam usus buntu yang bekerja mematangkan fungsi dari B cell ini. Diduga bahwa usus buntu menjadi sumber pasokan utama untuk B cell bagi sistem pencernaan.

Bukan hanya B cell, dalam usus buntu juga diproduksi substansi imunitas lain antigen Immunoglobulin A. Meski hingga kini masih dipertanyakan kenapa dengan kadar B cell dan Ig A yang tinggi usus buntu tetap rentan mengalami infeksi.

Sebagai suplai bakteri sehat untuk usus

Beberapa riset lain menemukan fakta lain dari fungsi usus buntu yang mungkin akan menjadi jawaban kenapa usus buntu meski memiliki pasukan besar sistem imunitas di dalamnya juga bisa menjadi cukup rentan mengalami peradangan.

Menurut riset yang dikembangkan di Duke University Medical Centre in North Carolina dan disempurnakan pada riset Midwestern University Arizona College of Osteopathic Medicine, ditemukan bahwa usus buntu juga bekerja sebagai pusat penyimpanan dan reproduksi bakteri baik usus. Yang dengan kata lain, usus buntu adalah pusat suplai bakteri baik untuk usus.

Dikatakan pula dengan lokasi yang terselip dan berpintu kecil, kadang usus buntu akan menjadi “safe house” untuk bakteri baik usus. Hanya saja karena lokasinya yang terselip pula inilah sejumlah makanan yang tengah diolah dalam usus terjebak ke dalam usus buntu. Kabar buruknya, makanan yang terjebak ini adalah sisa-sisa sari makanan yang sudah terkontaminasi sejumlah bakteri dalam usus dan kemudian kembali terkontaminasi bakteri dalam usus buntu.

Situasi inilah yang justru kadang menyebabkan usus buntu mengalami infeksi atau peradangan . Karena proses pembusukan sisa makanan yang terjebak dalam usus buntu malah menyebabkan terbentuknya inflamasi.

Tapi kabar baik, dengan suplai bakteri baik dalam usus buntu, usus akan terus mendapatkan suplai bakteri baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh, termasuk untuk menjalankan fungsinya dalam sistem pencernaan.

Jadi...

Masih beranggapan usus buntu tidak ada fungsinya?

Sebagaimana dijelaskan, ada peran usus buntu dalam membantu fungsi imunitas. Sehingga sejumlah pendapat melihat adanya resiko penurunan fungsi imunitas terutama pada sistem pencernaan setelah usus buntu diangkat.

Meski demikian ketika berada dalam kondisi apendisitis yang serius, maka pilihan pengangkatan organ rasanya memang masih yang terbaik. Hanya saja demi menutupi kemungkinan penurunan fungsi imunitas, pasien perlu menjalankan perubahan pola diet permanen yang mengarah pada pola makan sehat, padat serat dan probiotik juga makanan yang bekerja menguatkan sistem imunitas. Secara umum dengan mempertahankan pola hidup yang sehat, efek samping tidak akan terlalu berpengaruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun