Saya hampiri satu per satu siswa yang sudah mulai datang, dari yang kelas 3, kelas 4 dan 5. Informasi yang saya dapatkan, para siswa bebas datang jam berapa saja di pagi hari, ada kegiatan piket setiap hari dan bergilir antar siswa, waktu istirahat 15 menit, pulang jam 11 bagi kelas 1-3 dan jam 12 siang bagi kelas 4-6. Sabtu tidak kelas, minggu libur.
Padahal jika dikaji berdasarkan Kurikulum 2013, waktu sekolah anak SD adalah 30 jam dalam 1 minggu,dan jika dibagi 5 hari sekolah Senin-Jumat, maka siswa-siswi berhak memperoleh waktu belajar 6 jam per hari.
Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas hak para siswa untuk memperoleh waktu belajar. Saya akan memelintir hal yang lebih kecil. Sepenggal cerita saya di atas mungkin hanya satu contoh saja begitu rendahnya kepedulian terhadap tepat waktu sejak kecil, menurut hemat saya pasti masih banyak-sekolah-sekolah dasar di Indonesia yang belum menerapkan pentingnya aturan tepat waktu masuk sekolah. Berkaitan dengan hal itu, lantas saya teringat dengan kata “ngaret”. Sering kali kita mendengar kata ngaret yang lekat di telinga saat kita tidak tepat waktu dengan berbagai alasan melatarbelakanginya.
Kecil dan sederhana namun sangat bermakna, ya itu lah waktu. Kadang terlupakan, kadang dicari bahkan disesali ketika sudah lewat. Apabila sejak SD saja anak-anak tidak dituntut untuk belajar datang tepat waktu, bagaimana mereka mau menghargai waktu? Saya suka dengan salah satu kutipan penulis dan pengusaha terkenal Michael Altshuler yang pernah berkata “The bad news is time flies. The good news isyou’re the pilot.” Waktu terus berjalan dan untungnya kita yang mengatur supaya waktu tersebut dapat bermanfaat.
Semua orang tahu waktu begitu penting dalam segala aspek kehidupan, oleh karenannya menghargai waktu adalah hal yang sangat penting bahkan sejak kecil misalnya dari SD. Seseorang bisa kehilangan pekerjaan karena ngaret datang ke wawancara pekerjaan, seorang dokter bisa kehilangan pasien jika tidak tepat waktu melakukan penanganan, bagi anak muda seperti saya, teman-teman pasti paham kita bisa kehilangan orang yang tercinta jika tidak pada waktunya mengutarakannya.
Waktu adalah uang,waktu adalah kesempatan, bahkan waktu sering kali menjadi parameter komitmen seseorang. Dengan menghargai waktu, waktu bahkan akan menjadi salah satu penentu akan jadi seperti apa anda kelak. Semoga dari tulisan ini bisa sedikit mengetuk para pembaca pentingnya waktu, terutama bagi para orang tua dan institusi pendidikan sudah mulai sejak dini mengajari kebiasaan tepat waktu dalam kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H