Siang cerah panasnya menawan
Sinari seisi kota kelahiran
Kota wali di pinggir pesisiran
Panasnya merasuk ke badan
Terdengar pintu di ketuk perlahan
Tetangga sebelah kirimkan rambutan
Tak banyak namun juga lumayan
Tak di tolak karena ini rejeki Tuhan
Rasa terina kasih ku ungkapkan
Atas Rahmat yang telah di beriikan
Tetangga sebelah memang dermawan
Hatinya teduh semerbak menawan
Ku buka rambutan secara perlahan
Ku gigit dengan senyuman
Rasa manisnya penuh kenikmatan
Sekeranjang rambutan habis sendirian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!