Dua tahun berturut-turut, yaitu pada 2021 dan 2022, saya mewakili Lactashare diundang oleh Kemenkes RI sebagai pembicara pada Rapat Pembahasan Perancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Unit Donor ASI.
Kami mendukung penuh segera disahkannya Rancangan Permenkes tersebut, karena inilah produk hukum yang menjadi pelaksana teknis dari proses donor ASI yang aman di berbagai Rumah Sakit di Indonesia. Kami yakin, Indonesia memerlukan banyak tenaga ahli dalam membentuk sistem donor ASI terintegrasi sebagai bentuk implementasi dari Permenkes tersebut kelak. Besar harapan, saya dan tim Lactashare diberi kesempatan membaktikan diri pada negeri dalam kapasitas tersebut.
Bank ASI adalah fasilitas kesehatan yang belum pernah ada di Indonesia. Sistem dan prosedur Bank ASI juga belum pernah dibuat di negeri ini. Artinya, untuk menjadikannya ada dari yang awalnya tiada, diperlukan niat yang kuat, gagasan yang cemerlang, manajemen yang mumpuni dan kepemimpian yang handal dalam merealisasikan inovasi tersebut. Sekalipun telah ditetapkan 19 Mei sebagai Hari Donor ASI Internasional, dan telah berdiri 572 Bank ASI di dunia, Â 37 diantaranya terletak di Asia Tenggara, namun tidak serta-merta prosedur Bank ASI tersebut dapat seutuhnya diadopsi di Indonesia.
Perlu ada perumusan prosedur global dengan kearifan lokal di dalamnya, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, yang memiliki karakteristik yang tidak bisa disamakan dengan negara lain, baik dari segi ideologi bangsa, ekonomi, sosial, budaya, geografi, politik, pertahanan dan keamanan, dan perdagangan.
Tak ayal, bagai "Babad Alas" dalam istilah Jawa, dalam menginisiasi pendirian Bank ASI di Indonesia, diperlukan banyak disiplin ilmu. Bagai mendirikan sebuah Rumah Sakit, maka mendirikan Bank ASI dari hulu ke hilir adalah sebuah kompleksitas tersendiri.
Saya yakin, diperlukan ilmu seputar manajemen keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, stratejik, sistem informasi dan teknologi, logistik, mutu, lingkungan & arsitektur, pelayanan, penanggulangan bencana, lean, dan aspek hukum, dan lain sebagainya, yang bisa saya dan tim Lactashare dalami agar kami makin terampil menjadi pemimpin yang berintegritas dalam memajukan fasilitas dan pelayanan kesehatan, utamanya dalam menjaga konsistensi dan peristensi didirikannya Lactashare untuk bisa meraih visi, misi dan cita- citanya, yaitu mendirikan Bank ASI Pertama di Indonesia dan menjadi Pusat Penelitian ASI, Menyusui dan Donor ASI.
Ketahanan pangan sebuah negara, harus berawal dari keterjaminan bayi yang terlahir di bumi pertiwi untuk mendapat ASI. Karena pangan pertama dan terbaik bagi bayi manusia hanyalah ASI. Untuk itulah negara harus hadir untuk menjamin hak setiap bayi.
Dan ijinkan saya bersama Lactashare berdiri tegak disini untuk membela tangisan bayi-bayi yang kelaparan karena belum mendapat ASI yang cukup dari ibu kandungnya. Kehadiran Bank ASI Syar'i di Indonesia, sudah sangat mendesak. Sebagai kesatuan program dalam mencegah dan mengobati stunting, di 1000 Hari Pertama Kehidupan.