Pengertian ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder)
Apa sih yang dimaksud dari ADHD itu? Dikutip melaui halodoc.com ADHD merupakan gangguan mental yang ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif. ADHD dapat menyerang anak-anak, yang mana pengidapnya selalu mengalami kesulitan ketika harus memfokuskan diri terhadap suatu hal.
Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa ADHD sering disebut komorbiditas dengan beberapa gangguan kejiwaan seperti gangguan perilaku, ketidakmampuan belajar, depresi, dan gangguan kecemasan.
Menurut pendapat Baihaqi dan Sugiarmin (2008) ADHD juga dapat didefinisikan sebagai gangguan perilaku neurobiologis yang ditandai dengan tingkat inatensi yang berkembang tidak sesuai dan bersifat kronis dan dalam beberapa kasus disertai dengan perilaku hiperaktivitas.
Gejala utama dari ADHDÂ yaitu :
1. Inatensi (Sulit memusatkan perhatian)Â
Anak dengan ganguan ADHD akan mengalami kesulitan dalam memperhatikan suatu hal. Anak sulit fokus jika dihadapkan pada suatu hal, tidak bisa berfokus pada satu titik, mudah lupa, dan tidak menghiraukan lawan bicara ketika diajak bicara serta sering mengalami kesulitan saat menjalankan tugas ataupun melakukan kegiatan.
2. Hiperaktif Â
Anak dengan gangguan ADHD tidak akan bisa duduk diam dan tenang,karena selalu merasa gelisah. Ingin selalu bergerak sepanjang waktu, selalu tampak bersemangat serta jika berbicara selalu berlebihanÂ
3. Impulsif
Ditandai dengan perilaku anak ketika melakukan suatu tindakan tidak pernah memikirkan resikonya terlebih dahulu ataupun konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya.
Perlu diingat bahwasanya anak dengan gangguan adhd dengan anak yang superaktif ini berbeda. Anak dengan gangguan ADHD ini memiliki perilaku yang hiperaktif dan tidak bisa fokus sedangkan anak yang superaktif mampu memfokuskan perhatian dengan baik.Â
Penyebab ADHD
Gejala ADHD ini tidaklah terjadi secara tiba-tiba, melainkan terjadi karena adanya beberapa faktor. Yang pertama yaitu, adanya faktor genetik,dalam hal ini apabila dalam satu keluarga dekat terutama orang tua memiliki gangguan adhd maka resiko untuk diturunkan kepada anak ini lebih besar.Â
Faktor yang kedua yaitu faktor lingkungan, Sebagai contoh, racun yang timbul akibat paparan dari lingkungan, seperti timbal dan polychlorinated biphenyls. Paparan timbal dapat ditemukan di berbagai tempat, seperti cat rumah hingga bensin. Senyawa yang terkandung dalam racun tersebut dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak.Â
Selanjutnya yaitu faktor dari kelahiran prematur. Anak-anak yang lahir secara prematur atau dengan berat badan ketika lahir termasuk rendah memiliki risiko tinggi untuk terkena gangguan ADHD. Resiko anak terkena gangguan ADHD akan semakin meningkat ketika usia kehamilan semakin menurun.
Sementara itu untuk ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obatan terlarang selama kehamilan akan menghambat pertumbuhan normal reseptor otak dan bagi ibu hamil yang terkena paparan prenatal, seperti alkohol atau nikotin dari rokok meningkatkan risiko mengembangkan ADHD pada anak.
Perlu diketahui bahwasanya untuk penyebab pasti dari gangguan ADHD ini sebenarnya masih belum terungkap secara jelas. Sebab gangguan ADHD ini bersifat multi faktorial. Ada banyak faktor yang dianggap sebagai bagian dari penyebab ADHD.
Tipe anak ADHD
Berdasarkan gejala utamanya, ADHD dibagi menjadi 3 tipe utama :
1. Tipe hiperaktif – impulsif (Predominantly Hyperactive Impulsive)
Anak- anak dengan tipe ini pada umumnya memiliki masalah hiperaktivitas yang dibarengi dengan perilaku impulsif. Misal seperti, anak sering menggerak – gerakkan tangan atau kaki ketika duduk atau sering menggeliat, sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
2. Tipe sulit konsentrasi (Predominantly Inattentive Type)
Anak dengan tipe ini memiliki ciri sulit berkonsentrasi pada satu hal dalam satu waktu. Tidak bisa memperhatikan sesuatu dengan baik. Misal seperti, anak sulit memusatkan perhatian secara terus-menerus dalam suatu aktivitas, anak tampak tidak mendengarkan kalau diajak bicara.
3. Tipe kombinasi (CombinedType)
Apabila anak memiliki kriteria konsentrasi buruk dan hiperaktif– impulsif.
Apakah ADHD Terus Berlanjut Sampai Dewasa?
Sekitar dua dari lima anak dengan gangguan ADHD akan mengalami kesulitan pada usia 18. Gejala utama ADHD, seperti sebagai kesulitan perhatian, dapat meningkat seiring bertambahnya usia,masalah perilaku seperti ketidaktaatan atau agresi menjadi lebih buruk jika anak-anak tidak menerima bantuan. Oleh karena itu sangat penting bagi anak-anak untuk menerima bantuan sedini mungkin, untuk mencegah mereka mengembangkan masalah perilaku maladaptif lainnya.
Lalu bagaimana peran sekolah dalam mendidik anak dengan gangguan ADHD ? Dalam hal ini pihak sekolah terutama guru haruslah memahami sikap maupun perilaku siswanya yang mengalami gangguan ADHD serta memahami sudut pandang perkembangan terkait dengan lemahnya konsentrasi dari siswanya. Â Tidak hanya itu pula guru juga harus dibekali pengetahuan tentang definisi, penyebab, dan sifat dasar serta perilaku yang dialami oleh penderita adhd. Untuk itu pihak sekolah juga dapat menyediakan narasumber untuk memberikan pengetahuan tentang gangguan adhd serta bagaimana cara yang tepat untuk mendidik siswanya yang mengalami gangguan tersebut.
Sekolah juga dapat memberikan kesempatan pada siswanya untuk mendapatkan layanan -layanan pendidikan yang sama dengan siswa lainnya. Sekolah juga perlu memiliki layanan program yang dapat membantu meminimalisir kesulitan belajar pada anak dengan gangguan adhd, misalnya dengan menerapkan program sejenis Rencana Pendidikan Individual (IEP). Yang mana program yang akan diterapkan tersebut dapat memberikan belajar sesuai dengan kesulitan-kesulitan serta kekurangan dalam diri siswanya sehingga mereka dapat beradaptasi dengan tuntutan dari sekolah.Â
Pihak sekolah juga bisa berkerjasama dengan seorang psikolog untuk membantu program maupun layanan yang akan diterapkannya dalam memberikan pendidikan yang layak untuk siswa yang mengalami ganguan adhd.
Pemberian dan penerapan program serta layanan pendidikan yang tepat kepada anak dengan gangguan ADHD akan dapat memberikan manfaat yang baik bagi mereka.
Refernsi
https://www.halodoc.com/kesehatan/adhd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H