Mohon tunggu...
Ladynoel
Ladynoel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Benarkah Kanker Getah Bening Lebih Berbahaya?

2 Februari 2017   19:56 Diperbarui: 3 Februari 2017   02:53 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : http://www.eastsiderad.com

Belakangan kita mungkin sering mendengar mengenai penyakit kanker getah bening dan mendengar pula bagaimana kanker ini ternyata bisa cukup mematikan. Beberapa publik figur diketahui mengidap penyakit ini dan diantaranya akhirnya menjemput maut.

Yang namanya kanker memang sudah dari sananya menyeramkan, setidaknya dari pandangan subjektif memang demikian. Tapi seolah-olah kanker getah bening ini beberapa kali lebih menyeramkan dari jenis kanker lainnya. Apa memang benar seperti itu? Semoga ulasan pendek kali ini bisa sedikit membuka wacana kita soal sejauh apa resiko dari kanker getah bening. Dan apakah pandangan mengenai besaran potensi keberhasilan dalam mengobati kanker getah bening.

Soal resiko kematian, sebenarnya perlu Anda pahami dulu kapan kanker ini berhasil terdiagnosa. Banyak klaim soal kematian dari kanker, apapun itu jenisnya. Dan faktanya keberadaan kanker terdiagnosa relatif terlambat, bahkan baru setelah kanker memasuki stadium akhir. Pada level ini memang potensi kesembuhannya sendiri sudah relatif rendah. Bila saja kanker terdiagnosa lebih awal, sebenarnya potensi sembuhnya jauh lebih besar.

Dan pada kasus kanker getah bening, perlu juga Anda pahami bahwa kanker getah bening sendiri terbagi dalam dua jenis. Jenis pertama disebut non Hodgkins Limfoma dan jenis berikutnya Hodgkins Limfoma.  Dan ternyata menurut sumber medicinenet , dikatakan bahwa sebenarnya tingkat kesembuhan dari kanker jenis Hodgkins Limfoma mencapai angka 88%. Meski dari sumber yang sama juga disebutkan bahwa kasus Hodgkins Limfoma hanya muncul sekitar 1% dari keseluruhan kasus kanker di dunia.

Artinya memang kebanyakan kasus kanker getah bening muncul sebagai Non Hodgkins Limfoma. Bahkan dikatakan 8 dari 10 kasus kanker getah bening di dunia adalah jenis Non Hodgkins Limfoma. Dan disisi lain kasus ini berkembang signifikan dalam tahun-tahun belakangan. Pada masa-masa sebelumnya kebanyakan kasus Non Hodgkins Limfoma terjadi pada mereka berusia manula alias di atas 60 tahun. Dan belakangan muncul kasus-kasus Non Hodgkins yang menyerang usia produktif.

Masalahnya keluhan pada kanker jenis Non Hodgkins Limfoma ini memang lebih serius dan resikonya lebih tinggi. OK..kayaknya kalau langsung bahas soal resikonya akan membingungkan. Saya kembali dulu ke awal, apa sich perbedaan dari kedua jenis kanker ini. Dari sana kita bisa pahami kenapa keduanya memiliki resiko yang berbeda.

Kanker Hodgkins dan Non Hodkins sebenarnya menyerang sel yang sama. Sel yang diserang adalah fungsi Limfatik dalam tubuh. Di dalam tubuh ada organ bernama nodus limfa, kelenja timus, limpa itu sendiri dan seluruh pembuluh limfatik dalam tubuh yang keberadaannya seiring dengan keberadaan pembuluh darah dalam tubuh. Titik-titik pusatnya ada di area leher, pangkal paha dan area pinggang.

Nah...yang namanya kanker getah bening itu ya menyerang sepaket dari sistem ini. Yang utamanya memang organ dan nodusnya yang berfungsi sebagai kelenjar penghasil getah bening. Intinya DNA dalam sel-sel organ mengalami mutasi, menjadi abnormal dan bekerja secara abnormal. 

Akibat sel yang menjadi komponen produsen getah bening rusak, yang diproduksi juga mau tidak mau ikutan rusak. Sebenarnya getah bening itu adalah cairan limfosit alias sel darah putih. Dalam sel darah putih ini terdapat dua jenis komponen yaitu T-cell dan B-cell.

Yang menjadi masalah adalah, ketika tubuh memproduksi sel darah putih alias getah bening, melalui pembuluh-pembuluh limfatik, cairan ini disalurkan ke seluruh tubuh menuju seluruh organ dan sel-sel dalam tubuh. Bila darah fungsinya mengambil residu dan mengantarkan nutrisi, maka limfatik mengantarkan prajurit imun.

Dan ketika sel-sel dalam cairan limfatik ini berubah dari sebaga petugas keamanan menjadi sel-sel ganas yang siap melakukan serangan pada sel sehat, tentu saja ini berbahaya. Itulah sebabnya kanker getah bening lebih berbahaya. Karena cairan yang mengandung sel kanker dengan cepat bisa merusak sel sehat dimanapun dalam tubuh Anda dan menularkan sel kankernya ke mana saja dalam tubuh Anda.

Nahh...sekarang soal Hodgkins dan Non Hodgkinsnya.

Kanker Hodgkin terjadi ketika kerusakan pada sistem limfatik ini membuat produk limfosit yang dihasilkan memiliki ukuran lebih besar dan ganas, biasanya disebut sel Reed Stenberg. Sel besar ini membuat sel darah putih menjadi over do alias bekerja berlebihan. Kenapa lebih mudah diatasi, karena kerusakan pada komponen organ yang menyebabkan masalah ini pada dasarnya lebih mungkin untuk diobati dan dinormalkan.

Kalau kanker Non Hodgkins berbeda. Yang rusak adalah komponen organ yang menghasilkan T-cell dan B-cell. Keduanya ini justru garda depan pelindung tubuh, termasuk garda pelindung DNA, pasukan utama yang melawan sel-sel dengan kerusakan DNA, termasuk pasukan utama yang menyerang masalah inflamasi, masih berkaitan dengan sel yang rusak.

Kalau yang seharusnya melindungi DNA malah mengalami kerusakan DNA, apa jadinya???

Inilah yang kemudian membuat penyakit ini lebih sulit diatasi. Catatan...bukan tidak bisa diatasi ya...

Karena pada tahapan awal, kanker sebenarnya bisa dilawan dengan memaksimalkan fungsi T-cell dan B-cell. Saya sempat membaca dalam satu ulasan mengenai imunosistem dalam melawan kanker di sini, kalau sebuah konsep penyembuhan kanker bisa dilakukan dengan meningkatkan sistem imun dengan menambahkan kemampuan T-cell dan B-cell ini. Si T-cell dan B-cell ini dipekerjakan untuk menyerang sel kanker dan melemahkannya sekaligus mematikannya.

Bahkan pasca operasi dan pasca terapi-terapi medis, Anda masih bisa meneruskan perawatan dengan menjalankan terapi stimulan imunitas demi mendorong sistem imun tubuh menyerang sisa-sisa sel kanker dalam tubuh.

Akan menjadi masalah ketika T-cell dan B-cellnya sendiri yang justru mengalami kerusakan. Dalam kasus Non Hodgkins, sistem limfatik menghasilkan T-cell dan B-cell yang abnormal, tidak bekerja sesuai fungsi aslinya dan diproduksi dengan jumlah berlebihan sehingga justru ganas dan agresif. Sifatnya menjadi merusak sel-sel sehat yang ada disekitarnya.

Lalu dengan fakta di atas, apa mungkin untuk bisa mengobati kanker getah bening?

Bukan mustahil tentu saja. Secara medis, terbukti kanker getah bening baik jenis Hodgkins maupun Non Hodgkins sama-sama bisa diatasi. Pada laman cancertutor, setidaknya masih ada harapan 77% bahkan pada stadium 4. Cukup besar kan?

Ada banyak terapi konvensional yang bisa Anda ambil seperti kemoterapi, radioterapi, terapi pallative, terapi stimulan imun sampai transplantasi stem cell atau malah sumsum tulang belakang. Tetapi menurut laman yang kerap dianggap kontroversial ini, untuk mengobati kanker getah bening diperlukan perubahan menyeluruh.  

Sedikit “njlimet”, untuk mengobati kanker getah bening, Anda disarankan  untuk setidaknya memadukan terapi konvensional dengan beberapa terapi biologi seperti dengan diet cellect Budwig protocol atau High RF Frequency yang bekerja menstimulasi imun sekaligus memaksimalkan kerja liver membersihkan toksin. Menurut pandangan ini, toksin adalah kunci utama yang menyebabkan kanker getah bening muncul.

Next time saya upayakan  bakal ulas soal diet-diet dan protocol kanker tadi...saya cari dan kumpulkan dulu semua informasinya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun