Isra Mi'raj dalam setiap fase peristiwanya mengandung pesan penting. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa menunjukkan pentingnya perjalanan fisik yang diiringi oleh niat spiritual. Ini mengajarkan bahwa setiap langkah menuju kesuksesan duniawi harus berakar pada niat yang lurus.
Dalam Mi'raj nya, pertemuan Nabi dengan para Nabi lain, mengajarkan pentingnya belajar dari kebijaksanaan generasi sebelumnya. Dalam dunia yang semakin individualistis, pesan ini relevan, kita membutuhkan bimbingan, kolaborasi, dan hikmah dari mereka yang telah menjalani perjalanan lebih dulu.
Keberanian Melampaui Batas
Sejatinya Isra Mi'raj merupakan penggambaran perjalanan melampaui batas-batas fisik dan spiritual. Lalu bagaimana kita memaknainya dalam konteks modern. Semua bisa diterjemahkan dengan makna keberanian berpikir revolusioner dan melampaui zona nyaman.Â
Kemampuan berinovasi, sekaligus menjaga integrasi moral, adalah kunci keberhasilan, di era yang ditandai oleh disrupsi teknologi dan kompotisi global. Tetapi keberanian ini harus berpijak pada nilai-nilai keislaman yang kuat agar tidak terjebak dalam eksploitasi atau ambisi buta.
Isra Mi'raj yang menggambarkan Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebelum naik ke Sidratul Muntaha adalah simbol penting persatuan umat manusia.Â
Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa mewakili dua pusat spiritual yang menghubungkan sejarah agama-agama besar dunia. Dalam dunia modern yang terpecah oleh isu geopolitik, rasisme, dan polarisasi opini, nilai persaudaraan universal ini menjadi krusial.
Poin pelajarannya adalah generasi muda harus mempelajari cara membangun jembatan penghubung bukan tembok pembatas. Kolaborasi lintas budaya dan agama adalah modal penting di era globalisasi. Tentunya bukan dalam konteks Tauhid, tapi dalam konteks persaudaraan sesama umat manusia. Dalam konteks ini, Isra Miraj menjadi pengingat bahwa spiritualitas bisa menjadi dasar untuk menciptakan perdamaian dan harmoni.
Akhlak Mulia Mengatasi Status Quo
Perjuangan Nabi Muhammad menyampaikan kebenaran Islam kepada penentangnya dilakukan dengan keberanian berlandaskan akhlak mulia. Nilai-nilai Isra Mi'raj juga mengajarkan bahwa keberhasilan spiritual dan moral adalah tentang menantang status quo yang merusak.Â
Dalam era di mana ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi terus menjadi persoalan besar, generasi sekarang membutuhkan semangat Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan kebenaran.
Namun, perjuangan ini harus dilandasi dengan akhlak mulia. Media sosial kerap menjadi arena perseteruan, tetapi nilai-nilai adab Islami mengajarkan bahwa komunikasi harus santun dan membangun.