Unta ini juga memiliki bulu yang tebal dan panjang, terutama di musim dingin, yang melindunginya dari suhu dingin gurun yang ekstrim. Bulu panjang ini akan rontok dengan sendirinya saat musim panas.
Unta Baktria juga memiliki kaki yang lebar dengan bantalan kaki tebal yang membantunya berjalan di pasir tanpa tenggelam. Ia juga memiliki bulu mata yang panjang dan kelopak mata ketiga untuk melindungi mata dari pasir dan debu. Mulut nya sangat kuat dan mampu memakan tanaman berduri yang tumbuh di gurun pasir.
Ukuran tubuhnya pun lebih besar dan lebih kekar dibandingkan unta-unta di Jazirah Arab. Unta Baktria mampu bertahan tanpa air selama satu minggu hingga sepuluh hari.
Dalam kondisi tertentu unta ini mampu berjalan hingga 32 km atau 20 mil per hari. Unta jenis ini banyak dijumpai di daerah gurun dan stepa di Asia Tengah, termasuk Gobi Desert.
Sementara Unta-unta di Jazirah Arab dikategorikan sebagai Unta Dromedaris (Camelus driomedarius) dengan ciri-ciri fisik berpunuk tunggal, yang berfungsi sebagai cadangan lemak.
Bulunya lebih tipis, karena mereka hidup di iklim yang lebih panas. Memiliki ukuran tubuh yang lebih ramping dan memiliki kaki yang lebih panjang. Dan mampu berjalan hingga 160 km tanpa air. Serta memiliki kemampuan menutup lubang hidung untuk mencegah masuknya pasir.Â
Unta jenis dromedaris banyak dijumpai di daerah gurun di Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Jazirah Arab.
Menjadi Bagian dari Konvoi Besar Unta di Gobi Desert
Kelompok penjelajah Silk Route pun harus dibagi saat hendak menunggangi unta di Gobi Desert. Disesuaikan dengan unta dan pawang yang mengendalikannya. Satu kelompok bisa 4, 5, maksimal 6 unta. Semua harus menurut. Kalau tak mau, tak bisa ikut.
Kami semua pun bergerak ke "stasiun Unta". Dimana ratusan unta duduk menunggu. Sang pawang unta pun memulai memilihkan unta yang sesuai dengan ukuran tubuh. Menginstruksikan cara naik dan duduk tenang di atasnya.