Beberapa inisiatif utama juga telah dilakukan pemerintah China dalam mengelola destinasi wisatanya. Mereka telah menetapkan rencana lima tahun untuk mengembangkan sektor pariwisata dalam periode 2021-2025, dengan menekankan pentingnya pengelolaan destinasi wisata berkelanjutan, termasuk pelestarian lingkungan dan budaya lokal.
China juga telah menerapkan prinsip pengelolaan berkelanjutan yang mencakup pengelolaan dampak sosial-ekonomi, budaya, dan lingkungan. Termasuk upaya meminimalkan dampak pariwisata massal dan memastikan bahwa manfaat ekonomi dari pariwisata dirasakan oleh masyarakat lokal.
Mereka juga berfokus pada pelestarian lingkungan di destinasi wisata dengan mengurangi polusi, mengelola limbah dengan lebih baik, dan melindungi keanekaragaman hayati.
Upaya pelestarian budaya juga menjadi prioritas, dengan program-program yang mendukung dan mempromosikan warisan budaya lokal. Mereka juga bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mengadopsi standar global dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Semua langkah-langkah ini menunjukkan komitmen China untuk memastikan bahwa pariwisata tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal.
Bagaimana Dengan Indonesia
Negeri besar yang kaya dengan destinasi wisata sekelas dunia ini seharusnya lebih berkomitmen dalam kebijakan Sustainability dalam pengelolaan pariwisatanya. Tentunya secara kebijakan negara semua aspek Sustainability Policy sudah ada.
Di sektor Pariwisata Indonesia telah mengembangkan kebijakan peningkatan pariwisata berkelanjutan, namun implementasi kebijakannya masih menghadapi tantangan dalam hal koordinasi antar Lembaga dan peningkatan kesadaran masyarakat.
Diperlukan komitmen besar dan kuat dari para pemimpin agar mau dan mampu mengimplementasikan kebijakan Sustainability di lapangan. Memastikan bahwa koordinasi yang baik antar Lembaga bisa berjalan dalam satu misi dan tujuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi aktif mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan agar manfaatnya langsung dapat dirasakan masyarakat.
Kami, 28 petualang semi adventure Silk Route telah melihat dan merasakan bagaimana objek wisata yang dikunjungi telah menerapkan kebijakan pariwisata berkelanjutan di negaranya.
Walau tidak semua peserta memahami konsep Sustainability secara konsep keilmuan, namun secara praktis mereka bisa langsung melihat dan merasakan fakta di objek wisata tersebut. Bagaimana teratur, bersih dan nyamannya berada di suatu objek wisata kelas dunia yang telah dikelola dengan baik dalam sistem berkelanjutan.