Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.
"Nah, apa yang bisa adik tangkap dengan syafaq dik?" Tanya kang Husein. " Indah yah. Ciptaan Allah indah sekali" jawab putranya.
"Subhanallah, betul sekali sayangku...syafaq itu indah sekali... kang Husein mengapresiasi, apalagi sayangku?
"Emmm apa ya yah..adik belum tahu...sebentar yah...langit itu kok bisa berubah rubah ya yah? Tadi sebelum kita datang langitnya berwarna biru...sekarang menjadi merah. Subhanallah...Allah yang memerintahkan itu semua ya yah??? Tanya putranya.
"Betul sayangku, wallahu 'alaa kulli syai in qodiir. Allah itu berkuasa terhadap segala sesuatu" kang Husein mengiyakan.
"Baik...alhamdulillah adik sudah menjadi ulul albab sebagaimana firman Allah tadi. Menjadi hamba Allah yang memikirkan penciptaan langit dan bumi. Nah..ayuk kita pulang" ajak kang Husein.
" Baik yah, jazaakumullahu khoiran sudah membersamai adik melihat syafaq" putranya mengucapkan terima kasih.
Kang Husein pun bersama putranya kembali pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah, istrinya menyambut dengan bahagia karena suaminya ikut berperan dalam kepengasuhan putra putranya.
"Yah, tadi buku ayah sudah datang" istrinya memberitahukan. " Alhamdulillah, njih jazaakillahu khoiran sayangku" jawab lang Husein.