Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ada Cinta di Kandang Sapi

3 Agustus 2017   05:01 Diperbarui: 6 Agustus 2017   21:47 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat senja kan berakhir

Ku selusuri jalan penuh liku

Penuh lubang dengan aspal yang semakin rusak

Ku antarkan rekan mencari sapi qurban

Dari kejauhan aroma kotoran sapi mulai terasa

Pertanda pencarian kandang sapi qurban kan ditemukan

Semakin dekat semakin menyengat aroma itu

Hidung mancungku penuh sesak oleh aroma kotoran sapi

Semakin dalam ku selusuri seisi kandang

Maka semakin sesak rasa dalam dada ini

Aneka jenis sapi qurban terkoleksi begitu banyak

Aneka ukuran dan umur sapi pun penuh pilihan

Aneka harga pun di tawarkan penuh kekeluargaan

Transaksi jual beli sapi qurban terlewati begitu ramah

Peternak menyambutnya senang

Rekanku menawarnya begitu riang

Namun entahlah...

Tiba-tiba saja mataku tertujuh di pos jaga kandang

Sesosok gadis penuh anggun duduk di motor beat merahnya

Gayanya modis dengan jaket blue jeans

Aahhhh.... Diapun menatapku penuh sempurna

Tak berkedip sedikit pun dia menatapku

Bahkan saat aku coba lirikkan mata sebentar

Dia pun menyambutnya dengan senyum yang ramah

Sejenak aku terdiam memikirkanya

Rasa bingung campur aduk jadi satu

Saat dia sodorkan tangan menyambutku penuh pesona

Luncurkan nama dengan senyum begitu renyah

Semakin lama semakin tak terasa

Adzan magrib pun mulai menggemah

Aku pun berpamitan melangkah tinggalkan kandang

Sembari memikirkan sosok cantik di kandang sapi

Aahhh masa sih ada cinta di kandang sapi..???

Padusan, 1 Agustus 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun