Adab dalam al-Quran dalam berbagai derivasinya tidak ditemukan di dalam alQuran. Namun ada satu ayat di dalam al Quran yang ditafsirkan dengan perintah untuk menanamkan adab dan mengajarkan ilmu, yaitu surat at-Tahrim: 6
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Ibnu Abbas dan Abi Thalib menafsirkan ayat di atas dengan:
Didiklah mereka dengan adab dan ajarkanlah mereka ilmu.
Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka maknanya adalah Didiklah dirimu dan keluargamu agar menjadi manusia yang beradab dan berilmu. Sehingga adab dan ilmu menjadi dua kata kunci keselamatan kita dan keluarga kita dari api neraka.
Tafsiran tersebut disepakati Imam Bukhari dalam kitabnya adabul mufrod pada bab al Walid wa birruhu li waladihi (adab ayah dan kebaikan untuk anaknya).
Beliau mengutip pernyataan pendapat ulama bahwa kebaikan itu datang dari Allah dan adab itu datang dari orang tua ( Asholah minallah wal adab minal aaba). Maksudnya ialah orang tua tidak hanya menunggu kaaih sayang Allah agar anaknya menjadi beradab, namun harus ada usaha untuk menanamkan adab kepada anak anaknya.
 Dalam kitab adabul alim wal muta'alim KH Hasyim Asyari mengatakan " beliau mengejar adab seperti seorang ibu yang mencari anak satu satunya yang hilang". Sehingga ini menjadi landasan paling penting bagi keselamatan kita di dunia dan di akherat.
Pertanyaan kita hari ini, apakah keluarga kita, sekolah anak anak kita sudah menekankan masalah adab ini?
Apa itu adab? Adab adalah pandangan dan sikap yang betul terhadap segala sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki Allah. Dalam bahasa kita, adab bisa kita maknai sebagai sopan santun islami. Sehingga orang beradab ialah yang memahami kedudukan dirinya dan bisa menempatkan dirinya dengan tepat.
Kaidah Quraniyyah memberikan contoh aplikasi adab ini dalam surat Luqman ayat 12-19.
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji."(QS. Luqman: 12)
Prof Naquib Al Attas mentadabburi ayat di atas bahwa adab datang dari hikmah bukan dari sekolah atau kampus. Nasehat tentang adab ini dimulai pada ayat 13:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Pelajaran pertama dimulai dari adab kepada Allah:" Wahai anakku, jangan menyekutukan Allah, sesungguhnya syirik itu adalah kedzaliman yang besar".
Kenapa syirik adalah kezaliman yang besar? Karena syirik itu adalah dzalim  kepada Allah. Syirik itu bentuk kekurangajaran yang luar biasa kepada Allah Yang Maha Esa. Syirik disebut dzalim karena tidak menempatkan Allah Swt pada tempatnya sebagai Dzat yang satu satunya yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
Sehingga syirik itu hakekatnya merendahkan martabat Allah karena disetarakan dengan makhluk. Oleh karenanya riya' sebut sebagai syirik kecil karena mempersembahkan amal perbuatan kepada makhluk, pujian dari makhluk bukan mengharap pujian dan ridho dari Allah Swt.
Maka, mari senantiasa beristighfar sebanyak banyaknya, mungkinada noda noda kesyirikan dalam aktifitas kita.
Bagaimana bentuk bentuk tidak beradab kepada Allah?
Contoh: Allah telah mengharamkan zina. Lalu manusia manusia modern hari ini berani menantang Allah Swt dengan menyatakan bahwa zina adalah hak asasi manusia. Zina bukan kejahatan.
Contoh kedua, Allah menyuruh laki laki dan perempuan untuk menikah. Tapi hari ini banyak yang menantang Allah dengan mempraktikan pernikahan sejenis. Laki laki menikah dengan laki laki. Perempuan dengan perempuan. Na'udzubillah min dzaalik.
Jadi betapa dalamnya makna nasehat Luqman al Hakim ini kepada anaknya. Jangan syirik anakku sebab syirik itu kedzaliman yang sangat besar. Inilah yang hendak ditanamkan pada diri para ayah dan ibu dan keluarganya.
Ayat berikutnya Luqman Al Hakim menasehati anaknya untuk beradab kepada kedua orang tuanya.
{ }
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kembalimu.(QS. Luqman: 14)
Dari ayat ini, apabila orang tua memiliki adab dan ilmu, maka akan memudahkan putra putrinya menjadi insan  adabi. Anak akan lebih memahami adab dari keteladanan ayah dan ibunya. Pembudayaan nilai nilai kebaikan yang ayah dan ibu hadirkan setiap hari.
{ }
Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempuyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS.Luqman: 15)
Nasehat adab pada ayat berikutnya adalah kesadaran ihsan.
{ }
(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.( (QS. Luqman: 16)
Tadabbur dari ayat ini adalah bahwa Allah Swt senantiasa mengawasi  dirinya dimanapun berada. Sekecil apapun suatu benda Allah pasti mengetahuinya.
{ }
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.(QS. Luqman: 17)
Pada ayat ini Luqman al Hakim menyiapkan anaknya menjadi ahlusholah dan pejuang dakwah amar makrud nahi mungkar.
Terakhir pada ayat 18-19 Luqman al Hakim mengajarkan adab adab yang baik kepada sesama manusia.
{ }
Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.( QS. Luqman: 18)
{ }
Dan bersederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."(QS. Luqman: 19)
 Wahai anakku jangan sombong, jangan angkuh kepada sesama manusia!!!
Inilah rangkaian adab adab yang hendaknya kita upayakan dalam mengemban tugas menjadi seorang ayah dan ibu di keluarga kita masing masing. Kita para ayah dan ibu menjadi pendidik utamanya. Ayah teladan dalam pembiasaan dan kedisiplinan dalam aplikasi adab adab yang baik kepada Allah, kepada orang tua, kepada sesama manusia. Oleh karenanya ayah dan ibu harus terus belajar sepanjang hayat agar bisa menjalankan peran dan fungsinya  dengan baik agar hak hak anak terpenuhi, sehingga kelak di akherat tidak menuntut kita di hadapan Allah.
Rujukan:
Konsep Adab Syed Muhammad Naquib Al-Attas dan Aplikasinya di Perguruan Tinggi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H