Asmara menetap dalam jiwa,
Benih-benih tumbuh mekar,
Senyuman merekah tuk tercinta,
Bertemu mata jantung berdetak.
Lihat daun berguguran disini,
Dalam dada tersimpan perih,
Mengapa asmara datang sebentar?
Dengarkan rintihan badai sukma
Dedaunan kering terbang tak berarah,
Lihat dikau terbang ke angkasa,
Derai cinta datang menanti,
Seindah kicauan burung bernyanyi.
Raga ini hancur seperti pecahan kaca,
Ingin berdiri tegak lemah daya ini jiwa,
Melangkah seperti kerangka berjalan
Bayang-bayang hitam dalam ingatan.
Surakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!