Â
Â
Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW sejatinya menjadi momen spiritual yang melampaui rutinitas, ditengah arus deras perubahan zaman. Perjalanan manusia termulia Muhammad bin Abdullah dari masjid Al-Haram Makkah ke Masjid Al-Aqsa yang dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha, seperti tertulis dalam firman Allah di surat Al-Isra ayat 1 (Al-Quran, 17 : 1) dan surat An-Najm ayat 13-18 (Al-Quran, 53: 13-18) bukan sekedar narasi spektakuler, tetapi sebuah sketsa peristiwa penuh hikmah yang selalu relevan bagi setiap generasi di setiap masa.
Pesan utama Isra Mi'raj adalah penguatan hubungan spiritual manusia dengan Allah. Dalam bentuk salat. Salat mengajarkan disiplin batin dan konsistensi, dua elemen penting untuk bertahan di era penuh distraksi ini. Namun keimanan bukan hanya soal ritual, melainkan jalan untuk membangun mental yang tangguh.
Peningkatan kecemasan dan depresi di kalangan anak muda, seringkali dipicu oleh tekanan sosial media dan ekspektasi yang tidak realistis. Salat, dalam kerangka Isra Mi'raj, dapat menjadi oasis bagi jiwa, memberikan ruang kontemplasi yang memotong rutinitas.
Karenanya Allah Azza wa Jalla mengingatkan dalam firman Nya di Al-Quran dalam surat Hud, ayat 114Â "Dirikanlah salat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam...." (QS.11:114) dan An-Nisa ayat 103"... Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.". (QS. 4: 103)
Juga dalam Hadits. dari Abdullah bin Mas'ud RA, Rasulullah : bersabda,Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan, dan haji ke Baitullah." (HR.Bukhari dan Muslim)
Salat memiliki filosofi mengingat Allah secara konsisten, menghubungkan hati manusia dengan Allah SWT sepanjang hari. Dengan salat seorang muslim diingatkan bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, dan hubungan dengan Sang Khaliq adalah prioritas utama, menuju kehidupan abadi.
Salat mengajarkan hidup teratur dan disiplin. Waktu salat ditentukan berdasarkan pergerakan waktu, sehingga umat Islam diajak untuk menyelaraskan diri dengan ritme alam. Konsep ini menciptakan kesadaran dalam diri, bahwa waktu adalah amanah yang harus dikelola dengan baik.
Waktu salat yang lima waktu, tersebar sepanjang hari untuk menjaga keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Saat waktu salat, seorang muslim berkesempatan mengingat tujuan hidupnya, beristirahat dari rutinitas dunia, dan me-recharge dan memperbaharui energi spiritualnya.
Inilah saat sejatinya (dalam salat) seorang muslim mengakui Allah adalah Sang Khaliq (Pencipta) dan dirinya hamba yang lemah tak berdaya tanda pertolongan Nya. Salat merupakan simbol ketundukan dan penghambaan kepada Allah Azza wa Jalla.
Hikmah ketika seorang muslim melakukan salat secara tepat waktu dan istiqomah adalah membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan menentramkan hati. Salat berjamaah memperkuat ukhuwah islamiah (Persaudaraan Islam), serta membangun kebersamaan umat.Â
Semua gerakan salat memberikan manfaat fisik, seperti melatih otot, memperlancar peredaran darah, dan menenangkan pikiran. Penelitian juga menunjukkan bahwa salat dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan keseimbangan mental.Â
Nilai Isra Mi'raj dalam Mencapai Kesuksesan
Isra Miraj adalah peristiwa dalam rangkaian sejarah perjuangan Nabi Mujhammad SAW yang penuh dengan simbolisme, membawa pesan mendalam bagi umat manusia, bukan sekadar mukjizat, tetapi sebuah panduan spiritual tentang bagaimana manusia dapat menjembatani kehidupan duniawi dan akhirat.
Peristiwa ini menawarkan wawasan unik tentang apa yang sebenarnya dimaksud dengan kesuksesan sejati, apalagi dikaitkan dalam konteks dunia modern yang terobsesi pada pencapaian material semata, bagaimana nilai-nilai dalam Isra Mi'raj dapat diterapkan dan menjadi landasan untuk meraih kebahagiaan di dunia tanpa melupakan akhirat
Salah satu inti dari Isra Miraj adalah diterimanya perintah salat lima waktu sebagai kewajiban umat Islam. Salat, dalam makna terdalamnya, adalah bentuk komunikasi langsung dengan Allah.Â
Sebuah pengingat bahwa hubungan spiritual adalah pondasi dari semua kesuksesan. Umat Islam diingatkan, salat lah seolah-olah engkau melihat Allah SWT, Tuhan penciptamu dan kalaupun engkau tak melihat Allah SWT, yakinlah bahwa Allah melihat salatmu dan semua tindakan mu.
Di era yang dipenuhi tekanan karier, kompetisi, dan ambisi duniawi, manusia sering kali kehilangan arah. Karenanya salat menjadi solusi untuk mengatasinya salat tidak hanya berfungsi sebagai ibadah, tetapi juga sebagai jeda yang menyatukan kembali jiwa yang tercerai-berai oleh hiruk-pikuk dunia. Ini mengajarkan keseimbangan antara mengejar prestasi dunia dan merawat jiwa.
Salat mengingatkan kita bahwa kesuksesan sejati bukan sekadar tentang apa yang kita miliki, tetapi siapa kita dalam hubungannya dengan Allah. Dengan landasan spiritual yang kuat, segala tindakan duniawi kita akan mendapatkan berkah yang berlipat.
Kendalikan Ambisi dengan Akhlak
Isra Miraj juga mengajarkan keseimbangan antara ambisi dan akhlak. Dalam perjalanannya, Nabi diperlihatkan gambaran-gambaran manusia yang tersesat karena ambisi yang tak terkendali. Di dunia modern, ambisi tanpa batas sering kali menjadi akar dari kehancuran moral, ketamakan, dan ketidakadilan.
Kesuksesan sejati adalah ketika ambisi kita diarahkan untuk kemaslahatan, bukan sekadar untuk diri sendiri. Dalam bekerja atau berbisnis, prinsip ini berarti membangun sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain dan bernilai ibadah di mata Allah.
Kebersihan hati Nabi Muhammad sudah terjaga dari kekurangan sejak lahir. Hati dan jiwa nya (bukan hanya dalam makna yang hakiki) sudah dibersihkan Allah melalui malaikat Jibril. Semua ucapan dan tindakannya yang berisi siar Islam semata hanya dari Allah. Semua perbuatan Nabi Muhammad berakar dari niat yang lurus dan bersih semata-mata karena Allah SWT dan mengharapkan keridhoaan Nya.
Isra Mi'raj dalam setiap fase peristiwanya mengandung pesan penting. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa menunjukkan pentingnya perjalanan fisik yang diiringi oleh niat spiritual. Ini mengajarkan bahwa setiap langkah menuju kesuksesan duniawi harus berakar pada niat yang lurus.
Dalam Mi'raj nya, pertemuan Nabi dengan para Nabi lain, mengajarkan pentingnya belajar dari kebijaksanaan generasi sebelumnya. Dalam dunia yang semakin individualistis, pesan ini relevan, kita membutuhkan bimbingan, kolaborasi, dan hikmah dari mereka yang telah menjalani perjalanan lebih dulu.
Keberanian Melampaui Batas
Sejatinya Isra Mi'raj merupakan penggambaran perjalanan melampaui batas-batas fisik dan spiritual. Lalu bagaimana kita memaknainya dalam konteks modern. Semua bisa diterjemahkan dengan makna keberanian berpikir revolusioner dan melampaui zona nyaman.Â
Kemampuan berinovasi, sekaligus menjaga integrasi moral, adalah kunci keberhasilan, di era yang ditandai oleh disrupsi teknologi dan kompotisi global. Tetapi keberanian ini harus berpijak pada nilai-nilai keislaman yang kuat agar tidak terjebak dalam eksploitasi atau ambisi buta.
Isra Mi'raj yang menggambarkan Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem sebelum naik ke Sidratul Muntaha adalah simbol penting persatuan umat manusia.Â
Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa mewakili dua pusat spiritual yang menghubungkan sejarah agama-agama besar dunia. Dalam dunia modern yang terpecah oleh isu geopolitik, rasisme, dan polarisasi opini, nilai persaudaraan universal ini menjadi krusial.
Poin pelajarannya adalah generasi muda harus mempelajari cara membangun jembatan penghubung bukan tembok pembatas. Kolaborasi lintas budaya dan agama adalah modal penting di era globalisasi. Tentunya bukan dalam konteks Tauhid, tapi dalam konteks persaudaraan sesama umat manusia. Dalam konteks ini, Isra Miraj menjadi pengingat bahwa spiritualitas bisa menjadi dasar untuk menciptakan perdamaian dan harmoni.
Akhlak Mulia Mengatasi Status Quo
Perjuangan Nabi Muhammad menyampaikan kebenaran Islam kepada penentangnya dilakukan dengan keberanian berlandaskan akhlak mulia. Nilai-nilai Isra Mi'raj juga mengajarkan bahwa keberhasilan spiritual dan moral adalah tentang menantang status quo yang merusak.Â
Dalam era di mana ketidakadilan sosial dan kesenjangan ekonomi terus menjadi persoalan besar, generasi sekarang membutuhkan semangat Nabi Muhammad SAW dalam memperjuangkan kebenaran.
Namun, perjuangan ini harus dilandasi dengan akhlak mulia. Media sosial kerap menjadi arena perseteruan, tetapi nilai-nilai adab Islami mengajarkan bahwa komunikasi harus santun dan membangun.
Merangkai Langit dan Bumi Dalam Harmoni
Isra Mi'raj tidak hanya tentang perjalanan melintasi ruang dan waktu, tetapi juga tentang merangkai langit dan bumi dalam keharmonian. Harmoni antara dimensi spiritual dan realitas kehidupan. Kita diingatkan untuk tidak kehilangan arah, meski dunia terus berubah. Terus berpegang pada syariah agama menuju hidup yang penuh berkah.
Bagi generasi sekarang, nilai-nilai Isra Miraj adalah pelita di tengah gelap, mengajarkan bahwa kemajuan hanya akan berarti jika diiringi oleh kesadaran spiritual, keberanian moral, dan semangat persaudaraan.Â
Pada akhirnya, perjalanan Nabi Muhammad SAW adalah cermin perjalanan manusia, mengikuti skenario Allah untuk membawa kebenaran yang hakiki dan sejati dalam semua dimensi kehidupan. Sebuah panggilan untuk terus melangkah, meraih langit, tanpa melupakan akar di bumi.
Isra Mi'raj mengajarkan visi jangka panjang. Perjalanan Nabi melintasi langit adalah simbol tentang pentingnya memahami bahwa kehidupan di dunia hanyalah bagian kecil dari perjalanan besar menuju keabadian. Pelajaran ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam orientasi jangka pendek.
Kesuksesan duniawi yang sejati adalah yang mampu mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang bahagia dalam ridho Allah SWT. Prinsip ini tercermin dalam konsep ihsan, yang merujuk pada usaha maksimal untuk melakukan kebaikan, mengupayakan kesempurnaan, dan menampilkan keindahan dalam hubungan dengan Allah (Habluminallah), manusia (habluminalnas), dan seluruh ciptaan Nya.
Kesuksesan sebagai Jembatan Langit dan Bumi
Isra Miraj memberikan peta spiritual yang tak lekang oleh waktu. Kesuksesan, baik di dunia maupun akhirat, tidak bisa diraih tanpa keseimbangan antara dua dimensi ini. Hubungan dengan Allah melalui salat adalah sumber kekuatan, sedangkan orientasi akhirat menjadi pengingat bahwa dunia hanyalah persinggahan sementara yang harus dimanfaatkan secara benar sesuai ketentuan agama islam, untuk membawa bekal dikehidupan akhirat kelak.
Pelajaran Isra Miraj adalah ajakan untuk membangun hidup yang harmonis. Sukses dalam arti sesungguhnya bukan tentang meninggalkan dunia demi akhirat, atau sebaliknya, tetapi tentang menjembatani keduanya. Menjadi terintegrasi harmoni. Dengan nilai-nilai ini, setiap langkah yang kita ambil di dunia bisa menjadi bagian dari perjalanan besar menuju kebahagiaan abadi di akhirat.
Jkt/25012025/Ksw/117
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI