Castel St. Angelo pun harus dilihat biar sah hukumnya ada di Roma ;)
Seperti yang saya tulis diatas, panasnya Roma tidak ada yang mengalahkan. Mungkin karena di Indonesia kita terbiasa naik mobil kemana2, dengan AC, sedangkan di Roma mau tidak mau harus sering jalan kaki. Untungnya di Roma banyak pancuran2 air dimana kita bisa mengisi botol air minum. Jangan kuatir, air nya bisa diminum kok, dan dingin sekali, sejuk untuk mendinginkan badan yang kepanasan.
Juga makan gelato yang murah meriah dan enak luar biasa.
Selain mengunjungi bangunan2 kuno, kami tentunya wisata kuliner. Agak sulit sebenarnya wisata kuliner di Roma karena banyak restoran2 yang hanya meng"cater" turis sehingga kurang asli dan harganya pun jadi mahal. Kami rela blusukan masuk keluar gang hanya demi secarik kertas berisi daftar nama restauran yang kami sudah catat dari berbagai macam web. Sayang, si tukang fotonya biasanya keburu kelaparan untuk memotret jadi maaf tidak ada foto disini :)
Kami berdua juga jalan2 ke Vatikan, namun akan diceritakan di artikel terpisah. Yang jelas saya kapok. Bukan ke Roma-nya tapi ke Roma pada musim panas
Roma sendiri cantik, megah, luar biasa, tidak dapat digambarkan, tapi akan lebih nyaman dinikmati jika tidak selalu berkeringat terus2an. Apalagi ada suatu kesempatan dimana kami harus mengantri masuk museum di Vatikan di panas terik matahari sampai 45 menit. Ampun!
Yang jelas, saya akan kembali lagi ke Roma, suatu saat.