Mohon tunggu...
Kutilang
Kutilang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga Rokok Presiden Dikadali Lagi

23 Agustus 2016   08:39 Diperbarui: 23 Agustus 2016   17:00 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ereh-57bba764187b61fe08c8a3d1.jpg
ereh-57bba764187b61fe08c8a3d1.jpg
   Berminatkah pemerintah dengan pengalaman saya membuat keluarga bebas rokok? Cukup 1,2,generasi? Terlalu lama? Ingin segera esok hari, di era rakyat peroko, era sokongan perindustrian rokok?

Apakah benar tujuan wacana ini menaikkan harga rokok se spektakuler ini bukan untuk menghapuskan rokok seketika? Lantas untuk apa? Memberi azab kepada Industri rokok? Kepada rakyat peroko ?

Kalau ini satu pilihan terbaik, pilihan siapakah ini? Untuk keuntungan siapa ini?

Yang terakhir adalah wacana adalah wacana, yang telah mempengaruhi fikiran dan perasaan masyarakat, tidak tahu pengaruhnya pada aktivitas ekonomi. Yang jelas wacana ini mencoba untuk mempengaruhi pemerintah/presiden. Dan presiden yang sekarang ini jelas punya musuh/pesaing yang terbanyak dari presiden presiden sebelumnya, bisa dari delapan penjuru angin. Kalau ada kebijakan kebijakan sebelumnya dari presiden yang dianggap tidak populer karena ada pengaruh pengaruh tidak jelas, atau benar sebagian pendapat umum yang menganggap presiden telah dikadali, maka presiden sekarang ini harus...bagaimana ya? Menyikapi isu ini, agar jangan sampai umum menyatakan " Wah Presiden dikadali lagi"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun