B.Cerita rakyat
 Kemudian, selain data tertulis ada juga cerita rakyat. Cerita rakyat itu adalah certia yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dan berkembang secara turun temurun. Cerita rakyat ada banyak bentuk menurut jenisnya. Menurut William R. Bascom, cerita rakyat terdiri dari tiga golongan besar, yaitu:
Mite (myth)
Mite atau mitos ialah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh pemilik cerita. Biasanya tokoh cerita diperankan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Disajikan dalam bentuk prosa dan disampaikan dalam sebuah ritual masyarakat.
Mite menceritakan kisah masa lalu dan mengandung banyak pesan tersirat di dalamnya, biasanya menceritkan tentang terjadinya alam semesta dan terbentuknya sebuah komunitas di suatu wilayah yang mereka tempati. Dalam meneliti mitos, ada empat cara mengetahui asal muasalnya yaitu:
Euhemerisme
Euhemerisme atau penafsiran sejarah yang aslinya ini nyata baik kejadian maupun pelakunya, namun ceritanya dilebih-lebihkan seakan-akan kejadian atau tokoh tersebut memiliki sesuatu lain dari yang lain.
Contohnya adalah penggambaran Airlangga sebagai Dewa Wisnu karena membangun bendungan atau Jayabaya yang dianggap manusia sakti yang dapat meramal masa depan.
Alegori
Alegori merupakan penggambaran alam semesta yang dijadikan sebuah kisah. Biasanya fenomena alam ditafsirkan sebagai watak tokoh atau ciri khasnya. Contoh yang paling gampang adalah penggambaran Gunung semeru yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya para dewa-dewi di tanah Jawa.
Atau Asta Brata di mana setiap penjuru mata angin memiliki sifat para dewa dalam kepercayaan hindu di masa kerajaan Majapahit. Maka setiap fenomena yang ada ditafsirkan sebagai pertanda penting oleh masyarakat sekitar.