Dibandingkan dengan markas terdahulunya yaitu Stadion Benteng, letak Stadion Benteng Taruna memang bukan berada di Kotamadya Tangerang. Namun, Persita bisa mengambil simpatik warga Kabupaten Tangerang, yang memang memiliki wilayah yang sangat luas.
Contohnya di sebelah selatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Yang mungkin belum menentukan pilihan dalam hal mendukung klub sepak bola.
Dengan bermarkas di stadion Benteng Taruna Persita bisa lebih dekat dengan para warga Kabupaten Tangerang. Dan tentunya warga Kabupaten Tangerang juga merasa memiliki Persita.
Tim Musafir
Seperti yang kita ketahui, Persita terakhir kali berada di level tertinggi yaitu pada tahun 2014, yang kala itu masih bernama Indonesia Super League (ISL), sayangnya di akhir kompetisi Persita harus rela terdegradasi menemani Persiba Bantul, Persijap, dan Persepam.
Krisis finansial yang dialami klub Kota Industri ini memang mengganggu kestabilan Persita kala itu. Tak hanya krisis finansial, Persita dihadapkan oleh ketidaktetapan homebase.
Ya, semenjak 2012 sampai 2018 Persita menjadi tim musafir, lantaran tidak boleh berkandang di Stadion Benteng yang legendaris itu, karena tidak lolos verifikasi oleh operator liga dan dilarang oleh MUI Kota Tangerang.
Persita vs Persikota
Tangerang dianugerahi tim sepak bola yang sangat melegenda, Persita dan Persikota. Kedua klub itu pada era akhir 90-an atau awal dekade 2000-an bersaing ketat di kasta teratas Liga Indonesia.
Persita Tangerang lahir terlebih dahulu tahun 1953 di Kabupaten Tangerang. Kemudian, pada tahun 1994 lahirlah Persikota Tangerang, seiring dengan hadirnya Kotamadya Tangerang satu tahun sebelumnya. Kota Tangerang sendiri hasil dari pemekaran wilayah Kabupaten Tangerang.
Salah satu derby yang paling ditunggu pecinta sepak bola Indonesia ialah Derby Tangerang, kala itu kasta teratas Liga Indonesia ialah Divisi Utama (Liga Bank Mandiri, dilanjutkan Liga Djarum Indonesia).Â
Kedua klub masing-masing pernah dihuni pemain-pemain yang saat itu berlabel timnas. Di klub Persita terdapat Firman Utina, Ilham Jayakusuma, Zaenal Arief. Kemudian, di kubu Persikota juga dihuni pemain-pemain beken seperti Aliyudin, Firmansyah, dan Jendri Pitoy.
Tahun 2007 Persikota terdegradasi dari kasta teratas. Kemudian disusul Persita yang terdegradasi di musim 2008/2009 ISL. Selepas era Liga Djarum Indonesia, pertemuan kedua klub ini lebih sering terjadi di kasta kedua Liga Indonesia.