Gangguan kejiwaan yang terlihat ‘biasa’ dianggap umum yaitu, Trichotillomania, atau lebih dikenal dengan sebutan ‘trich’, yaitu gerakan reflek dalam bentuk penyiksaan diri yang ditunjukkan dengan berulang kali menjambak rambut sendiri jika dalam kondisi tertekan.Ada lagi Aboulomania bisa didefinisikan sebagai ‘penyakit’ keraguan atau ketidakmampuan seseorang untuk memutuskan masalah apapun, kondisi ketika mendapat tekanan keadaan, yang muncul rasa bingung tidak bisa berpikir sama sekali.
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menetralisir ketegangan jiwa yang membawa kita ke alam frustasi, diantaranya, pergi mencari situasi baru dengan belibur dan menjalankan hobi pribadi, melakukan pertolongan dengan mengikuti kelas-kelas pelatihan relaksasi seperti yoga, meditasi dan sejenisnya.
[caption id="attachment_143558" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]
Beberapa hal yang bisa kita terapkan untuk menetralisir stress yang ada, diantaranya:
ªMampu bertoleransi dalam berinteraksi dengan sesama
ªMempunyai rasa sayang terhadap siapapun
ªMementingkan kepentingan umum, diatas kepentingan sendiri
ªMempunyai sikap musyawarah untuk kebahagiaan bersama
ªRendah hati, tetapi tinggi/ kuat iman
ªBerusaha menjadi contoh kebaikan disetiap kelakuan
ªMempunyai kepercayaan diri yang kuat
ªMencintai tubuh sendiri sebagai kepunyaan Tuhan
ªMenerima segala yang terjadi dengan rasabersyukur
Stres membuat kita frustasi, berlanjut kearah depresi, saat ini orang yang menderita ‘sakit jiwa’ semakin bertambah, terutama ‘sakit jiwa’ terselubung.Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawatimengatakan, Pasien gangguan jiwa ringan tahun 2010 mencapai 159.029 orang. Sampai triwulan kedua 2011 jumlahnya sudah mencapai 306.621 (media online)
Yang bermasalah dalam pengobotan, penderita tidak merasa dirinya bermasalah,bahwa dia bergaul dalam masyarakat luas, tetapi pemikiran dan pola interaksinya membuat lingkungannya tidak nyaman dan tidak tertutup kemungkinan, terjadi bentrokan fisik dan psikis yang parah, sebab diri orang tersebut, sering bertindak sebagai penyerang dan penghujat.
Teknologi kedokteran semakin canggih, saat ini mampu mengadakan pemeriksaan pada seseorang, apakah dia menderita depresi, hal tersebut bisa diukur melalui Air Liur, Urin dan setiap helai rambut. Orang yang stresmengandung hormon stres yang disebut kortisol.Hormon ini biasanya dilepas tubuh saat mengalami stres atau reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterimanya.
Penulis studi Stan Van Uum dan Gideon Koren (Times of India) mengatakan: ”Kadar kortisol di rambut dapat menjadi prediktor kuat terjadinya serangan jantung, Ini bisa menjadi penanda biologis adanya stres kronis pemicu serangan jantung. Menjadi penting karena langkah pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin sebelum serangan terjadi, sebab “Stres bisa dinetralisir”
Jangan Tunggu menjadi penderita stroke atau penyakit berat lainnya, mari kita mulai melakukan langkah-langkah cerdas untuk menetralisir stres yang ada dalam hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H