"Abang akan tau kalo udah disini. Tau dari mulutku pasti disangka aku ini berbohong."
Setelah sambung telepon itu terputus Syafira merentangkan kedua tangannya lalu berputar, "Sang Nyonya Daulay! Syafira Daulay calon istri Fatur Daulay!"
Untuk kesekian kalinya Mumun lah yang mendapati semua itu. Ia berjalan mengendap-endap menuju pintu lalu mengintai melalui sedikit celah. "Astagfirulloh, wanita ini dapatnya dari mana sih? Benar ungkapan pak ustad, baik sama baik dan jahat sama jahat. Amit-amit Ya Rabb...."
Sementara itu Monica sang nyonya besar sudah selesai berdandan. Suaminya pun usai mengenakan dasi dan setelan jas hitamnya,
"Ma, aku tak sarapan dirumah ya. Nanti biar beli saja di jalan."
"Terserah Papa tapi ingat persiapan pernikahan Fatur. Jangan lupa transver 10 juta nya ya?"
"Hah... Dikit-dikit main puluhan juta Mama ini," desah Bambang pasrah.
"Demi buah cinta kita yang hanya tinggal dua, Pa. Kalo mereka bahagia kita kan juga pasti bahagia?"
"Paham," celetuk pria paruh baya itu pura-pura tersenyum.
Sungguh senjata yang sangat ampuh tiap kali Monica menginginkan sesuatu tanpa peduli tekanan batin sang suami. Secerca kesalahan dimasa lalu Bambang yang menghilangkan buah hati mereka.
Meja makan, 9.00 wita: