Sejarah mencatat bahwa pemerintah mampu mengembalikan kurs rupiah yang sempat terjun ke level Rp 16.800 per dolar AS pada Juni 1998 ke kisaran Rp7.000 -- Rp8.000 per dolar AS, yaitu di era pemerintahan B.J. Habibie. Beliau bukanlah politisi atau ekonom. Tetapi teknokrat. Sudah malang melintang di dunia teknologi, Menristek, Wapres, hingga menjadi Presiden.
Sebuah cerita memang bisa mengembalikan segalanya. Dimata pelaku pasar 1997/1998, Habibie dipandang sebagai sosok boros, yang suka menghamburkan uang pemerintah untuk proyek-proyek mewah dan megah.
Perdana Menteri Singapura saat itu, Lee Kuan Yew, menyebut naiknya Habibie sebagai presiden bisa "menghancurkan rupiah" , seperti ditulis Majalah Tempo, edisi 11 Oktober 1999. Faktanya di era pemerintahan Habibie, ekonomi Indonesia justru masuk dalam fase pemulihan pasca-krisis moneter 1998.
Dengan segala kebijakannya perekonomiannya, Habibie mampu meletakkan pondasi penting bagi perjalanan perekonomian Indonesia hingga menuju stabilitasnya saat ini.
Pertanyaan yang terus bergema di benak para ekonom, menjadi harapan pelaku pasar, dan masyarakat luas adalah: mampukah rupiah kembali perkasa? Walau tidak terlalu berharap banyak menjadi Rp7.000 -- Rp8.000 per dolar AS seperti masa Habibie. Paling tidak kembali ke level Rp 14.000 per dolar AS ? Tentunya jawabannya tidak sesederhana membalik telapak tangan.
Andaikan inflasi global dapat terkendali dan Mr.The Fed membuat kebijakannya melunak, mungkin saja tekanan terhadap rupiah mereda, atau sedikitnya berkurang.
Di sisi lain faktor domestik terkadang dominan memainkan peran. Stabilitas politik dan ekonomi masa pemerintahan yang baru seumur jagung lebih punya peran penting untuk membuat cerita bahagia tersendiri dari nilai keperkasaan rupiah yang terus menguat.
Dalam skenario optimis, dengan segala manuver kebijakan ekonomi dan politik yang tepat dengan catatan ekonomi global terus bergerak lebih kondusif, keperkasaan rupiah mungkin saja bisa bergerak perlahan menuju 14.600 sampai Rp 14.900 dalam enam bulan mendatang. Namun, harus tetap disadari, di depan jalan mobil yang dikendarai masih banyak jalan penuh liku yang harus ditempuh.
Menanti Harapan di Tengah Ketidakpastian
Harapan melihat keperkasaan rupiah dalam skenario alam tentang melemahnya rupiah, adalah bagian dari dinamika ekonomi dunia yang tak terhindari.Â
Laksana bermain arung jeram di arus sungai yang mengalir deras, ada kalanya ia mengarungi jeram yang liar dan buas dan ada saatnya ia akan menemukan ketenangan di muara sana.