Mohon tunggu...
Kharisma Fayza Agyunika
Kharisma Fayza Agyunika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Panggil aku Nika atau Kar. Represent public opinion. Tourism Student of Vocational High School 3 Balikpapan (2019) International Relations Student of UPN Veteran Jawa Timur (2022)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah Filsafat dan Perkembangannya di Indonesia

26 Oktober 2022   20:17 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:50 4095
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Sejarah dan Perkembangan Filsafat

Sejarah filsafat pertama kali lahir pada jaman Yunani kuno. Lahirnya filsafat berdampak pada perubahan pola fikir bangsa Yunani dan umat manusia dari mitosentris menjadi logosentris. Pada mula nya masyarakat Yunani percaya bahwa semua hal yang terjadi di dunia disebabkan oleh pengaruh dewa-dewa. Namun akhirnya filsafat mengubah pandangan masyarakat tersebut menjadi lebih rasional. 

Pada akhirnya lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan yang membawa pembaharuan bagi dunia menjadi lebih modern. Alam dan segala isinya yang dulu nya ditakuti dan disegani masyarakat lama-kelamaan mulai dedekati dan dimanfaatkan. Termasuk juga modernisasi ilmu pengetahuan yang ditandai dengan munculnya teori-teori ilmiah yang menjelaskan perubahan baik alam semesta (makrokosmos) maupun teori yang mempelajari manusia dan makhluk hidup (mikrokosmos).

Dalam perkembangan filsafat di bagi menjadi 3 masa:

1. Masa Yunani Kuno. 

Pada masa ini teori -teori ilmu pengetahuan yang muncul lebih mengacu kepada teori-teori alam. Darimana alam dapat terjadi, bagaimana alam bekerja menjadi pokok pikiran para filsuf pada zaman itu. Tokoh yang paling terkenal pada zaman tersebut diantaranya adalah Thales (625 -- 545 SM). Salah satu teori milik Thales diantaranya bahwa semua adalah air. Air adalah teori yang pangkal dan pokok. Hal ini karena air meresapi segala hal yang ada di dunia. Tokoh yang lainnya adalah Heraklitos (540-480 SM). Berbeda dari Thales, Heraklitos beranggapan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah api. Hal ini karena ia menggangap bahwa api adalah simbol perubahan, semua berubah dari yang dingin disebabkan oleh panas.

2. Masa Abad Pertengahan

Abad pertengahan dikenal sebagai abad kristiani. Pada masa ini pola berpikir yang awalnya antroposentri berubah menjadi theosentris. Pada abad ini semua filosofi yang ada digunakan untuk mendukung ajaran agama dan harus mendukung ajarannya. Sehingga teori-teori yang lahir lebih bersifat theologis. Para filsuf yang terkenal pada masa ini adalah Agustinus dan Thomas Aquinias.

3. Zaman Abad Modern 

Pada abad modern cara pandang masyarakat terhadap pengetahuan kembali kepada Antroposentri. Namun teori-teori yang muncul lebih menjadikan manusia sebagai pusat filsafat. Era ini disebut sebagai era kembalinya kebebasan berfikir masyarakat. Perhatian-perhatian yang mucul lebih luas lagi, diantaranya pada bidang seni, arsitektur, musik, sastra, serta teknologi dan ilmu pengetahuan. Ada beberapa aliran-aliran yang lahir pada masa ini diantaranya Rasionalisme, Idealisme, Positivisme, Emperisme, Kritisme, dan Marxisme.

element: Canva.
element: Canva.

Filsafat di Indonesia

Di Indonesia sendiri, perkembangan ilmu filsafat masihlah memiliki lini masa dan sepak terjang yang terbilang pendek dibandingkan dengan negara lain. Sama seperti perkembangan ilmu filsafat lain, Indonesia juga memulai peradaban filsafatnya bermula dari mitologi-mitologi daerah yang tersebar dan kemudian dipertanyakan kelogisannya. 

Menurut Mochtar Lubis, filsafat Indonesia sudah dimulai oleh jenius lokal Nusantara di era Neolitikum sekitar tahun 3500-5000 tahun SM. Tak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya, Nusantara sendiri telah memulai sepak terjang filsafatnya jauh sebelum filsuf besar Eropa seperti Agostino Steuco (1497-1548), Marsilio Ficino (1433-1499), Giovanni Pico della Mirandola (1463-1494). Bahkan sebelum HP Blavatsky (1831-1891) dan Annie Besant (1847-1933) yang menggagaskan suatu ide yaitu "Kebijaksanaan Kuno" dan membentuk suatu lingkungan Masyarakat Teosofipada abad ke-19. 

Karena sesungguhnya, cendekiawan tersohor Nusantara pada zaman kerajaan masih berdiri pun sudah mencetuskan pemikiran-pemikiran hebatnya. Mpu Tantular, pujangga besar kebangaan Majapahit yang hidup di abad ke-14 sendiri telah menemukan sebuah titik temu agama-agama yang ada di tanah air dan mencetuskan 'Bhinneka Tunggal Ika' untuk pertama kalinya, istilah tersebut sekarang digunakan sebagai semboyan resmi dari bangsa Indonesia. Maka tak akan berlebihan jika sesungguhnya, Nusantara, melalui Mpu Tantular lebih dulu memulai peradaban filsafat di Indonesia lebih dulu sebelum filsuf pesohor eropa.

Kemudian dalam perjalanannya, seiring dengan terbukanya jalur perdagangan yang ada di Indonesia, filsafat Indonesia semakin berkembang dan mendapatkan pengaruh dari filsafat barat juga timur. Kedua bagian itu memiliki peranan penting dalam sejarah filsafat Indonesia, seperti kajian filsafat Arab atau India yang berguna untuk memahami konteks filsafat sambhara, Mpu Prapanca, dan Mpu Tantular. 

Kajian sejarah Arab amat membantu dalam memahami konteks filsafat Hamzah Al-Fansuri, Teungku Imam Bonjol, atau Syekh Thaher Djalaluddin; kajian sejarah Barat amat membantu untuk memahami lebih baik isi pembicaraan filsafat Tan Malaka, Semaun, Soekarno, atau Hatta. Sedangkan 'faktor Cina' berguna untuk menginsafi bahwa kaum Cina telah pula memberikan kontribusi filosofisnya dalam perjalanan sejarah Filsafat Indonesia. Contohnya adalah sebuah kajian sejarah Cina Modern yang sangat membantu dalam pemahaman konteks anti-Konfusianisme dalam filsafat Kwee Hing Tjiat.

Kajian filsafat sebagai ilmu pengetahuan sendiri baru berkembang pada tahun 1960-an lewat tulisan-tulisan karya M. Nasroen, Guru Besar jurusan Filsafat Universitas Indonesia. M. Nasroen yang menerangkan bahwa sesungguhnya Indonesia tidak menganut aliran manapun karena memang mendapat pengaruh dari keduanya. Filsafat barat terutama Yunani dinilai tidak cocok dengan konsep bangsa Indonesia karena pandangan hidup Yunani berdasarkan paham individualism dan materialism yang mementingkan kepentingan diri sendiri. Selain itu, terlihat dari konsep-konsep dan praktik asli dari mufakat, Pancasila, hukum adat, gotong royong dan kekeluargaan menjadi bukti bahwa filsafat Indonesia tidak berkiblat pada aliran filsafat manapun.

Tokoh Filsuf

Gambar tokoh diambil dari: Google.
Gambar tokoh diambil dari: Google.
Thales

Thales yang biasa disebut dengan apak filsuf hidup pada sekitar tahun  624-546 SM  adalah orang pertama yang dianggap melakukan sebuah proses berfilsafat dengan mempertanyakan banyak hal terutama tentang banyaknya fenomena yang terjadi dikarenakan sebuah mitos, Thales juga orang pertama yang mempertanyakan tentang terbentuknya alam semesta oleh karena itu Thales bisa dikatakan sebagai perintis filsafat alam, selain seorang filsuf Thales juga merupakan seorang matematikawan hebat, keberadaan Thales menjadi salah satu faktor jika kehidupan dan alam semesta tidak hanya seputar mitos saja tapi bisa dibuktikan kebenarannya.

Mozi

Mò Dí (墨翟), atau yang biasa dikenal dengan  Mòzǐ adalah seorang filsuf yang hidup pada sekitar tahun 470-391 SM, Mozi berasal dari provinsi yang sekarang kita kenal sebagai Shandong. 

Mozi mendirikan sekolah filosofis Mohisme disaat periode banyak Negara di Tiongkok perang, seperti filsuf ternama lainnya Mozi juga melakukan perjalanan dari satu Negara ke Negara lainnya, ia ingin memperkenalkan ajaran atau aturan kepada para penguasa untuk mengadopsi kebijakan yang menurutnya dapat memberhentikan perang, mengurangi kemiskinan, menerapkan meritokrasi, dan mempromosikan kesejahteraan semua orang. 

Mozi adalah seseorang yang sangat menentang kekerasan dan eksploitasi, ia juga sangat benci terhadap kemewahan yang berlebihan dan bahkan dibuang-buang. 

Selain itu Mozi juga tidak suka upacara ritual yang sulit dan ketidakbecusan para politikus, pada akhirnya Mozi ingin mengganti hal tersebut kepada pemikiran atau aturan yang bisa menguntungkan semua orang. 

Para kaum mohist (pengikut Mozi) adalah yang pertama dalam menyebarkan pemikiran universalisme di dalam Tiongkok, etika tidak memiliki pendapat yang bias, serta memiliki pengaruh yang besar terhadap epistemologi, bahasa, logika, dan teori politik awal Tiongkok.

 Hal inilah yang nantinya akan menjadi dasar dan awal dari pemikiran yang akan mendominasi banyak kekaisaran di Tiongkok.

Bendoro Raden Mas Kudiarmadji (Ki Ageng Suryomentaram)

Bendoro Raden Mas Kudiarmadji atau Ki Ageng Suryomentaram Lahir pada tanggal 20 Mei tahun 1892, Ia mendapatkan julukan istimewa yaitu Plato dari Jawa. Ki Ageng dikenal karena ajarannya mengenai Kawruh Jiwa atau nilai keutamaan manusia. 

Ki Ageng Suryomentaram salah satu orang yang menginisiasi kelahirannya ilmu filsafat terutama filsafat ilmu jawa, beliau memiliki banyak karya. Diantaranya karya yang terkenal berjudul "Kawruh Jiwa: Wedjanganipun Ki Ageng Suryomentaram no.1-4", Pangawikan Pribadi, "Kawruh Pamomong", "Piageming Gesang", "Ilmu Jiwa", "Aku Iki Wong Apa?", "Ilmu Jiwa Kramadangsa serta Jimat Perang dan Rasa Manusia.". 

Ajaran beliau berfokus pada pengenalan diri sendiri sebagai salah satu hal penting yang harus dipikirkan setiap manusia, pengenalan diri bertujuan untuk memperoleh sumber kebahagiaan dengan menerapkan praktik hidup yang sederhana melalui beberapa pendekatan esensialis. Melalui ajaran Suryomentaram kita memiliki pemahaman tentang kebahagiaan dan tugas utama manusia di dunia, ajaran Ki Ageng sangat relevan kita praktekkan saat ini. 

Melalui ajaran beliau kita bisa mengerti bahwa kebahagiaan tidak harus terlihat secara duniawi, kebahagiaan juga terbentuk dari ketenangan jiwa, keluhuran batin, dan kesadaran diri sebagai manusia. sebagai manusia. Sadar sebagai manusia berarti kita mengerti mengenai tugas kita di dunia adalah menjaga alam dan merawat sekitar serta senantiasa ingat kepada sang pencipta

Sukamto Notonagoro 

Sukamto Notonagoro lahir pada tanggal 10 Desember 1905 dan wafat pada tanggal 23 September 1981, beliau merupakan pelopor pendidikan filsafat di Indonesia, dengan adanya filsafat di Indonesia beliau berharap masyarakat dapat berpikir secara objektif dan kritis. Beliau juga mendalami tentang pemahaman pancasila yang berujung pada lahirnya filsafat pancasila, dari kajian itulah beliau mengajarkan bahwa pancasila adalah sebuah dasar atau sebuah filsafat di kehidupan bangsa Indonesia.

Perkembangan Filsafat di Indonesia

Peran Indonesia dalam sepak terjang sejarah serta perkembangan ilmu filsafat saat ini masih minim dibandingkan dengan beberapa catatan sejarah filsafat negara lainnya. Namun dengan adanya fakta bahwa Indonesia yang dahulu berupa Nusantara sudah memulai kisahnya dengan karya dari Mpu Tantular membuktikan bahwa sebenarnya rakyat zaman dahulu juga memiliki pikiran kritis dalam berfilsafat. Kemudian juga ditambah dengan lahirnya filsafat tanah air setelah Guru Besar Filsafat UI, Prof. Mochtar Lubis yang semakin menebarkan paham ilmu filsafat ke seluruh bagian Indonesia, membuat negeri ini memiliki perjalanan dan pengaruh yang cukup besar.

Walau tak sebesar ajaran barat atau timur, namun Indonesia sudah kuat dengan paham filsafat seperti yang diterapkan dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar sebagai fondasi negara. Meskipun bukanlah sebuah ilmu terapan tetapi filsafat tetaplah sangat penting untuk dipelajari karena kita akan menemukan banyak sekali makna dan jawaban yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Banyak manfaat yang diterima dari mempelajari filsafat yaitu memberi pendasaran logis terhadap metode keilmuan dari banyak bidang, menjadi sarana pribadi manusia yang kritis dalam melakukan kegiatan aktivitas keilmuan ataupun penalaran ilmiah, tidak terjebak dalam budaya seperti arogansi intelektual, dapat memecahkan masalah keilmuan secara cerdas, berpikiran terbuka dan valid, dapat mempertanggungjawabkan metode keilmuan secara logis rasional, dapat berpikir secara lintas ilmu-kontekstual dan sebagainya.

Mata Kuliah: Filsafat, Ilmu & Logika dalam HI.

Tema Materi: Sejarah Filsafat dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu: Yulianus Andre Yuris, S.Sos. dan Maria Indira Aryani, S.IP., M.Hub.Int.

Penulis:

22044010076 Andrean Frederick

22044010066 Kevin Jonathan M. Napitupulu

22044010053 Kharisma Fayza Agyunika

22044010070 Muhammad Nawfal Aqeel

22044010092 Shabrina Zalfa Amalia

Editor: Kharisma Fayza Agyunika.

Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.

Tahun 2022.

Referensi

Alifian, M. A. (2021). Belajar Filsafat Hidup Orang Jawa dari Ki Ageng Suryomentaram. Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://beritajatim.com/ragam/belajar-filsafat-hidup-orang-jawa-dari-ki-ageng-suryomentaram/

Anwar, K. (2014). SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU. Fiat Justisia: Jurnal Ilmu Hukum 7. doi:https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v7no2.138

Hidayat, F. (2005). Mempopulerkan Filsafat Indonesia ke Dunia. 16. Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://www.academia.edu/2919331/Mempopulerkan_Filsafat_Indonesia_ke_Dunia

Iswandono. (2015). Thales dan Pemikiran Filsafatnya. Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://www.kompasiana.com/iswandono/56511b4a04b0bd3e0fd98584/thales-dan-pemikiran-filsafatnya

John, T. (2022). Mozi. (D. M. R.Y. Chappell, Penyunt.) Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://www.utilitarianism.net/utilitarian-thinker/mozi

Notonagoro, Sang Pelopor Filsafat Pancasila. (2018). Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://kagama.co/2018/05/31/notonagoro-sang-pelopor-filsafat-pancasila/5/

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU. (2012). Dipetik Oktober 20, 2022, dari https://zilfaroni.dosen.iain-padangsidimpuan.ac.id/2012/05/sejarah-perkembangan-filsafat-ilmu.html

Waskito. (2020). Sebuah Filsafat Perenialisme Tertua. (R. Nuraini, Penyunt.) Dipetik Oktober 20 , 2022, dari https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/1631/sebuah-filsafat-perenialisme-tertua?lang=1

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun