Â
Mentari pagi baru saja naik sepenggalah. Cahayanya menyelinap di celah-celah bukit pegunungan Jordan, kala para penjelajah siap melangkah ke dalam dunia kuno penuh misteri. Deru kaki kuda yang berpacu di sisi kiri dan ringkikan kuda yang menarik kereta kayu membuat sedikit kegaduhan, menerbos sunyi di antara tebing batu. Petra, kota kuno yang terukir dalam sejarah, berdiri sebagai mahakarya Nabataean yang membawa kita menyelami labirin waktu. Â Perjalanan menuju jantung kota kuno ini lebih dari sekedar langkah kaki ziarah fisik. Ini pengalaman spiritual yang dahsyat dan menakjubkan. Petra adalah simfoni antara alam dan manusia, di mana setiap batu bercerita tentang kejayaan dan mitos.
Dari Pintu Utama Hingga Gerbang Kota
Sepuluh ekor kuda dengan penunggang di atasnya berjalan beriring. Sesekali, penuntun kuda melihat penumpangnya, memastikan ia tetap berada di atasnya. Kecepatan langkah kuda menyusul lima belas orang pejalan kaki yang tak hendak mengendarai kuda atau kereta kuda menuju gerbang kota. Tak lama, tiga kereta kuda yang membawa dua orang disetiap kereta menyusul. Semua bergerak menuju titik yang sama. Gerbang kota Petra. Kecuali kereta kuda yang akan bertemu nanti di "The Treasury".
Harga tiket masuk 50 Dinar Jordan, setara Rp 1.151.150 dengan kurs Rp 23.023 per 1 Dinar Jordan untuk dewasa, (penggunaan 1 hari) rasanya masih "Worth it" atau sepadan untuk menikmati situs arkeologi bersejarah Petra yang sangat luas dan terkenal di dunia.
Berjalan atau berkuda di pasir berbatu kecil berdebu sepanjang jalur menuju gerbang kota Petra menjadi cara yang menarik untuk memulai petualangan. Memberikan nuansa film klasik dan menjadikan perjalanan lebih dramatis. Lanskap megah dengan bukit bertekstur batu merah serta runtuhan bangunan kuno memberi keintiman tersendiri bagi pengunjung untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Perjalanan penuh keajaiban alam dan sejarah, memberi kesempatan untuk menyadari betapa monumental dan indahnya kota kuno ini. Ada keheningan khusus yang tercipta. Suara langkah kaki pengunjung, derap kaki dan ringkikan kuda, menciptakan pengalaman yang sangat khusus dalam alam bawah sadar manusia.
Akhir perjalanan ini adalah titik awal masuknya pengunjung ke area utama kota kuno penuh sejarah. Reruntuhan dan struktur bebatuan yang telah bertahan ribuan tahun seakan menebar aura sejarah yang kental. Menciptakan sentuhan magis dan rasa penasaran untuk mengeksplorasinya.
The Siq : Pintu Gerbang Waktu
Runtuhan pintu gerbang Kerajaan Nabataean masih tersisa. Jejak kemegahanya terlihat jelas. Dalam beberapa momen tertentu, pengelola menempatkan beberapa penjaga berpakaian prajurit Nabataean, untuk menarik kunjungan wisata. Di jalur selanjutnya sebuah ngarai sempit sejauh 1,2 km akan menjadi ruang waktu meneluri peradaban kuno bangsa yang pernah berkuasa, Nabataean. Disebut The Siq, pintu gerbang waktu bagi pengunjung menuju alam kehidupan bangsa yang memiliki peradaban tinggi di masanya.
The Siq bukan sekedar jalan setapak. Sebuah jalan panjang menuju Al-Khazneh (The Treasury). Ia adalah kanvas geologis yang dilukis alam selama ribuan tahun. Dinding batu pasir menjulang tinggi di kedua sisi, mengular seperti pita waktu, mengantar pengunjung ke dunia Nabataean. Jalur sempit ini dikepung dinding batu setinggi 80 meter. Memiliki warna bergradasi dari merah, oranye, biru, kelabu, hingga coklat keemasan. Saat sinar matahari menyelinap, menciptakan tarian cahaya di permukaan tebing. Rasanya seperti berjalan melewati gerbang menuju dunia lain. Di setiap sudutnya, napas sejarah terasa kental di dada. Berimajinasilah, maka kita akan mendapatkan gambaran yang luar biasa.
The Siq menawarkan sensasi keajaiban visual di depan mata yang sulit diabaikan. Ditambah ringkikan dan derap kaki kuda penarik kereta di jalan batu alam, menambah nuansa otentik ruang waktu yang sedang ditelusuri. Yang karena kehadirannya, harus berbagi jalan untuk membiarkan kereta kuda melintas jalur kita.
Sesekali, berhentilah berjalan dan tengoklah keatas. Rasakan aura magis dari cahaya matahari yang menyusup di sela-sela tebing ngarai setinggi 80 meter, bahkan lebih. Biarkan mata memandang lukisan indah karya Sang Kuasa yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Terkadang sensasinya seakan membawa anda memasuki dunia lain nun jauh di sana.
Memulai eksplorasi dari pintu gerbang, pengunjung disajikan lanskap alam penuh paduan warna. Yang unik di antaranya terdapat ukiran batu khas yang menggambarkan dewa-dewa Nabataean, patung-patung kuno, dan berbagai bentuk seni yang menggambarkan kehidupan masyarakat pada masanya.
Petra memiliki banyak patung yang digunakan untuk keperluan pemujaan dan ritual keagamaan. Patung-patung ini sering kali menggambarkan dewa-dewa yang dihormati oleh bangsa Nabataean. Diukir langsung ke dalam dinding batu ngarai. Seringkali digambarkan dalam bentuk fugur manusia atau makhluk mitologi. Misalnya Dushara, sebagai dewa pelindung dan Al-Uzza, dewa yang dikaitkan dengan bulan dan Bintang.
Bangsa Nabataean memuja Dushara sebagai dewa pelindung utama. Kuil besar Dushara didirikan dipuncak bukit kota Petra. Dari titik ini pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler kota Petra. Pengaruhi kebudayaan Yunani-Romawi terlihat jelas pada gaya arsitek Nabataean di kuil ini.
Di beberapa bagian kota, pengunjung juga dapat melihat altar pemujaan yang digunakan oleh masyarakat Nabataean untuk menghormati dewa-dewa mereka. Biasanya ditemukan di tempat-tempat yang lebih tinggi atau di ruang terbuka, seperti di dekat kuil atau di tengah kota. Di area-area ini, altar digunakan untuk persembahan kepada para dewa, termasuk binatang kurban atau barang-barang lainnya. Keberadaan altar ini menunjukkan betapa kuatnya peran agama dalam kehidupan masyarakat Nabatea.
Relief pemujaan ini dapat kita lihat sepanjang jalan. Menggambarkan sosok dewa yang dipuja dan bermakna spiritual. Semua menunjukkan bagaimana masyarakat Nabataean sangat tergantung pada keyakinan mereka terhadap kekuatan alam dan kekuatan dewa yang dianggap tuhan.
Â
Patung Gajah, Ikan dan Relief Caravan Onta
Di sepanjang lorong waktu The Siq. Dimana jalan tanah pasir merah  dan batu besar menjadi jalur yang dilalui, ada satu patung besar yang menarik. Patung yang menggambarkan seekor gajah, bila dilihat dari sisi muka. Namun, seperti ikan dengan sirip yang membentang bila dilihat dari isi lain.
Beberapa arkeologi dan ahli sejarah berdebat akan makna patung ini. Namun ada teori yang mengatakan bahwa patung ini mungkin merupakan symbol atau representasi dari gabungan dua elemen, Gajah dan ikan, sebagai lambang kekuatan  atau pengaruh dewa tertentu dalam budaya Nabataean.
Gajah diasosiasikan kekuatan dan keperkasaan. Ikan dianggap simbol kesuburan dan kelimpahan. Gabungan keduanya menggambarkan keseimbangan antara kekuatan dan kemakmuran dalam budaya Nabatea.
Relief dinding karavan unta adalah sesuatu yang unik lainnya. Sebagai simbol penting dalam perdagangan Nabateaean. Â Mereka menguasai jalur perdagangan yang menghubungkan Arab dengan dunia Mediterania dan Timur Tengah. Membawa barang-barang berharga seperti rempah-rempah, minyak, dan tekstil di atas tubuhnya.
Relief dinding karavan unta bermakna keberlangsungan ekonomi Petra yang banyak tergantung pada onta sebagai alat transportasinya. Relief ini juga menunjukkan bagaimana bangsa Nabatea menggambarkan kehidupan sehari-hari mereka melalui seni yang halus. Karavan-karavan ini sering diukir dalam posisi berjalan, menunjukkan perjalanan panjang yang dilalui dalam kondisi gurun yang keras.
Â
Pakar Sistem Irigasi
Hebatnya, saat itu Nabataean sudah pakar dalam irigasi. Sistem pengairannya mengandalkan ilmu fisika alam, bahwa air akan mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Di area yang tinggi, mereka membuat bendungan dan penampungan air hujan dan sumber air lainnya, lalu mengalirkannya ke seluruh kota.
Jalur air irigasi terbuat dari pahatan batu, yang dibuat saling menyambung. Menghubungkan satu titik dengan titik lainnya. Mengalirkan air hujan dari dinding batu ngarai atau dari bendungan. Kemampuan ini merupakan pencapain besar bangsa Nabatatean. Sistem irigasi canggih mereka memungkinkan mereka menghidupi kota di tengah kehidupan gurun yang keras.
Semua menunjukan peradaban dan pengetahuan yang tinggi tentang teknis dan mekanisme pengelolaan air. Bangsa Nabataean bukan hanya ahli dagang, tetapi juga insinyur yang ulung. Setiap tetes air yang mengalir ke kota ini adalah bukti adaptasi manusia terhadap kerasnya alam gurun.
The Treasury (Al-Khazneh)
Lorong waktu The Siq saat terakhir adalah momentum pemandangan mata yang sangat memukau. Begitu Anda melewati tikungan terakhir The Siq, berhentilah sejenak. Lalu arahkan pandangan anda ke depan. Pemandangan memukau akan membuat kita semua terpesona. The Treasury (Al-Khazneh)Â muncul seperti adegan film yang diatur dengan sempurna. Jangan biarkan moment indah berlalu begitu saja. Abadikan dengan Smartphone, jadikan dia bukti keberadaan anda di sana.
Pandangan kita seolah terbingkai dalam frame unik nan eksotik. Dinding ngarai yang tinggi membentuk dimensi frame alam indah. Berdirilah dengan gaya anda, dan biarkan The Treasury (Al-Kazneh) menjadi latarbelakang foto atau video anda yang indah penuh pesona.
Al-Khaznah diukir lamngsung ke dalam dinding batu merah muda. Menjadi struktur paling ikonik di Petra dan symbol dari pencapaian arsitektur Nabataean kuno. Dibangun pada abad ke 1 Masehi sebagai makam Raja Aretas IV, penguasa Kerajaan Nabataean yang berkuasa pada masa itu.
Dalam bahasa Arab Al-Khazneh bermakna "The Treasury". Dikaitkan dengan mitos lokal bahwa bangunan ini menyimpan harta karun yang tersembunyi. Namun semua tak terbukti secara arkeologis.
The Treasury (Al-Khazneh) memiliki Struktur dengan fasadnya yang megah. Berukuran lebar sekitar 25 m dan tinggi 40 m. Seolah dirancang untuk membuat siapa pun terdiam takjub, terpesona. Dihiasi dengan detail-detail pahatan yang mencerminkan kejayaan arsitektur Nabataean yang halus dengan kolom-kolom bergaya Yunani-Romawi. Dengan ukiran dekoratif , serta relif-relif yang menggambarkan dewa dan makhluk mitologi yang memiliki makna penting dalam budaya Nabataean.
Al-Khazneh berdiri sebagai simbol Petra yang paling ikonik. Kontras dengan latar disekelilingnya. Yang hanya batuan bukit yang berwarna merah bata. Â Dipilih sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia pada 2007. Sudah dinyatakan sebagai salah satu kekayaan budaya paling berharga dari warisan budaya manusia dunia oleh UNESCO Pada 1985.
Berdiamlah sejenak atau cobalah duduk disalah satu batu terdekat. untuk menyerap keagungan ini. Biarkan jiwa petualangan anda mengembara dan atmosfer di sekitar Anda berbicara. Ini adalah tempat di mana waktu seolah-olah berhenti bergerak.
Â
Menuju Jantung Peradaban Nabataean
Dari The Treasury, perjalanan dapat kita lanjutkan ke kompleks yang lebih luas. Sebuah  amphitheater yang menakjubkan dan mampu menampung lebih dari 4.000 orang dapat kita lihat. Terletak di sisi bukit yang menjorok ke kota. Sebuah bukti kecanggihan teknik dan budaya masyarakat Nabataean.
Melihat fakta di depan mata saja sudah luar biasa, apalagi membayangkan betapa megahnya tempat ini di masa nya. Â Ketika pertunjukan berlangsung di bawah langit terbuka. Saat gladiator harus saling mempertahankannya nyawa. Berhadapan dengan sesama manusia atau singa. Atau juga acara seni budaya dan acara-acara keagamaan lainnya.
Disain khas amphiteater dengan susunan tempat duduk yang mengelilingi arena pertunjukan. Dinding terbuat dari batu lokal, dan bagian belakang amphiteater ini merupakan tebing batu yang terjal, memberikan kesan dramatis pada strukturnya.
Amphiteater menjadi bagian dari kehidupan sosial kota Petra. Berfungsi sebagai pusat hiburan, dan kegiatan sosial, juga keagamaan. Bahkan pertemuan penting yang dihadiri masyarakat Petra.
Bila langkah kita terus berlanjut, mengekplorasi kota dan pemukiman kuno Nabataean ini, maka kita akan menjumpai sisa-sisa rumah, kuil, dan makam yang tersebar di sepanjang lembah. Setiap sudut kota menawarkan cerita, setiap batu membawa jejak sejarah. Semakin banyak kita mengeksplorasinya, semakin banyak hal menakjubkan akan kita lihat di sana.
Makam Dalam Batu
Makam-makam yang diukir langsung ke dalam batu adalah salah satu ciri khas Petra, termasuk lubang-lubang kamar yang berfungsi sebagai tempat pemakaman. Berbentuk kamar-kamar kecil yang terletak di dinding-dinding batu. Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan jenazah dan barang-barang berharga milik orang-orang penting atau bangsawan Nabatea.
Beberapa lubang kamar yang ditemukan di Petra dipahat sedalam beberapa meter ke dalam dinding batu. Umumnya memiliki desain yang sangat sederhana namun sangat teratur. Beberapa memiliki pintu berbentuk lengkungan dan jendela kecil yang menghadap ke luar. Patung-patung kecil atau relief dewa-dewa sering ditemukan di sekitar pintu masuk sebagai bagian dari upacara pemakaman.
Hidup setelah mati bermakna sangat penting bagi bangsa Nabataean. Makam berfungsi memastikan kesejahteraan jiwa orang yang sudah meninggal. Mereka mengukir makam mereka dengan sangat hati-hati, dengan beberapa makam bahkan dihiasi dengan ukiran atau simbol-simbol keagamaan yang menunjukkan kedudukan sosial atau status orang yang dimakamkan.
Beberapa makam yang ditemukan di Petra diduga merupakan tempat peristirahatan para raja Nabataean. Di bagian tertentu kota, pengunjung bisa melihat makam yang lebih besar, dengan ukiran-ukiran lebih rumit dan pintu-pintu makam yang dihias dengan seni yang lebih indah.
Struktur Kota dan JalanÂ
Selain makam, amphiteater, dan kuil, di Petra juga terdapat jalan-jalan besar yang dulunya dipenuhi dengan toko-toko dan tempat perdagangan. Mengarah ke berbagai bagian kota, dengan batu besar dan saluran air yang mengalir di sepanjang jalan, menciptakan jaringan transportasi yang efisien untuk kota kuno ini.
Pengunjung bisa melihat jalan utama kota yang luas, yang dilapisi dengan batu besar. Jalan ini dulunya dipenuhi dengan bangunan perumahan dan toko-toko, dan menghubungkan berbagai distrik penting di dalam kota Petra.
Selain struktur besar seperti kuil dan makam, Petra juga memiliki banyak rumah-rumah kecil yang dulunya digunakan oleh penduduk sehari-hari. Beberapa rumah ini juga dipahat langsung ke dalam batu, memberikan gambaran tentang cara hidup masyarakat Nabatea pada zaman kuno.
Sentuhan Modern di Tengah Keabadian
Petra bukan hanya sebuah situs arkeologi; ini adalah pengalaman multidimensional yang menghubungkan kita dengan masa lalu, menginspirasi kekaguman, dan meninggalkan kenangan yang akan terus hidup dalam benak Anda. Jadi, bersiaplah untuk tersesat dalam keindahannya --- dengan cara terbaik yang bisa Anda bayangkan.
Petra yang juga dijuluki "Kota Mawar" karena watrna bebatuannya, tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah, tetapi juga inspirasi bagi dunia modern. Setiap sudut Petra, dari lorong The Siq hingga puncak kuil Dushara, mengingatkan kita bahwa manusia adalah bagian dari alam yang lebih besar dan sejarah adalah jejak yang tidak pernah benar-benar hilang.
Petra bukan hanya destinasi wisata ia adalah perjalanan ke dalam jiwa. Jadi, bersiaplah untuk terpesona, karena Petra akan mengguncang batin Anda dengan keindahan, misteri, dan kisahnya yang abadi.
Jkt/24012025/Ksw/116
# Kompasioner adalah pecinta perjalanan penuh dimensi keindahan, sejarah dan religi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI