Omzet Penjualan Ayam Goreng Melonjak 42 Persen Selama Nataru, Pemilik Ungkap Strategi Suksesnya

Hari libur natal dan tahun baru, atau yang kini lebih kerap disebut Nataru menjadi momen yang dinanti-nanti oleh sebagian orang. Mudik dan bepergian ke luar kota telah menjadi tradisi yang melekat dalam merayakan hari libur Nataru. Sebagai dampak dari perayaan hari libur natal dan tahun baru, seringkali pedagang makanan khususnya UMKM mengalami penurunan omzet. Namun, kondisi ini tidak berlaku bagi salah satu pedagang ayam goreng yang saya jumpai. Berikut strategi sukses pemilik warung dalam menaikkan omzetnya selama periode hari libur Nataru.

Pemilik warung ayam goreng dkriukcisauk, mengungkapkan adanya penaikan omzet di warungnya selama periode hari libur natal dan tahun baru. 

"Kalau hari-hari libur akhir tahun, libur tahun baru pasti naik omzetnya," ujar Gin Gin Insan, pemilik warung ayam goreng dkriukcisauk saat diwawancarai di warungnya yang berlokasi di Perumahan Griya Suradita Indah pada Jum'at (5/1/2024).

Gin Gin turut menjelaskan beberapa alasan mengapa omzet di warungnya terus meningkat, bahkan di hari libur natal dan tahun baru. Salah satu alasannya adalah berkurangnya pesaing yang memilih pergi untuk merayakan tahun baru di tempat lain.

"Alasan pertama karena pedagang-pedagang lain banyak yang libur karena ikut acara tahun baru, sedangkan saya tetap dagang, warung tetap buka. Jadi orang-orang yang mau beli ayam goreng atau makanan lain belinya di warung saya," ungkapnya, Jum'at (5/1/2024).

Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis sangat memengaruhi omzet warungnya. Lokasi warung dkriukcisauk yang berada di dekat jalan keluar Perumahan Griya Suradita Indah berperan signifikan dalam peningkatan omzetnya.

"Alasan kedua kalau tahun baru biasanya pada jalan-jalan sama keluarga, nah lokasi warung ini dekat jalan keluar, jadi orang-orang yang mau pergi lewat sini beli makanannya langsung banyak buat bekel makan dan ngemil di jalan. Itu bantu omzet naik banget," ungkapnya lebih lanjut, Jum'at (5/1/2024).

Sependapat dengan Gin Gin, seorang pembeli mengatakan bahwa ia sering membeli di warung dkriukcisauk.

"Selama libur tahun baru emang sering beli di sini karena lagi libur jadi males masak, jadi gampangan kalo beli makanan aja," tutur Aura saat diwawancarai di warung dkriukcisauk pada Jum'at (5/1/2024).

Aura turut menjelaskan alasannya menjadi pelanggan tetap warung dkriukcisauk.

"Selain beli karena males masak, di sini bisa pesan antar jadi ga perlu repot keluar rumah. Biasanya tinggal bilang "Pak anter ke rumah ya" jadi mempermudah banget," tuturnya lebih lanjut, Jum'at (5/1/2024).

Selain kedua alasan di atas, Gin Gin memiliki strategi lain dalam menyiasati penjualan di hari libur natal dan tahun baru. Strategi yang diterapkan oleh Gin Gin melibatkan berbagai macam promosi dan diskon di warungnya. Ini mencakup promo pada awal tahun, paket khusus untuk keluarga, promo mingguan bagi pelanggan setia, serta promo berupa cashback.

"Ada banyak promo. Salah satunya promo awal tahun yang saya share di Instagram @dkriukcisauk dan di group pasar UMKM. Ada hadiah utama untuk periode belanja tanggal 1 sampai 31 Januari, ada paket keluarga, ada promo mingguan buat pelanggan tetap yang langsung dikasih tanpa undian. Kita juga buat banyak menu baru, jadi bukan cuma ayam goreng," jelas Gin Gin, Jum'at (5/1/2024).

Gin Gin juga menjelaskan bahwa setiap kali ada pelanggan yang datang, dia dengan cermat memberikan informasi dan mengingatkan mereka mengenai promo atau diskon yang sedang berlangsung di warungnya.

Berkat strateginya dalam menyiasati libur natal dan tahun baru, Gin Gin mengungkapkan bahwa omzet warungnya meningkat sebesar 42 persen dibandingkan dengan omzet pada hari kerja.

"Omzet naik 42 persen. Kalau omzet hari kerja biasanya Rp 5 juta, kalau periode libur tahun baru bisa sampe Rp 7,1 juta," ujarnya, Jum'at (5/1/2024).

Gin Gin menjelaskan lebih lanjut bahwa selama tiga tahun berjualan, omzet warungnya selalu meningkat di periode awal tahun baru. Pada tahun pertama, pesaing penjual ayam goreng masih terbilang sedikit. Namun, seiring berjalannya waktu, terutama pada tahun kedua dan ketiga, jumlah pesaing mulai bertambah. Oleh karena itu, Gin Gin terus meningkatkan strategi dan memperluas promosinya.

"Setiap tahun baru di sini naik terus. Tapi alasannya beda dari tahun pertama sampe ketiga saya berjualan. Waktu tahun pertama di sini ramai karena saingan penjual ayam cuma satu. Mulai tahun kedua saingan bertambah, jadi market share berkurang. Perbandingan omzet tahun pertama sama tahun kedua itu turun 50 persen. Tapi di tahun ketiga, kita harus punya inovasi supaya beda dari yang lain. Nah baru omzet kita naik lagi," jelasnya, Jum'at (5/1/2024).

Ditulis oleh Kya Dewi Davina, mahasiswi Program Studi Jurnalistik di Universitas Islam Negeri Jakarta dengan nomor mahasiswa 11220511000071.