Sembilan spesies tersebut tergolong dalam kategori Unggas. Bisa dibayangkan, pembabatan hutan Pulau Yamdena tidak hanya mengancam kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia yang hidup disana, tetapi juga flora dan fauna, termasuk 9 spesies unggas khas Tanimbar, yang berarti tidak ada di tempat lain (kecuali dipindahkan oleh manusia).
Selain itu metode OLNG juga membutuhkan pemasangan instalasi pipa dasar laut sepanjang 600 kilometer untuk menyalurkan gas ke fasilitas darat. Pemasangan pipa gas dasar laut ini jelas mengancam ekosistem terumbu karang yang ada di gugusan kepulauan Tanimbar.
Sebenarnya sah-sah saja eksploitasi minyak, gas, mineral di darat maupun lautan. Asalkan mendahulukan aspek keseimbangan alam di atas segala keuntungan keuangan. Gugus Kepulauan Tanimbar yang terdiri dari Pulau Yamdena, Pulau Selaru, Pulau Larat, Pulau Setu, Pulau Wuliaru dan sejumlah pulau kecil lainnya, merupakan salah satu areal Terumbu Karang penting di kawasan Indonesia Timur. Menjadi bagian dari jejaring ekosistem Terumbu Karang laut Banda dan berbatasan dengan jaringan Terumbu Karang Laut Arafura hingga ke Australia. Kawasan Indonesia hingga Australia memang kerap disebut kawasan Segitiga Emas Terumbu Karang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H